Yui POV
Badanku terasa sangat lemas, bahkan untuk membuka mata saja sulit sekali. Aku mengingat ingat kenapa diriku bisa seperti ini.
Oh...aku ingat, tadi mala Mark berada di kamarku, dan kalau tidak salah dia mengigitku. Apakah itu hanya sekedar mimpi.
Aku menyentuh leherku, dan tiba-tiba terasa perih, saat kuraba ternyata ada luka dileherku. Itu menandakan bahwa kejadian malam itu memang nyata, bukan hanya mimpi belaka.
"Pagi Yui, boleh Auntie masuk?" terdengar suara dari Aunt Jessi.
"Tentu." jawabku dengan suara yang terdengar lemah. Aunt Jessi kemudian masuk ke dalam kamarku, dia membawa nampan berisi makanan.
"Yui, apa bagaimana keadaanmu, ini Aunt bawakan makanan." kara Aunt Jessi padaku, aku melihat sekilas nampan itu.
"Aku baik-baik saja Auntie, hanya sedikit pusing, maaf jika aku merepotkan." jawabku dengan tersenyum, Aunt membalas senyumanku, lalu dia menunduk, sepertinya dia sedang sedih.
"Aunt baik-baik saja? sepertinya Aunt terlihat tidak enak badan, atau apakah ada masalah?" tanyaku pada Aunt.
"Maafkan Aunt Yui, Aunt tidak memberitahumu terlebih dahulu. Pasti kamu sangat ketakutan tadi malam." Aunt memegang tanganku, aku bingung apa yang dimaksud oleh Aunt, mungkinkah yang dimaksud adalah....
"Jangan-jangan Aunt sudah tahu bahwa Mark adalah vampire?" bagaimana pertanyaan bodoh itu keluar dari mulutku, tentu saja Aunt tahu, dia kan ibunya Mark. Atau jangan-jangan dia juga vampire.
"Iya, Aunt sudah tahu apa yang terjadi tadi malam, sebenarnya Mark memang vampire begitu juga Aunt dan Pamanmu." aku sekitika merinding mendengar apa yang baru saja diucapkan Aunt Jessi, biasanya aku hanya melihat vampire dari film, tapi kali ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, dan bahkan tinggal bersama mereka.
"Lalu, apa yang kalian inginkan dariku, kenapa ayah harus menyuruhku tinggal disini? apakah dia belum mengetahui siapa kalian?" aku sangat ketakutan, hingga kata-kata itu terlontar begitu saja.
"Ayahmu mengetahuinya Yui, ayahmu melakukan ini demi kebaikanmu."
Kebaikan, kebaikan apanya, menyuruh anaknya tinggal bersama para makhluk penghisap darah yang kapan saja bisa membunuhku, sungguh ini gila.
"Kelak kamu pasti akan mengetahuinya Yui, tenang saja kami bukan seperti vampire yang kamu bayangkan. Sekarang makanlah agar kesehatanmu tetap terjaga."
Makan, maksudnya agar kesehatanku tetap terhaga dan kalian bisa senang karna mangsa kalian sehat.
"Yui Aunt akan pergi, jangan lupa makan makananmu." Aunt Jessi keluar dari kamarku dengan wajah yang semakin lesu, terlihat sekali bahwa dia sangat menyesal. Aku merasa tak tega melihatnya, tapi entah kenapa disisi lain aku juga merasa ketakutan.
Aku sebenarnya tidak ingin makan, tetapi keadaan mengatakan sebaliknya. Aku menyantap makananku, enak, itulah yang terfikirkan dibenakku saat makanan itu masuk ke dalam mulutku.
Sudah seharian aku tidak keluar kamar, dan setelah Aunt mengunjungiku tadi pagi, dia tidak lagi datang. Makananku pun hanya diantarkan oleh perempuan yang sepertinya salah satu pekerja baru di kastil ini.
Hingga malam tiba aku masih tidak keluar kamar. Lama-lama aku merasa bersalah, karna berkata yang tidak-tidak pada Aunt Jessi.
Setidaknya aku harus bisa menerima siapa mereka, karna siap atau tidak aku harus menjalani kehidupan bersama mereka sampai ayahku menjemputku untuk pulang.
Ya...
Sudah kuputuskan aku akan minta maaf pada Aunt Jessi atas sikapku padanya. Aku segera keluar dari kamar dan menuju ke lantai atas. Ruangan Aunt dan Paman ada di atas, jadi aku harus menaiki tangga agar sampai disana.Saat aku berjalan
"Oey, gadis bodoh." aku ingat suara siapa itu, siapa lagi kalau bukan Mark Louis.Aku menghiraukannya dengan tetap berjalan sambil mempercepat langkahku.
"Sengaja tak mendengarkan ya gadis bodoh." tiba-tiba dia ada di depanku, dia bersandar pada tembok.
Mark mendekatkan wajahnya padaku, dia menatap wajahku cukup lama, aku heran apa ada yang aneh dengan wajahku.
"Berhenti menatapku seperti itu Mark." kataku padanya.
Dia lalu menjauhkan wajahnya dariku, kemudian dia mengambil sesuatu di kantongnya. Sepertinya itu adalah permen.
"Ini, makanlah, setidaknya dengan memakannya wajahmu akan sedikit lebih manis." katanya padaku, sungguh ini konyol, apa hubungannya permen dan wajahku, konyol--
Tanpa kusadari aku tersenyum karna tingkah Mark yang sangat konyol ini.
Author POV
Yui tersenyum memikirkan tingkah laku Mark yang menurutnya konyol itu, sementara diam-diam Mark juga tersenyum karna dia senang telah membuat Yui bisa tersenyum kembali.
To be continued...
Note : Terima kasih buat para readers yang masih mau mengikuti ceritaku sampai part ini. Maaf kalo banyak typo, ceritanya bosenin, gaje, dan lain sebagainya. Buat para readers semua jangan lupa vote dan comment ya :D. Maaf kalo updatenya lama, maklum lg bokek buat paketan hehehe ^,^.
Lotso25--
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Vampiros~Abadi~ "Itulah kata yang tepat tuk mereka" "Tubuh tanpa jiwa..." "Mata merah menyala..." "Taring yang tajam..." . . . Mereka menakutkan, mengerikan, tapi jika kalian mengenal lebih dekat dari mereka, kalian akan menemukan sesuatu yang istimewa, han...