Gue sayang sama lo.

1.1K 66 31
                                    

Dio membawa Ara ke Gramedia yang berada di Mall Metropolitan.

"Gue sering kesini. Lo?" tanya Dio menatap Ara yang ada disamping kanannya.

"Gue juga." Singkat.

Lalu hening.

Nih cewe sumpah ya, gimana coba bikin dia biar gak cuek.

Dio sebenarnya sudah nyaris ingin memakan Ara hidup - hidup. Oke cara makan yang ini beda pengertian. Makan dia. Mencicipinya. Sial otak gue kenapa coba.

Mereka berjalan masuk ke dalam Mal. Saat menaiki lift, ada ibu - ibu yang membawa banyak anak kecil. Ara yang berada dipojok lift sebelah kanan, menatap salah satu anak kecil perempuan yang berambut keriting berwarna coklat tua.

"Cantik," ucap Ara dengan senyum.

Karna banyaknya anak kecil, Dio menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Ara.

"Iya ya." Suara Dio pelan dan lembut. Ara menengok kekiri dan mendongak ke atas. Wajahnya sangat dekat dengan Dio. Padahal suara - suara dari anak kecil, begitu banyak. Namun, dunia mendadak hening bagi mereka berdua.

Ting!

Lift terbuka, Ara langsung buru - buru keluar dengan keadaan jantung yang berdetak kencang. Jantung gue kenapa gak bisa diem.

Ara menggeleng dan menenangkan dirinya. Saat sudah fokus dengan pandangan didepannya, Ara tersenyum girang. Toko buku. Dihadapan adalah surga dunia bagi Ara. Tentu, dia mencintai toko buku karena ada novelnya. Kalau buku pelajaran, Ara suka - suka moodnya saja.

"Yuk," ajak Ara dengan semangat. Dia berjalan duluan meninggalkan Dio yang tersenyum puas. Ara menyukai buku. Dio sudah tau salah satu hal yang Ara suka. Satu point yang Dio banggakan dalam dirinya.

Mereka berada di rak tempat novel terlaris yang tentunya kebanyakan novel incaran Ara.

"Suka novel romance?"

Deg.

Ara menoleh dengan cepat ke kanannya. Bukan, itu Dio. Bukan laki - laki yang dulu menanyakan hal serupa dengan yang Dio tanyakan. Sial, kenapa gue jadi keinget lagi sih.

"Eng-engga juga," jawab Ara lalu mengembalikan novel tersebut ke tempatnya. Kini Ara menelusuri novel - novel lainnya. Novel yang bisa menggugah rasa penasarannya.

Tatapan Ara terhenti pada novel yang dulu sama persis diberikan oleh seseorang di masa lalunya.

Ara mengambilnya dan tersenyum tipis. Ia ingat... Bagaimana alur dari buku ini. Penulisnya membuat Ara seolah berfantasi bahwa dirinya adalah tokoh yang ada dalam cerita.

"Jadi keinget," gumam Ara.

"Mikirin siapa?" Dio tau kalau Ara sedang memikirkan seseorang.

"Putra." Ara langsung membekap mulutnya. Keceplosan.

"Siapa tuh? Gue curiga."

"Apaan sih." Ara mendengus kesal.

"Yaudah dah. Mau beli yang itu?" tanya Dio tak memperpanjang masalah. Padahal dalam hatinya ia penasaran setengah mati dengan Putra.

"Engga kok." Jawaban Ara membuat Dio mengernyit heran.

Sebenernya dia suka novel apa sih? Batin Dio geregetan sendiri.

Kini Ara mengambil buku dengan judul 'Chocolate Thief' karya Laura Froland.

Dalam benak Dio terbesit bahwa Ara menyukai novel itu. Dilihat dari mata Ara yang berbinar. Kini Ara membaca belakang buku novel itu dan tersenyum puas sambil menatap Dio.

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang