Lesson 4 : Ego

152 16 0
                                    

Ternyata dua hari adalah waktu yang cukup bagi teman-teman sekelasku untuk memikirkan apakah mereka mau berpartisipasi dalam festival atau tidak. Dan jawabannya adalah IYA! Aku senang sekali. Saat ini sudah ada 17 orang yang namanya tercantum dalam daftar pesertaku. Tujuh belas orang dan itu sudah lebih dari angka minimal persyaratan ikut festival. Kalau laki-laki kebanyakan ikut basket, sepakbola, dan sprint (hanya 1 peserta), memang olahraga yang cowok banget sih. Sedangkan perempuannya lebih banyak ikut badminton dan tennis (masing-masing hanya satu peserta juga). Semua sudah pas, tapi yang masih kurang satu hanya estafet. Peserta lomba estafet untuk kelasku hanya Chen untuk saat ini.

Hampir semua member Grimmers sudah ikut lomba dan tinggal Tao dan Liu Jin saja yang belum mau ikut. Aku tidak tahu apakah mereka juga mau ikut.

"Hei, Lu Han!" Chen menyikutku, dan kemudian duduk di tempatnya yang kebetulan di sebelah tempat dudukku. "Gimana? Sudah berapa orang dari kelas kita?" tanyanya sambil memakan Shihlin. Jangan lupa, walaupun sekarang aku dan Grimmers mulai sering ngobrol bersama, tetap saja status mereka murid bandel.

"Sudah ada 17 murid yang ikut digabung dengan kalian," jawabku tersenyum simpul.

Chen mengangguk. "Apa kelas kita mengikuti semua lomba?"

Aku menghela napas. Kusodorkan daftar peserta dan data kegiatan festival kepada Chen. Kemudian dia membacanya bergantian. "Semua sudah dan ada beberapa ,murid di kelas kita yang mengikuti lebih dari satu lomba, hanya estafet saja yang kurang," sahutku lemas. "harusnya untuk tiap kelas itu ada dua peserta. Karena setelah itu akan digabung dengan peserta dari kelas 2 yang lain dan bertanding melawan gabungan dari kelas 1 dan 3,"

"Peserta estafet hanya aku saja?!" tanya Chen tidak percaya. Kemudian dia bangkit berdiri dan menggebrak meja. Semua murid di kelas memperhatikan ke arah kami, termasuk Grimmers dan, Liu Jin. Haah, apa lagi yang akan dilakukannya kali ini? "Hoi! Kalian apa-apaan? Kenapa gak ada yang mau ikut lomba estafet hah?!"

Aku menarik lengan Chen. "Ya, sudahlah Chen. Mungkin memang tidak ada yang mau," kataku berusaha menenangkannya. "biar aku saja yang ikut,"

Chen melepaskan lengannya dariku. Dia menghampiri Ko Yin Fu, murid berkacamata yang kerjanya hanya makan dan main game. "Hei, Gendut! Kau pikir mau sampai kapan makan terus, hah? Sudah saatnya kau bergerak! Ayo kau ikut lomba estafet denganku!" perintah Chen sambil menunjuk-nunjuk Ko Yin Fu.

Melihat Ko Yin Fu ketakutan, aku pun segera menghampiri mereka. "Chen, kau tidak bisa memaksanya ikut. Dia kan tidak mau, ya jangan dipaksa," kataku.

"Ketua Kelas, aku ikut deh," Tiba-tiba Tao berdiri dari tempatnya sambil mengangkat tangannya tinggi. "Kelihatannya estafet menarik. Nggak apa-apa deh, sekali-sekali coba olahraga yang lain," katanya sambil menuliskan namanya di daftar peserta. "Apa-apaan? Masa aku di urutan 17?" gerutunya.

Aku menepuk pundak Tao. "Xiexie Tao. Tidak kusangka akan sebanyak ini. Ini semua lebih dari dugaanku,"

Aku tidak percaya! Anggota Grimmers hampir semuanya ikut festival. Mulai dari Chen dan Tao yang ikut estafet, Kris dan Lay ikut basket, dan Xiumin ikut sepakbola. Entah bagaimana dengan Liu Jin, apakah dia masih mau ikut marathon atau tidak.

"Kau ini tidak peka ya? Memangnya kau pikir teman-temanku bersedia ikut festival ini karena mau?" Liu Jin datang menghampiriku. "Kami itu tidak suka denganmu! Mereka melakukannya karena kasihan padamu! Kau itu cuma ketua kelas yang hanya bisa memelas di saat orang –orang tidak memperhatikanmu! Kau itu kan memang tidak punya teman, berhentilah mendekati kami karena kau itu bukan teman kami!"

DEG! Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.

"Mi Lu! Jaga ucapanmu. Kita tidak seperti itu," tegur Yi Fan.

Xiumin mengangguk. "Itu benar, Mi Lu. Kita memang murid nakal, tapi kita tetap harus menghargai usaha ketua kelas," katanya.

Liu Jin menoleh ke arah teman-temannya. "Sekarang kalian lebih suka kepada ketua kelas daripada aku, 'kan?!" tanyanya marah. "Memangnya sahabat kalian itu siapa? Aku atau dia?!" Aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba Liu Jin menjadi semarah ini.

Yi Xing mendekati Liu Jin. "Tidak, bukan seperti itu Mi Lu," katanya sambil menepuk pundak Liu Jin, berusaha menenangkannya.

"Tidak usah menyangkalnya! Sepertinya kalian ingin Grimmers bubar, ya bubarkan saja kalau begitu! Aku tidak keberatan," katanya sambil menepis kasar tangan Yi Xing dari pundaknya. Kemudian dia berjalan pergi keluar kelas.

Baru kali ini aku melihat para anggota Grimmers saling berselisih, tepatnya, 6 lawan 1 yaitu Liu Jin. Aku sendiri sebenarnya tidak mengerti kenapa Liu Jin harus membesar-besarkan masalah seperti ini. Maksudku, kalau misalnya Liu Jin tidak menyukai festival ini dia tinggal diam dan tidak perlu ikut, 'kan? Aku tahu itu terlalu kejam, tapi kira-kira begitulah maksudku.

"Baik bubarkan saja Grimmers kalau kau memang tidak keberatan," kata Chen tiba-tiba. Dia berdiri dari kursinya dan bersandar di dinding sambil bersidekap. "kenapa diam? Kau berkata seperti itu seolah kami tidak peduli lagi dengan Grimmers, tapi kau sendiri yang menyuruh membubarkan geng kita! Bukankah itu berarti kau yang sudah tidak peduli lagi dengan Grimmers?" tanya Chen.

Zi Tao menggebrak meja. "Chen! Apa yang kau bicarakan?"

Kulihat Liu Jin hanya diam saja. Tapi terlihat sekali di raut wajahnya bahwa sepertinya dia sudah benar-benar marah. Ditambah sekarang dia mulai mengepalkan tangannya! Oh, tidak. Apa yang akan terjadi setelah ini?

Kemudian, Liu Jin tersenyum sinis. "Kalau aku sudah tidak peduli lagi dengan Grimmers, dengan kalian, untuk apa aku marah-marah seperti ini kepada kalian? Jika aku memang tidak peduli lagi aku pasti sudah tidak mau bicara lagi dengan kalian seperti ini," balasnya.

Chen tertawa. Ya ampun, di saat seperti ini masih sempatnya tertawa? "Haha, kalau memang benar begitu, kenapa tidak kau buktikan?" tanyanya.

Liu Jin mengernyit. "Membuktikan apa?!"

"Membuktikan kalau kau memang masih peduli pada kami semua," sahut Chen. Kemudian dia kembali duduk di kursinya dan memasang headphone di kepalanya.

Aku rasa kali ini Liu Jin sudah benar-benar di ambang batas kesabarannya. Karena begitu Chen selesai mengucapkan kalimatnya tersebut dan duduk di kursinya, gadis berambut panjang sepunggung itu langsung menghampiri Chen dan (maaf) menggeplak kepalanya keras sekali hingga terdengar bunyi 'PLAK' sambil berkata, "Bodoh!". Sepertinya sakit sekali...

Tapi Chen hanya diam saja. Dia hanya mengusap kepalanya sambil menatap Liu Jin yang berjalan keluar kelas. Seisi kelas termasuk aku dan member Grimmers lainnya hanya bengong melihatnya. Kemudian kami pun melanjutkan aktifitas seperti biasa : membuat keributan. Tapi ada diantaranya ada yang sudah mulai membicarakan tentang lomba yang segera diadakan dua minggu lagi. Dan itu cukup membuatku senang.

Sekarang yang perlu aku lakukan adalah membantu diriku sendiri untuk mengikuti lomba, membantu Grimmers menyelasaikan krisis yang terjadi di antara mereka, dan berdoa.



Love and Bestfriends (Super Class Leader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang