perbandingan(?)

95 7 1
                                    

"Hey manis! Dari mana saja kau, aku tidak melihatmu dari tadi. Aku sangat merindukanmu!"
Tiba tiba ada seseorang yang memeluku dari belakang dan mengucapkan kata kata menggelikan itu. Aku langsung bisa menebak orang itu dari suara dan gaya bicaranya.
"MAX!!" seruku. "Dasar kau bodoh! Mengapa kau memeluku? Lepaskan!" Perintahku kesal. "Kau itu mengapa bodoh sekali? Bagaimana jika kakaku melihatnya? Kau tidak akan diterimanya!" Aku sangat kesal karena ulahnya. Aku mencoba berontak tpi tidak bisa karena ia sangat tinggi dan kuat sedangkan aku sangat kecil dan lemah. "Tenanglah nona manis aku hanya ingin melepaskan rinduku padamu jika sudah aku akan melepaskanmu,"
Dasar Max bodoh! Bagaimana dia bisa bermesraan denganku sedangkan dia sangat mencintai kakaku.
Apakah semua ini karena wajah kita sama?

"Sudahlah Max. Lepaskan aku, kumohon. Aku sangat lelah. Aku ingin pulang, beristirahat, dan juga menjernihkan pikiranku," pintaku pasrah. "Baiklah nona manis. Tapi aku akan melepaskanmu jika kau mau memberikan satu kecupan di pipi mulusku ini,"

Apakah kau tidak mengerti mood ku sedang jelek. Aku sangat kesal dengan apa yang dilakukan Max barusan. Aku langsung menginjak kakinya dengan sangat keras hingga ia kesakitan.
Hah rasakan itu Bodoh! Batinku.

"Dasar kau playboy!" Teriaku kepadanya. Aku melanjutkan jalanku dan lagi lagi dia menghentikanku.

"Eh hmm aduh nona manis eh aw maukah kau ku antar pulang?" Max menawarkanku tumpangan dengan menahan rasa sakit di kakinya.

"Tidak usah!" Jawabku singkat.

"Baiklah nona manis aku akan pulang bersama saudaramu yang cantik itu," huh menjengkelkan dia memang selalu menjengkelkan terkadang.

"Terserah," jawabku kesal

Dan lagi lagi setelah aku berjalan 5 sampai 6 langkah ia memanggilku lagi. Aku merasa sangat gemas rasanya ingin ku jahit mulutnya yang comel itu.

"Hey nona manis. Kau tidak perlu marah. Kau harus lebih banyak tertawa dan senyum itu bagus buat mu dengan begitu kau akan bertamabah manis," godanya. Dia sering menasihatiku yang kadang membuatku ingin tersenyum.

"Hey nona! Satu lagi. Aku bukan playboy. Aku hanya mencintai kakamu seorang aku melakukan hal hal bodoh itu kepadamu karena kau sangat mirip dengannya seperti anak kembar namun berbeda. Yang satu manis dan pemarah namun terkadang sangat suka tersenyum dan tertawa dan yang satu cantik, menggemaskan, pintar, menarik, selalu tersenyum, pendiam,dan mungkin baik hati. Aku sangat ingin melakukan hal hal bodoh bersama kakamu yang cantik jelita itu namun dia belum menerimaku, aku bisa apa? Hanya menunggu jawaban darinya. Maka dari itu kau sebagai sahabat terbaikku kau harus membantuku agar kakamu mau menerimaku dan aku tidak akan.. tidak akan... hmm.." ia ingin bicara namun ragu ragu.

"Tidak akan apa!?" Bentaku yang mengagetkan dia yg sedang berpikir.
"Aku.. aku.. akutidakakanmengganggumulagi..." tiba tiba saja yang tadinya ia sangat ragu ragu langusn berbicara secepat kilat dan tanpa jeda.

AHHRRGGHH.... lagi lagi dia membuatku kesal aku ingin sekali marah dengannya namun bagaimana itu tidak menyelesaika masalah. Rasanya aku hanya bahan perbandingan. Aku kesal! Aku kesal! Aku kesall!!

Dia sangat menjengkelkan bagaimana dia bisa mengatakan hal yang menyakitkan itu padahalkan dia sahabatku (?)

"BAIKLAH MR.MILLER TERSERAH KAU SAJA!!!" aku sangat kesal dengannya. Setelah mengatakan itu aku langsung pergi meninggalkannya dan aku mengacuhkan dia yang sedang berusha mengucapkan selamat tinggal untuku.

THE TWINSWhere stories live. Discover now