Part 1 - Malik's

5.1K 89 6
                                    

“LONDON?!” pekik kedua kakak beradik itu nyaris bersamaan. Terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar.

“Dad, come on! It’s middle of term! Tidak mungkin kami masuk sekolah di tengah semester.” protes yang laki-laki.

“And I don’t wanna be a new girl. Never! Mum, please do something!” tambah yang perempuan tak kalah emosi.

“Bagaimana, Zayn?” seorang wanita cantik melirik pria di sampingnya sambil tersenyum. “Sudah kuduga reaksi mereka akan seperti ini.”

“You know the answer, Honey. I’m not gonna change my decision.” Jawab Zayn.

            “Seriously, Dad!” kata si anak perempuan semakin kesal. “Aku tidak mau pergi!”

“Yeah me too. Lagi pula aku sudah kelas 12, Ayah! Kenapa tidak menunggu sampai hari kelulusan sih?”

“Heh, jangan egois, Zavien! Kelulusanku masih setahun lagi!”

“Listen to me,” Zayn menatap anak-anaknya. “Kami sudah merencanakan ini sejak lama. Dan tidak ada seorang pun yang bisa mencegahnya termasuk kalian. Maaf, tapi untuk kali ini tidak ada demokrasi.”

Si anak perempuan lalu memandang ibunya penuh harap, meminta dukungan.

“Maaf, Sayang. Kau dengar sendiri kan? Ini sudah jadi keputusan ayahmu sejak lama. Recana ini sudah dibuat bahkan sebelum kalian lahir.” Katanya lembut. Si anak laki-laki mendengus kesal lalu menjatuhkan diri ke sofa empuk di belakangnya.

Anak laki-laki ini, Zavien, sangat mirip dengan ayahnya. Tubuh atletis di usia 18 tahun, alis tebal, dan rambut yang dijambul tinggi. Dia juga punya beberapa tato persis seperti ayahnya. Tapi dia bukan bad boy, karena ‘bakat’ itu menurun pada saudara perempuannya, Lakesha.

“It’s not fair, Dad! I hate you!”  katanya ketus sambil melipat tangan di dada.

“Yeah, I love you too, Lakesha.” Zayn berjalan menuju anak perempuannya itu dan mencium puncak kepalanya. Lakesha mendengus kesal.

 “Sebaiknya kalian mulai berkemas karena besok pesawat kita berangkat. Bawa pakaian dan barang-barang pribadi saja. Semua sudah siap di rumah kita yang baru. Sampai ketemu besok pagi. Good night guys, I love you!” lalu Zayn masuk ke kamar sambil merangkul istrinya, meninggalkan kedua anaknya yang cemberut.

“Daddy is not cool anymore!”

***

            Keesokan harinya di bandara Lakesha dan Zavien mendapat kejutan lain. Seolah yang semalam itu belum cukup.

            “Lakesha! Zavien!” seru seorang gadis sambil melambaikan tangannya. Kemudian ia berlari dan langsung memeluk kakak beradik yang kebingungan itu. “Senangnya kita masih bisa bersama-sama. Tadinya aku pikir kita bakal pisah selamanya!”

LITTLE DIRECTION (One Direction's Children Fan Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang