21 : Seminggu Lagi

3.6K 201 0
                                    

Hola. Gue kembali lagi. Yep, setelah seminggu bersemedi di Gunung Bromo, gue akhirnya dapet juga ide buat ni cerita yang kayaknya pending lama banget. Sampe gue sendiri kangen sama cerita ini. Hahah apasih gue.

Uuuu akhirnya di chapter ini authornya kedapetan point of view. For the first time in Agent 'Nerds' Carter, gue bakal pake author's point of view buat chapter ini. Hoho, hell yeah.

*

~ Author's Point of View ~

Ian Parker mengempaskan tubuh di kursi kantornya. Jam menunjukan pukul 20.35, dan ia baru saja melewati hari yang cukup melelahkan.

Tiba tiba ponsel pribadi nya berbunyi. Apa lagi sekarang?

Nama yang muncul di caller id ternyata Aaron Carter.

Ia menarik napas panjang sebelum mengangkat telepon.

"Ya?"

"Ian, um, boleh aku bertemu denganmu besok siang?"

"Ada masalah apa?" Ian mengerutkan keningnya. Masalah apa lagi yang dibawa White Horse keparat itu?

"Ini tentang perjodohanmu."

Oh, itu. Perjodohan. Hal terakhir yang ingin dipikirkannya hari ini. Ia menghela napas. "Oke, besok siang, jam berapa?"

"Waktu makan siang. Kita bertemu di kantormu saja."

Dengan cepat, Ian mengecek jadwal besok siang. Bagus, ia tak ada acara pada waktu makan siang.

"Baiklah. Apa ada hal lain yang ingin kau katakan?"

"Kurasa cukup."

Tanpa menunggu jawaban Aaron, Ian menutup sambungan begitu saja. Astaga, pikirnya frustrasi. Kenapa hari ini dipenuhi masalah?

• • •

"Jadi, ada masalah apa dengan perjodohan ku, Aaron?"

"Kudengar kau berhasil menangkap putri ku, kemarin?"

Ian mengangguk.

"Dan aku juga mendengar kau yang menyiksanya."

Cameron Dallas--eeh Ian maksudnya, mengangguk. "Apa perbuatanku keterlaluan?" Walau jabatan Ian lebih tinggi dibanding Aaron, tapi tetap saja, lelaki yang duduk di hadapannya inilah yang kelak akan menjadi mertua nya.

"Oh, tidak tidak. Kurasa kau melakukan itu demi Bleeding Tree, kan?"

Dalam hati, Ian menghembuskan napas lega. Ia tadi sudah khawatir calon mertua nya itu akan mengamuk ketika tahu putri semata wayang nya disiksa oleh calon menantu nya.

"Ya, tentu saja." Ian berdeham. "Apa lagi yang ingin kau sampaikan? Kurasa kau tak mungkin meminta bertemu hanya untuk sekedar menanyakan itu."

"Memang tidak. Aku kemari juga ingin membicarakan tentang...pertunangan kalian."

Heh? "Per...pertunangan? Apa tak terlalu cepat?"

"Kurasa waktunya sudah tepat." Aaron buru buru menambahkan, "Tapi kalau kau belum siap, kita bisa mengundurnya."

Ian terdiam dalam waktu yang cukup lama. "Tak perlu mengundur undur. Aku siap kapan pun kau siap."

• • •

Lelaki itu menyesap vodka nya sambil menghela napas. Ia tak mempedulikan Ava yang menari dengan erotis di hadapannya sedari tadi.

Seminggu lagi dia akan bertunangan.

Agent 'Nerds' Carter | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang