Part 6

101 3 0
                                    

Pembukaan cabang baru untuk lounge yang sedang ditangani oleh pak Hanrio membuat Melodi pun ikut repot mengurus ini itu yang diperlukan oleh pak Han. Entah mengapa pak Han lebih senang mempercayakan urusannya kepada Lodi selain kepada manajer lapangannya. Sebagai bentuk tanggung jawabnya Lodi berusaha mengerjakan semuanya sebaik mungkin walau terkadang pak Han membuat kesal Lodi. Tetapi Lodi tetaplah Lodi, dia selalu berusaha memberikan yang terbaik meskipun kesal dan lelah kadang menderanya.

Perhatian manis dari Yossy selalu membuat Lodi dapat mendinginkan hatinya kala kesal. Yossy selalu dapat menjadi teman berbagi cerita walaupun hanya sekedar mendengarkan. Mereka pun harus rela kehilangan waktu kebersamaan mereka karena Lodi pun terkadang harus bolak balik ke Medan mengikuti pak Han mengurusi pembukaan cabang loungenya. Urusan birokrasi terkadang membuat pak Han dan Lodi harus tinggal lebih lama di Medan.

Minggu ini kebetulan segala urusan dapat ditangani dari Jakarta. Hal ini membuat Lodi sedikit berlega hati karena artinya dia bisa mempunyai waktu bersama dengan Yossy. Rencana di akhir pekan pun sudah mereka susun sedemikian rupa untuk menumpahkan segala rasa yang ada. Tak sabar Lodi ingin menyandarkan kepalanya ke bahu Yossy.

Hari sabtu yang menjadi hari yang ditunggu-tunggu Lodi pun datang. Entah mengapa saat ini dia merasa cintanya begitu menggebu-gebu kepada Yossy. Kehilangan waktu selama 10 tahun membuatnya tak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatam yang ada. Anggaplah dia gagal move on dari cinta pertamanya, tetapi Lodi tak pernah menyesalinya. Bahkan Lodi merasa sangat bersyukur dipertemukan kembali dan memupuk harapan untuk kembali menyuburkan hadirnya cinta diantara dia dan Yossy.
Bangun pagi disambut dengan matahari pagi yang menampakkan sinarnya dengan berseri-seri membawa efek baik buat hatinya, ditambah lagi ingat sebentar lagi akan menghabiskan waktu dengan Yossy.

Ah indahnya dunia ku...hari ini dunia hanya milik aku dan kak Yossy, yang lain ngontrak ajalah ya

Suara bel di pintu apartemen membuyarkan khayalan Melodi.

"Ah siapa sih pagi-pagi datang. Ngga mungkin kak Yossy kan? Kan baru nanti jam 10 dia menjemputku".

Senyum cuek dan senyum imut menyapa muncul ketika Lodi membuka pintu. Bola mata Lodi berganti-gantian menatap dua orang yang berdiri di depan pintunya.

Duh perasaan gw kenapa tiba-tiba ngga enak gini yah. Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini, jauhkanlah hamba dari cobaan ini. Amin

"Selamat pagi tante Lodi" sapa si imut nan tampan.

"Pagi...pagi Altha sayang. Apa kabar?"

"Baik tante...oh iya boleh Altha masuk tante?

"Eeh...boleh, boleh banget. Sori tante malah bengong. Mari silahkan masuk"

Lodi menutup pintu masih dengan rasa terkejut mendapatkan kejutan tak terduga pagi ini.

"Kok Altha pagi-pagi sudah datang? Tumben amat sih"

"Iya semalam papa bilang pagi-pagi Altha mau dibawa ke rumah tante, main di rumah tante katanya"

"Hah??" Lodi melirik pak Han sambil memasang tampang curiga.

"Lho emang oma-opa ngga nyariin kamu. Biasanya kan kalian pergi bersama-sama kalau lagi libur gini"

"Kan oma-opa lagi ke luar kota tante. Ke rumah onti Christine"

"Oh gitu..."

"Kamu sudah sarapan belum sayang" tanya Lodi masih kepada Altha.

"Belum. Kan kami kesini mau numpang sarapan"
Suara Pak Han menyela percakapan antara Lodi dan Altha.

"Laper nih"

"Emangnya saya warung sarapan. Enak amat datang pagi-pagi tanpa pemberitahuan langsung minta sarapan. Maaf pak warung nasi uduk di sebelah" dengan sewot Lodi menanggapi perkataan pak Han.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang