Part 3

195 5 0
                                    

"Selamat pagi Melodi sayang...ayo bangun, udah jam berapa ini" kalimat itu langsung terdengar di telingaku saat secara refleks mengangkat ponselku yang ribut berbunyi di pagi hari. Ucapan di seberang telepon membuatku terlonjak kaget dan sukses membuat bokong indahku mendarat mulus di lantai kamarku.

"Pak...seneng banget sih ganggu hidup saya, ga bisa ya biarin hidup saya tenang. Jam berapa nih pak, hari libur pula. Berisik banget pagi-pagi" gerutuku sambil meringis mengusap-usap bokongku.

"Lodi, kamu ini amnesia ya? Kan kemarin saya bilang sama kamu kalau pagi ini saya mau kamu temani saya ke sekolah anak saya. Telingamu itu kemana sih? "

Lho kayaknya ada yang salah deh. Ini gw yang merasa terganggu tapi kenapa pak Han yang marah-marah ya.

" Berisik banget sih pak, ini masih pagi pak. Santai aja pak, Belanda masih jauh" sahutku dengan santai menanggapi repetan pak bos.

"Masih pagi dari Hongkong. Ini sudah jam 6 tau, kan saya sudah bilang sama kamu kalau jam 7 saya akan jemput kamu. Sekarang ayo bangun, pergi ke kamar mandi dan bersihkan ilermu lalu dandan yang cantik"

"Bapaaaaak...abis makan apa sih kok pagi-pagi udah kayak petasan rentet gitu. Iya, iya ini saya bangun. Satu lagi pak, saya ga ileran ya waktu tidur. Enak aja nuduh-nuduh. Sekali lagi bapak ngatain saya, saya tidak mau nemenin bapak ke sekolahan" ancamku padanya.

"Eeeh jangan dong Lodi. Iya deh saya minta maaf ya, ya sudah sekarang kamu siap-siap ya. Jam 7 saya sampai apartemen kamu oke" akhirnya suara pak bos pun melunak dan aku hanya tertawa setan menyambut kemenanganku membuat pak bos tak berkutik.

Hahaha...yes...yes. Gantian lo, gw kerjain.

Ketika melihat jam di dinding aku pun segera melesat ke kamar mandi dan bersiap-siap. Tetapi tadi aku lupa menanyakan pak Hanrio, pakaian seperti apakah yang harus aku pakai nanti. Jangan sampai aku saltum di acara sekolah nanti dan membuatku mati gaya. Segera saja ku pencet nomor telepon pak Hanrio. Setelah bunyi panggilan ketiga barulah panggilanku dijawabnya.

"Iya Lod, ada apa?"

"Anu pak. Pakaiannya temanya apa? Pake dress code atau gimana? Saya ga mau saltum nanti"

"Pakai saja pakaian yang membuatmu senyaman mungkin atau santai, tak ada tema secara khusus kok. Pakai saja yang menurutmu nyaman karena nanti akan ada banyak kegiatannya disana"

"Ooh...oke deh pak. Makasi pak. Ya sudah, saya tutup dulu ya pak"

"Oke"

ini si bapak selain titisan kelelawar kayaknya titisan bunglon juga ya. Bisa berubah-rubah gitu sikapnya. Tadi bisa cerewet sekali macam petasan rentet, eh barusan kok ya bisa lembut banget ngomongnya. Hadeeh ini bos, tepok jidat juga nih.

Tepat pukul tujuh aku sudah rapi jali di lobi apartemen. Blus berwarna baby pink dipadu dengan skinny jeans menjadi pilihanku pagi ini. Aku mengekor kuda rambut panjangku yang ditambahi dengan jepit kecil di samping rambutku. Ku putuskan memakai wedges dengan tinggi sekitar 5 cm saja agar anti bisa mengikuti kegiatan dengan agak santai.

Tepat eperti perkatannya, jam 7 pak bos sudah sampai di apartemenku. Aku langsung menghampiri mobilnya saat ku lihat berhenti di pelataran depan lobi.

"Pagi Lodi, sudah siap kan?" Pak Han keluar dari mobil dan menyapaku dengan hangat.

"Pagi juga Pak. Iya saya sudah siap"

"Ya sudah ayo masuk" jawabnya sambil membukakan pintu mobil bagian depan untuk ku.

Di kursi bagian belakang ku lihat ada mahluk kecil imut nan rupawan sedang tersenyum ke arahku yang langsung ku balas dengan senyuman semanis mungkin.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang