Chapter 5 : Regret

137 13 0
                                    

Dua hari setelah insiden 'pertengkaran' antara Shang Liu Jin dengan teman-temannya sesama anggota Grimmers, kupikir mereka memutuskan untuk saling tidak bicara. Yi Fan bilang Liu Jin butuh waktunya sendiri untuk menenangkan pikirannya. Yi Fan, Zi Tao, Xiumin, Chen, dan Yi Xing memutuskan berlatih untuk mempersiapkan skill mereka di lomba yang akan mereka ikuti nanti.

Siang ini aku juga akan berlatih untuk pertandingan yang akan kuikuti nanti. Karena aku dan Xiumin mengikuti kegiatan yang sama, yaitu pertandingan sepakbola, kami pun berlatih bersama-sama. Saat ini, kami sedang berlatih memasukkan bola ke dalam gawang.

Kulihat gerakan Xiumin yang sedari tadi semakin pelan. Kuputuskan bertanya kepadanya. "Hei, Xiumin. Ada apa? Kelihatannya kau tidak bersemangat sekali?"

Xiumin menghentikan gerakannya. "Haha, masa?" sahutnya dengan nada yang soulless sekali. Laki-laki bertubuh agak pendek dariku itu mengambil bolanya dan langsung duduk di kursi penonton yang berbentuk seperti tangga yang mengelilingi lapangan.

Aku pun mengikutinya. "Nih, bakpao kesukaanmu, 'kan? Makanlah biar semangat lagi," kataku sambil menyodorkan sebuah bakpao hangat kepada Xiumin.

Xiumin mengambilnya. "Xie xie," katanya dengan suara yang seperti bergumam karena mulutnya yang saat ini penuh dengan bakpao. Aku hanya tersenyum maklum melihatnya.

"Hoi! Lagi makan apaan tuh? Bagi dong!" Sebuah suara dari arah lapangan mengejutkan kami berdua. Saat kami menoleh, ternyata itu adalah Chen beserta Yi Xing, Zi Tao, dan Yi Fan yang sedang berjalan ke arah kami. Kemudian mereka pun ikut duduk bergabung bersama kami.

"Capek banget nih, habis latihan basket sama Picasso," kata Yi Xing sambil menunjuk Yi Fan yang tengah meminum air mineralnya.

Chen menepuk pundak Yi Xing. "Sama, kami juga capek habis latihan lari estafet. Ya kan, Panda Tao?" Zi Tao hanya mengangguk lemas sambil menyenderkan kepalanya di bahu Yi Fan.

Aku memberikan sebungkus bakpao yang masih banyak kepada bocah-bocah yang tampak kelaparan itu. "Bakpao, makanlah. Sepertinya kalian sangat lapar," kataku sambil menggigit bakpao-ku.

Member Grimmers (pengecualian Xiumin, dia masih setia memakan bakpao-nya dengan hikmat), menatap sejenak kantong kertas pembungkus bakpao itu. Kemudian, entah siapa yang memulai duluan, mereka mulai berebutan memasukkan tangan mereka ke dalam kantong untuk menngambil bakpao.

"Hei, hentikan! Nanti bungkusnya sobek dan bakpao-nya berjatuhan!" seruku yang kaget karena tiba-tiba mereka menjadi brutal seperti ini. "Hei, hei! Ambil satu-satu!"

Akhirnya, mereka mendapatkan satu bakpao di tangan masing-masing. Semua bakpao yang ada di dalam bungkusnya pun sudah habis. Aku hanya menghela nafas lega.

"Kalian ini, benar-benar," gumamku dan Xiumin bersamaan.

Lima menit setelah 'acara makan-makan' selesai, kami terdiam sejenak. Aku meneguk botol air mineralku, karena aku sangat haus. Dan tingkah bocah-bocah ini tadi membuatku semakin lelah dan haus. Setelah minum, aku lihat Xiumin kembali lesu seperti sebelumnya. Dan entah apa lesu bisa ditularkan dari seseorang, tapi kulihat member Grimmers yang lain juga ikut-ikutan lesu.

"Wait, wait. Kenapa kalian jadi seperti ini? kupikir kalian suka makan bakpao?" tanyaku tidak mengerti. "Eh, bukannya sok tahu. Tapi, kurasa kalian memiliki masalah yang sama. Mau cerita?"

Kulihat beberapa dari mereka menghela nafas. Sepertinya masalah mereka cukup rumit. Tentang apa, ya? Aku jadi semakin penasaran.

"Mi Lu, kami kangen sama Mi Lu," Kris memulai pembicaraan. "aku kangen sama karikatur konyol yang selalu dibuatnya,"

Love and Bestfriends (Super Class Leader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang