Gosip

923 68 23
                                    

"Lo pacaran sama Dio?"

Ara spontan menoleh ke Feni.

"Ha?"

Feni tersenyum menyeringai. "Elo pacaran sama Dio, kan?"

Mata Ara membulat. "Lah, kata siapa?"

"Gosipnya udah mulai kesebar. Terutama anak X MIA-1 udah pada heboh semua."

Feni menaik turunkan alisnya. "Pj lah. Jadian pas dinner mah enak ya.... so sweet gitu...."

Anjir, gegara dinner kemarin? Set dah ngapa jadi begini? Batin Ara frustasi.

"Gadanta. Orang cuma makan doang," ucap Ara sewot.

Ia lantas pergi keluar kelas, sendirian. Ia butuh sendiri....

"Ara ya?"

Ara menoleh ke kanannya. Seorang perempuan berkacamata, tersenyum padanya.

"Iya?"

Perempuan itu berbisik pada temannya, lalu temannya itu masuk kedalam kelas. Ara mengernyit bingung.

"Tunggu ya," ucap perempuan berkacamata itu.

Ara mengangguk lambat. Kenapa sih?

"Ilah, gak usah narik - narik."

Suara itu.

Ara baru menyadari bahwa ini kelas X MIA-1.

Perlahan suara - suara berisik itu semakin menghampiri Ara. Akhirnya, orang yang sedari tadi memprotes agar tidak di seret, berada di hadapannya.

Ara memasang wajah datar dan hanya 2 detik menatap orang dihadapannya, lalu melenggang pergi.

Dia marah. Batin Dio tidak karuan. Ini salahnya karna memberitahukan bahwa ia kemarin dinner dengan Ara kepada temannya. Namun temannya itu justru membeberkan hal yang tidak - tidak kepada semunya.

Gue harus apa....?

☆☆☆

"Dek..."

"Ha iya ada apa kak?" Ara yang tadinya duduk bengong dikantin sembari bertopang dagu, langsung kelabakan karna kaget.

Lelaki itu tersenyum lucu melihay tingkah ara.

"Maaf, kakak siapa ya?" tanya Ara to the point.

Kakak kelas itu menepuk jidatnya. "Kotak bekal saya mana atuh dek, saya ntar diomelin sama my mommy kan berabe."

Ara melongo, ia berpikir. Lalu menjentikan jarinya. "Oh iya, Kak Revan bukan?"

Dia mengangguk. "Iya."

Ara ber-oh ria.

Hening.

"Lah dek.... kotak bekal sayaaa...." ucap Revan frustasi.

Ara menatap Revan, lalu ia berdiri. "Oh iya, ada di tas kak. Kemarin lupa ngebalikin," ucap Ara dengan ringisan.

"Yaudah saya ada di UKS. Pas pulang aja ya."

Ara mengangguk. "Iya kak."

"Duluan ya," ucap Revan dengan senyum, ia lalu berjalan pergi.

"Woy!"

Teriakan itu ngebuat Ara menggerutu dalam hati.

Rusuh dah rusuh.

"Udah ngegaet kakak kelas aje," ucap lelaki disamping Ara yang tanpa izin udah duduk aja di situ.

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang