Who Are U

1.5K 65 16
                                    

- 4 Maret -

Wanita itu menangis tiada henti, namun tak ada setetespun air mata yang jatuh dipipinya. Dia menangis tersedu-sedu, tapi tak akan pernah ada orang lagi yang akan mendengarnya. Setiap hari, ia harus menahan kepalanya yang terasa sakit akibat benturan banda yang keras secara berulang-ulang.

Wanita itu tak mengingat apa pun saat kejadian itu menimpa dirinya. Hanya saja, sebatang bambu yang cukup keras dan seorang pria yang terlupakan ciri wajahnya masih tersimpan dalam sebagian memorinya.

Rumah yang dulu terisi keceriaan ini perlahan tergantikan oleh kesedihan, sampai akhirnya debu menyelimuti setiap benda yang ada diruangan. Hanya ada papan yang bertuliskan "penyitaan oleh bank" yang akan segera diambil alih oleh penghuni baru. Wanita itu terus bersembunyi disuatu ruangan yang sempit, dia meringkuk didalamnya memeluk lipatan kakinya. Tak akan ada cahaya yang dapat masuk ke ruangan itu, namun terasa beberapa kain sutra usang yang terjahit dan tergantung menyentuh ujung kepalanya.

Suatu hari, disaat ia sedang menangis didalam ruang yang gelap nan sempit itu, ruangan itu terasa terangkat dan melayang baginya, kemudian terdengar suara-suara percakapa dibalik kayu yang mengelilinginya. Kedua tangannya menahan posisi dirinya yang berada didalam itu. Ruangan itu tiba-tiba saja terasa miring hingga 45 derajat , dan "TRAAAK" ruangan itu terbanting dan melemparkan wanita itu keluar ruangan sehingga pakaian-pakaian usang itu-pun ikut terlempar bersamanya.

"ugh debunya!" sahut seorang pria pengangkut barang.

Dengan secepat mungkin ia merangkak menuju kolong meja yang tak jauh dari posisinya terlempar barusan. Bersembunyi dibawah kolong meja agar tak ada satu-pun orang yang dapat melihat keberadaannya. Wanita itu merasa heran bagaimana orang-orang bisa masuk kerumah tersebut.

***

Ketika semua orang yang berada didalam rumah tersebut telah pergi. Ia memberanikan diri untuk keluar dari persembunyiannya dan kemudian menuju kamar tidur yang berada dilantai 2. Ketika ia sampai didepan pintu kamarnya, dia hanya memandangi pintu itu beberapa detik, pintu yang sebelumnya tertuliskan nama dirinya kini nampak polos dengan polesan cat kayu berwarna coklat.

Bagaimanapun yang terjadi, pintu itu tak akan pernah menghalanginya untuk masuk kedalam. Dia bisa langsung melalui pintu itu tanpa harus membukanya. Kamar yang sebelumnya mengisi tidurnya kini berubah total dan nampak menjadi kamar pria yang tersusun rapih. Dengan kaca yang cukup lebar disamping lemari. Dia kemudian melangkahkan kakinya hingga berhenti dihadapan kaca yang tidak memantulkan bayangannya.

Dari belakang, terdengar suara pintu kamar yang terbuka. Seorang pria berambut pirang dengan kulit yang putih menginjakan kakinya kedalam kamar dengan pandangan kearah gagang pintu sampai akhirnya dia meluruskan pandanganya dan tidak sengaja melihat sesuatu yang sedang berdiri didepan kaca dan menoleh kepada pria itu.

Wajah yang rupawan itu terselimuti ekspresi pucat akan terkejut dengan sosok perempuan berambut panjang teratur. Matanya terbuka lebar dan tangannya agak terlihat gemetar, "Huwaaaa!!" teriaknya sampai tersungkur dibalik pintu yang barusan ia buka dan lalui. Sesegera mungkin dia menekan saklar lampu sampai akhirnya cahaya lampu ini memenuhi kamar dan membuat wujud dari sosok itu tak terlihat lagi. Setelah itu dia nampak lega sesaat dia mengira apa yang telah dia lihat itu hanyalah halusinasinya.

Pria itu kemudian menghela nafas, menyentuhkan jambulnya dengan jari-jarinya.

"Thomaaaas......" teriak seorang wanita yang terdengar dari lantai bawah

"yaaaa....?" sahut pria itu yang kemudian pergi menuju sumber suara tersebut.

Perempuan itu merasa penasaran dan kemudian mengikuti pria yang dipanggil dengan nama Thomas itu ke lantai bawah, menuruni tangga sampai akhirnya ia melihat seorang wanita tua yang duduk di sofa sambil menghadap jendela. Pria itu melangkah perlahan setelah menuruni tangga dan berjalan kearah wanita tua itu.

Our CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang