Prolog

2K 90 43
                                    

Hari ini acara MOS dan DEMOS selesai. Dengan hati riang Ara berjalan ke stand paskibra seperti anak kecil, kelakuan Ara yang begitu bocahnya menarik perhatian beberapa laki - laki. Namun Ara cuek - cuek saja.

"Yaahhh," desah Ara kecewa begitu melihat banyaknya antrian di stand paskibra.

"Tapi gapapa deh," serunya dengan riang. Ngantri bejibun bukan masalah bagi Ara, selama dia bisa menjalankan niat awal masuk paskibra.

Semoga ntar yang ngasih formulir kakak ganteng. Amiin.

Terus menerus berdoa sampai akhirnya dia mendapat giliran. Senyum Ara mengembang ketika melihat targetnya sedang mengobrol bersama temannya tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tulis nama sama nomor telfon ya dek," ucap kakak kelas Paskibra yang diketahui Ara bernama kak Riska.

Ara mengangguk semangat, namun tangannya dilemes - lemesin supaya bisa berlama - lama disini.

"Woy lama banget sih! Buruan! Bukan lo doang yang pingin modus deketin KAKAK GANTENG!"

Bangke

Frontal banget.

"Kenapa pipinya merah dek? Bener ya mau modus sama Kak Vero?"

Iyalah kak. "Enggalah kak, saya mah udah punya pacar."

Gue jones.

"Nih dek formulirnya."

Jrengjreng...

Ara menatap formulir yang ada dihadapannya lalu pandangannya naik tepat kehadapan orang yang memberinya formulir.

Kak Vero...

"Lama banget! Itu KAKAK GANTENG ngasihin formulir buat lo. Sampe rumah taroh DIETALASE YA!"

IYA GUE AWETIN SEKALIAN SAMA LO - LO NYA JUGA.

Pipi Ara sudah memerah sempurna. Tangannya mengambil formulir dari tangan Vero. Vero tertawa geli dalam hati melihat tingkah anak - anak kelas 10 yang ingin masuk Paskibra.

"Makasih kak."

Ucapan terima kasih Ara di balas dengan senyuman dan jempol dari Vero. Yang lain histeris tidak karuan.

"Senyumnya gak nahan."

"Oksigen."

"Gue mau pingsan, gue mau pingsan."

Gue mau mati.

Dengan langkah malu - malu Ara keluar dari barisan.

"kalian tau gak?"

Langkahnya diubah menjadi diseret karna ingin mendengar apa yang disampaikan kakak paskibra.

"Kak Vero kan udah punya pacar tau."
Deg.

Demi apaan?! Batin Ara berteriak begitu keras.

Suara histeris membuat Ara menengok kebelakang. Disamping Vero berdiri perempuan cantik dengan rambut coklat sebahu bermata sipit seperti orang jepang dengan lensa mata berwarna coklat tua. Mendadak Ara jadi iri dan ingin menonjok wajah cantik pacar Vero agar sama dengan wajahnya.

Terdengar teriakan - teriakan patah hati dari antrian.

"Sakit hati hayati bang."

Lo pikir gue kagak

"KAKAK GANTENG. Teganya -teganya dirimu kak!"

Gue tau suara siapa itu.

"Gak jadi masuk paskibra ah."

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang