Shania Season Part II

2.1K 159 5
                                    

Malam dimana aku melakukan perform off air ditemani dengan Kak Dhike, Manager ku. Aku mulai sibuk berlatih vokal sekedar merilekskan badan dan suasana agar tak canggung nanti nya. Beberapa list lagu sudah sampai ditangan ku. Masih sama seperti lagu-lagu yang biasanya aku bawakan pada acara offair, tujuh lagu.

Aku gelisah mencari Kak Dhike yang sedari tadi sibuk sendiri dengan urusan nya sedangkan aku diabaikan padahal yang seharusnya ia lakukan adalah menemani ku disaat seperti ini. Memang ini bukan untuk pertama kali nya aku tampil didepan umum, tapi rasa gelisah dan takut selalu menemani hari ku saat hendak melakukan perform.

Sepuluh menit lagi aku harus menaiki panggung ku. Ya panggung yang megah ditengah banyak penonton. Degupan jantung ku semakin tak karuan sementara aku tak tau harus melampiaskan rasa gelisah ku ini gimana. Aku meminum air mineral sebanyak-banyaknya sekedar untuk merelekskan badan namun debaran jantung ku tak kunjung berhenti. Aku kenapa sih?

Kak Dhike akhirnya datang dengan membawa selembar kertas yang berisi nama-nama sponsor pada acara yang aku hadiri. Ia menyerahkan nya kepadaku dan kemudian berlalu pergi begitu saja. "Nih nanti kamu baca ini setelah lagu ke empat"

Aku hanya bisa mencibir dari jauh, menggerutu kepergiannya. Disini, didalam backstage aku terus mondar mandir kesana kemari mencari ketenangan saat suara MC mengagetkan ku dan mengharuskan aku segera menaiki panggung. Gemetar, gelisah dan berdebar itulah yang aku alami. Aku sempat melihat ke sekeliling panggung, ramai. Kebanyakan yang datang adalah laki-laki ada juga beberapa perempuan namun sedikit. Dari beberapa laki-laki yang hadir aku menangkap sosok nya, menemukan dia berdiri disebelah panggung, sendirian.

Ia hanya mengenakan kaos polo putih dan juga celana jeans yang sedikit robek-robek khas anak jaman sekarang. Memakai snapback yang ia balik kebelakang serta kaca mata kotak nya yang setia bertengger pada hidung nya. Siapa lagi kalau bukan cowok ditempat martabak, Boby.

Aku tersenyum sekilas ke arah nya, senang sekali rasanya mengetahui ia datang untuk menyaksiakan penampilan ku. Namun gaya nya kali ini sangat berbeda lebih badboy dan menggemaskan..hehehe

Alunan musik mulai dibunyikan, aku mulai menikmati setiap penampilan ku malam ini. Tentu nya aku tak ingin membuat para penggemar dan pendukung ku kecewa jika aku tak tampil maksimal. Hingga lagu terakhir yang menjadi lagu penutup dimana aku mulai duduk dihadapan sebuah piano hitam dan siap untuk memainkannya. Aku kembali menatap Boby namun aku tak menemukannya, kemana dia?

Hingga lagu terakhir ku usai dan para penggemar mulai riuh didepan backstage untuk sekedar meminta foto atau tanda tangan diriku. Haha tenang tidak perlu membayar kok.
Aku mulai menyapa dan memenuhi permintaan para penggemar untuk berfoto sampai akhirnya Kak Dhike menghentikan semuanya.

"sudah dulu ya, Shania nya harus istirahat lain kali kalau perform lagi foto lagi ya"

Kak Dhike menarik tanganku untuk menjauh dari sekumpulan penggemar ku. Aku sempat merasa sedih karna ada beberapa diantara mereka belum sempat berfoto dengan diriku. Aku mengucapkan maaf kepadanya dan berjanji lain kali pasti akan berfoto dengan dirinya.

Aku berjalan mengikuti Kak Dhike menuju mobil tentu nya juga dikawal dengan beberapa bodyguard khusus yang disediakan pihak penyelenggara. Sampai akhirnya aku sudah berada diparkiran mobil dan menemukan sosok yang tadi aku cari didalam, Boby. Ia berdiri menungguku di samping mobil ku dan tersenyum manis kepadaku. Senyuman yang ia berikan seolah membiusku dan melumpuhkan kaki ku. Aku terdiam ditempat dan Boby mulai mendekat ke arah ku sampai akhirnya aku menyadari Kak Dhike mendorong tubuh Boby untuk pergi menjauh dari ku.

Buuuukkhh

"Eh Kak Dhike, apaan sih? Kenapa di dorong? Jangan jahat dong!" ucap ku marah sambil memegangi tubuh Boby yang terjatuh dan membantu nya untuk berdiri.

Beauty and LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang