our plan.

423 6 4
                                    

ZAYN’S POV

Setelah pulang sekolah aku tidak langsung memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu melainkan pulang bersama stella ke rumahnya, sekedar menemani kasihan dia selalu ditinggal orangtua nya untuk bekerja.

“zayn?”  sapa stella, aku meliriknya sebentar dan kembali fokus mengemudi.

“uhm yaa?”

“kau melamunkan apa?"

“ha? Apa? Tidak aku tidak melamun.” Jawabku, memangnya sedari tadi aku melamun ya? Kurasa tidak.

Stella menggeleng – gelengkan kepala mendengar jawabanku, “kau bohong mr.malik. tidak biasanya kau diam.”

“benarkah? Mungkin hanya terlalu lelah.”

“yasudah, kau tak perlu ke rumahku zayn kau bisa langsung pulang.” Ujarnya tersenyum manis seraya menggenggam tangan kiriku dan mengelus – mengelusnya dengan lembut, sangat lembut bahkan.

Oh tuhan, terimakasih kau telah memberikanku bidadari sempurna yang telah mewarnai hidupku, membuat hidupku lebih bersemangat.

Terimakasih.

Aku membalas menatapnya lembut dan tersenyum, “aku tidak apa – apa sayang, kau tidak perlu khawatir.”

****

Aku menghempaskan tubuhku di sofa putih rumah stella dan memandang langit – langit hari yang cukup melelahkan, aku harus menegrjakan tugas – tugas yang belum kuselaikan sedari tadi disekolah maka dari itu aku terlambat menemui stella dan mendapati pranknya.

“kau mau minum?” tawar stella manis seraya melepas sepatu vans yang dipakainya.

“tidak.” Setelah mengatakannya aku meletakan kepalaku dipundak stella agar nyaman, jujur stella selalu membuatku nyaman.

“ugh! Manja sekali.” Ledek stella memutar matanya sembari mengusap lembut rambutku.

“babe?” aku mendongak agar bisa melihat indahnya mata dan paras yang dimiliki kekasihku sendiri.

“yaa?” ia tersenyum seraya terus mengusap lembut rambutku. Bahkan jambul ku juga tetapi aku tidak marah, jika stella yang melakukannya.

“liburan musim panas ini kau mau kemana?”

“uhm...” stella memberhentikan kegiatan mengusap rambutku dan memandang langit – langit seperti berpikir keras untuk menjawab pertanyaanku, “entahlah, mom dan dad mungkin tidak ada dirumah jadi...”

Ia menggantungkan kalimatnya menatapku lekat – lekat, “jadi apa?”

“kemungkinan besar aku hanya membusuk di rumah.” Ujarnya terkekeh sendiri mendengar perkataannya dan memutar mata, kembali mengusap lembut rambutku membuatku memeluk tubuh mungilnya.

I love cuddle with her.

Aroma wangi parfumnya bahkan terhirup olehku.

Perempuan beraroma harum adalah mood boster.

“zaynie?”

Aku mengerutkan dahiku mendengar sapaan stella, “zaynie? Maksudmu aku?”

Stella terkekeh pelan mendengar pertanyaanku, “tentu saja kau mr malik! Zaynie adalah panggilan sayang.”

“kenapa aku baru dengar sekarang ya?”

“uhm.. baiklah mulai sekarang aku akan memanggilmu zaynie, kau tidak keberatan kan?” tanya stella dengan paras imutnya.

“kenapa harus keberatan?” tanyaku balik.

Stella menganggakat bahunya, “mungkin saja kau keberetan.”

You can't run and hide.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang