Chapter 5 : He Look So Perfect

11 1 0
                                    

Pagi ini cuaca di kota Jakarta tidak terlalu bersahabat, sejak semalam hujan terus turun tanpa henti yang mengakibatkan jalan menjadi becek dan berlumpur. Ditengah rintikan hujan yang turun serta cuaca yang dingin, Evelyn mendengus kesal, karena mau tidak mau sepatunya harus kotor karena berjalan di jalan yang sedikit berlumpur. Ia berjalan dengan sangat hati-hati agar sepatunya tidak berlumuran lumpur ketika sampai disekolah.

"Huuh.. Akhirnya sampai juga" Ucap Evelyn sambil menutup payungnya.

Evelyn bejalan menyusuri koridor dengan tergesa - gesa karena bell sekolah akan segera berbunyi. Saat hendak memamsuki kelas, ia melihat Naufal yang sedang berjalan tak jauh darinya. Ia sedikit ragu untuk menyapanya, karena setiap kali terjadi kontak mata antara Naufal dan dirinya, jantung Evelyn selalu berdetak lebih kenjang dari sebelumnya. Akhirnya dengan segala kekuatan yang sudah terkumpul, Evelyn menyapanya juga walaupun agak terkesan kaku.

"mmm.. hai fal, kamu tumben datang terlambat?" tanya Evelyn dengan sedikit nervous

"Oohh.. iya, tadi aku terjebak macet. Sepedaku sulit untuk berjalan jadinya sedikit terlambat sampai disekolah" jawab Naufal santai

Naufal mengibaskan rambutnya yang sedikit basah terkena air hujan lalu menariknya ke arah belakang. Evelyn yang menyaksikan pemandangan indah itu langsung di depan matanya hanya bisa tertegu melihat pesona yang ada pada diri Naufal. Evelyn tidak mengedipkan sedetik pun matanya dari objek yang ada di hadapannya sekarang. Ia bagaikan melihat seorang malaikat yang turun dari surga. Namun, lamunannya membuyar saat bell masuk sekolah berbunyi.

"Eve, jangan melamun.. bell sudah berbunyi. Ayo kita segera masuk kelas sebelum kita mendapatkan hukuman" Kata Naufal sambil menyadarkan Evelyn dari lamunannya

"Ehh.. iya maaf tadi aku melamun ayo masuk ke kelas fal, sebelum kita mendapat hukuman" Jawab Evelyn lalu lari terbirit - birit menuju kelasnya.

Naufal yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa mematung sambil memasang muka bingung lalu menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan temannya yang sangat konyol itu. "Ada apa dengannya?? kenapa dia aneh sekali. Jelas - jelas aku sudah megatakan hal yang sama sebelummya tetapi dia mengulangnya lagi?" Tanya Naufal pada dirinya sendiri.

"Dasar aneh.." lalu meninggalkan koridor sekolah yang mulai sepi itu.

*****************

Bell akhir pelajaran sudah berbunyi. Kini saatnya para siswa merapihkan barang - barangnya dan bergegas pulang. Ashley, yang sedari tadi melihat Evelyn yang terus tersenyum - senyum sendiri merasa aneh dan bingung dengan apa yang yang sudah terjadi kepada sahabatnya tersebut.

"Hei... kenapa kamu senyum - senyum terus? sudah kaya orang gila saja. Nanti gigi kamu kering loh.."

Evelyn terkejut saat Ashley tiba -tiba berteriak tepat di samping telinganya. "Iihh.. kamu reseh banget sih. Suka - suka aku dong mau senyum atau tidak, mau tahu aja urusan orang" Ucap Evelyn sambil melipat kedua tangannya di depan dada

Melihat sikap Eve yang konyol itu membuaat Ashley tertawa sangat keras dan geli. "Aduh.. kamu lucu ya kalau lagi marah. Aku tahu, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku kan?? Ayo, mengaku saja lah.." Ucap Ashley menggoda

karena tidak tahan dengan Ashley yang selalu menggodanya, Evelyn pun menyerah dan menceritakan semua kejadian yang telah ia lihat tadi pagi.

"Omg... Eve.. Are you serious??"
Ucap Ashley semangat

"Tentu saja aku serius.. Kamu tahu tidak, wajahnya itu sudah seperti malaikattt.. " Jawab Evelyn tak kalah semangat. Namun, saat mereka sedang asyik berbicara, Pak Anto yang merupakan penjaga sekolah menegur mereka sampai mereka berdua terkejut.

"Hei.. Kalian kenapa masih di sini?? Kamu tidak lihat sekolah sudah sangat sepi??" Kata Pak Anto dengan tatapan wajah yang mengintimidasi.

Evelyn dan Ashley segera memandang sekitar mereka. Dan ternyata memang benar kalau sekolah sudah sangat sepi. Evelyn hanya bisa tersenyum malu membalas pertanyaan Pak Anto.

"Hehehe.. Maaf ya pak, tadi kita terlalu asyik bicara sampai lupa kalau sekolah sudah sepi" Jawab Evelyn malu

"Yasudah.. Lebih baik sekarang kalian pulang. Nanti takut orang tua kalian khawatir mencari kaliaan."

"Baik pak, kami pulang dulu."
Kata Ashley

"Iya iya.. Hati - hati di jalan" Ucap Pak Anto lalu melenggang pergi meninggalkan mereka berdua.

"Come on Ash.." Teriak Evelyn memanggil Ashley yang masih berdiri di depan kelas dan dijawab anggukan oleh Ashley

**************

Evelyn berjalan dengan santai di bawah langit yang sudah hampir larut. Ia memasuki rumahnya dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.

"Assalamu'alaikum..." Ucap Evelyn dan disambut dengan Mrs. Harper yang berdiri tidak jauh dari pintu

"Wa'alaikumsalam.. Kamu darimana saja?? Kenapa baru pulang Eve?? Tidak biasanya kamu pulang selarut ini??" Ucap Mrs. Harper panjang lebar

Evelyn menghentikan langkahnya menuju kamarnya. Ia merasa sangat bingung dengan jawaban yang harus ia berikan pada Mamanya.
"Aduh.. Bagaimana ini.. Apa yang harus aku katakan pada Mama" Ucap Evelyn dalam hati. Akhirnya dengan terpaksa Evelyn harus berbohong pada Mamanya.

"Hmm.. Tadi ada yang harus aku bicarakan dengan Ashley Ma. Emm.. Tentang tugas kelompok"
Kata Evelyn dengan terbata - bata.

"Benarkah?" Ucap Mrs. Harper menginterogasi

"Iya Ma"

"Yasudah, kamu lekas mandi dan ganti bajumu. Kamu terlihat sangat kotor Eve, Mama ingin melanjutkan memasak untuk makan malam nanti." Lalu Mrs. Harper pergi meninggallkan Evelyn.

**********

Evelyn memasuki kamarnya dan melempar tasnya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya yang sudah tidak empuk lagi tanpa mengganti baju seragamnya terlebih dahulu. Ia hanya termenung dengan senyum mengembang diwajahnya. Memandang langit - langit kamar yang kosong, membayangkan sosok Naufal yang belakangan ini selalu membuatnya terkesan.

*Evelyn POV

Aku tertidur di atas kasurku. Memikirkan tentang perasaanku pada Naufal. Aku merasa sangat bingung dengan perasaanku. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan.

"Naufal... Setiap kali aku menatap matamu, jantungku selalu berdetang lebih kencang. Caramu tersenyum, berbicara, dan apapun yang kamu lakukan, selalu membuatku terkesan.

I wish you know...

I wish you know that I'am here love you with all my heart. But, I'am not brave enough to show and tell my feeling to you..
It's all cause I'am scare, that you will keep distance between you and me...

I don't want it happen to us..

I want to keep our relationship always good..

And I don't want to change it"

Mataku mulai terasa berat dan rasa kantuk mulai menyerang. Karena terlalu lelah, aku memutuskan untuk tertidur dan berharap aku akan bermimpi indah.







Hai hai.. Ini chapter 5 yang udah aku perbaiki. Yang kemaren itu sebenernya ga sengaja ke post, padahal belum selesai.
Don't forget to leave your vomment..
Thanks before.. :*

Before You RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang