Max POV
Ada apa dengan Blue?
Belakangan ini hanya marah marah saja kerjaannya. Tidak bisakah dia bersenang senang sedikit bersamaku. Sudahlah mungkin dia hanya sedang PMS...
Lebih baik sekarang aku bersenang senang bersama gadisku.°°°°°°°°
Huh.. apa yang akan ku lakukan sekarang. Mengapa Briana lama sekali. Tidak tahukah dia aku sangat benci menunggu dan ditambah lagi teman temanku sudah pulang semua.
Aku mengambil ponselku mencoba menghilangkan rasa kejenuhan ini. Kulihat tidak ada pesan dari Blue yang biasa mengabarkan jika dia sudah sampai di rumah.
Kotak pesanku sekarang hanya berisi gurauan dan lelucon aneh dari teman teman konyolku.
Entah mengapa aku sedang tidak mood membalas pesan mereka.
Lalu aku mencoba membuka sosial media dan lagi lagi tidak ada hal menarik disini..
Hmm......
Dan sekali lagi aku membuka kotak pesanku dan hasilnya sama, Blue belum mengabariku seperti biasanya.
Bagaimana jika aku yang memulai duluan, tidak ada salahnya bukan.
Hmm.. Oke ini dia."hai nona manis, bagaimana kabarmu? apa sudah merasa baikan? .Mx."
Ya, ini sudah terkirim aku akan menunggu balasan dari dia dan tidak lama kemudian ponselku bergetar dan ternyata pesan dari Blue.
"Buruk Max. Tolong jangan ganggu aku sekarang! .Blue."
Oke baiklah kurasa Blue sedang merasakan depresi yang kuat atau mungkin, perutnya sedang sakit luar biasa seperti biasanya.
Tapi jika benar dia pasti akan bilang seperti biasa jika perutnya sedang sakit tidak seperti ini.
Atau apakah dia marah kepadaku?
Kurasa aku tidak pernah melakukan kesalahan kepadanya kita sudah biasa bercanda seperti itu.
Hmm.. Aku akan tahu masalahnya jika kita bertemu langsung."Baiklah nanti aku akan mampir sebentar untuk melihat keadaanmu. .Mx."
Setelah aku menutup ponselku, kulihat Briana sedang berdiri di depanku sambil tersenyum
"maaf kau harus menunggu. Ayo kita pulang." ajaknya.Entah mengapa rasa kejenuhan dan kekhawatiranku tadi hilang seketika dan aku merasa bersemangat kembali.
°°°°°°°°°
"Bagaimana latihannya?" karena terasa canggung di dalam mobil aku mencoba membuka percakapan.
"tidak buruk.." katanya.
Oh mengapa dia terseyum, itu membuatku tidak bisa berkonsentrasi.
Memang senyum Briana itu sangat memabukan. Dia bisa menghipnotis orang dengan satu senyuman di wajahnya.
Tanpa pikir panjang aku langsung membalas senyumannya itu."Briana, apakah ada yang kau butuhkan? kita bisa mampir bila kau mau."
"tidak usah Max. Aku sangat lelah ingin segera pulang ke rumah."
"Baiklah"
Dan seketika suasana kembali hening seperti tadi.
Aku tidak tahu lagi apa yang akan kami bicarakan karena aku sedang berkonsentrasi menyetir jadi tidak bisa menemukan topik pembicaraan.
Dan tiba tiba ditengah keheningan kami Briana mencoba membuka percakapan."Max."
"ya ada apa tuan putri?"
dengan spontan aku menjawab dan sedikit menggombal."menurutku Blue aneh belakangan ini. Sepertinya dia sedang ada masalah. Dia memang selalu begitu, selalu menutupi masalahnya dan tidak mau berbagi kepadaku. Apaka..."
"ya aku juga merasa begitu."
belum sempat dia melanjutkan kata katanya aku sudah memotongnya."bolehkah nanti aku mampir sebentar untuk sekedar melihat kondisinya?" pintaku.
YOU ARE READING
THE TWINS
Teen FictionCan you not be a barrier between us? Ingatlah selalu kata kata ini "Sahabat ga akan ada yang namanya PUTUS!!" jadi apa salahnya jika kisah cintaku hanya sekedar pertemanan...?