Gope.

1.3K 81 27
                                    

"Gope? Buat?" Tanya Ara makin bingung.

Laki - laki disamping Ara mendengus kesal. "Punya kagak?" Tanyanya dengan songong.

Ara melirik kesal. "Lo malak gue?"

"YAKALI MALAK CUMA MINTA GOPE."

Laki - laki disampingnya kesal. Ara tau itu.

Dalam hati Ara tertawa geli. "Oke, tapi buat apaan?" Tanya Ara, lagi.

"Udah apa elah minta gope doang," jawab laki -laki itu dengan nada kesal.

Ara bersender pada batang pohon."Gak ada."

"Miskin amat sih gope aja gak punya," ucap Dio kesal pada perempuan disampingnya ini.

"Pea," ucap Ara singkat.

Dio terdiam. Oh iya, bego banget gue.

"Maap."

Niat awal hanya ingin meminjam uang lima ratus perak untuk beli air mineral. Namun ia menjadi tertarik dengan perempuan disampingnya ini karna sifat cueknya yang membuat Dio penasaran.

"Mana?" Tanya Dio sekali lagi.

"Beneran gak ada."

Dio menatap Ara dengan jengkel. "Curut lo ya."

Ara menggedikkan bahunya. "Elo bangkenya," ucap Ara santai.

"Serah lo aja."

Akhirnya keadaan hening.

Nih cewe cuek amat elah. Batin Dio. Rasa penasaran akan perempuan disampingnya membuat Dio membuka suara.

"Lo kelas berapa?"

"X-MIA3," jawab Ara singkat. Hal itu membuat Dio jadi geregetan sendiri, belum pernah dia menemukan perempuan secuek perempuan disampingnya ini.

"Gue X-MIA1," ucap Dio memberi tau, namun tidak di balas oleh Ara.

"Gak nanya."

Please deh, jadi cogan tuh ada cuek - cueknya gitu kek. Biar kayak dinovel - novel gitu. Batin Ara.

"Ngasih tau."

Dio jengkel sendiri. Selama dia di SMP, dia selalu berhasil memikat hati perempuan dengan sifat cueknya. Dio itu cuek. Entah kenapa kali ini dia membuang sifat cueknya itu dan justru dia dicuekin sama perempuan disampingnya ini. Karma itu ada. Dio kali ini mengakui itu.

"Gak mau tau," ucap Ara lalu dia menjauh dari Dio beberapa langkah.

"Nama lo siapa?" Tanya Dio setelah ikut berpindah tempat kedekat Ara lagi.

Ara kaget lalu menoleh dengan kesal. "Kenapa sih?"

"Nama lo?"

"Dinara, panggil Ara aja," jawab Ara kemudian dia menutup bibirnya rapat - rapat.

"Lo gak mau tau nama gue?"

Dio berusaha dengan gigih agar bisa mendapat perhatian perempuan cuek bebek disampingnya ini.

"Lah penting?" Tanya Ara dengan menaikkan alisnya.

"Oke oke. Nama lo?" Tanya Ara akhirnya, ketika Dio menatap Ara dengan mengedipkan matanya beberapa kali. Padahal mata Dio kelilipan tapi itu yang membuat pertahanan Ara runtuh. Ara paling tidak bisa melihat laki -laki dengan bulu mata lentik mengedipkan matanya beberapa kali. Apalagi cogan kayak begini.

"Dio Veroland." Senyum Dio mengembang.

"Oh."

Gue harus gimana lagi?! Teriak Dio dalam hati.

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang