6 - Rahasia Kecil

177 11 2
                                    

UTS akhirnya selesai, finally setelah semingguu. Ketua kelas membagikan nilai. Dan sial. Benar saja. Nilai matematika ku lebih kecil darinya.

Tapi, entah mengapa ada perasaan senang dalam diriku. Bikin bekel dan merawatnya selama seminggu?

Jadi aku bakal deket terus sama Faldi selama seminggu 'kan? OMG!

"Gimana? Jadi sitter gue mulai sekarang ye? Terus besok bikinin bekel juga buat gue oke? Musti masakan lo pokoknya!"

Faldi berkata seperti itu ketika melihatku.

"Iya oke siap sip." ujarku flat.

"Oke, sekarang, temenin gue ke kantin. Ayo!" Faldi langsung menarikku.

Astaga.

***

Aku bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bekal makan siangku. Dan Faldi.

Sebenarnya aku masih mengantuk, tapi entah mengapa aku semangat sekali. Mungkin karena niat hahaha.

Aku masuk ke kelas dan melihat Faldi sedang memainkan smartphone nya.

"Pagii. Tumben amat pagi-pagi udah di kelas, Kapten?"

"Eh, pagiii. Iya nih hehe. Gak sabar nunggu bekel dateng hahaha." Faldi tersenyum dan mengusap-usap punggung lehernya.

"Yeu. Gue gak bikin bekel buat lo!" ku julurkan lidahku.

"Yah, masa nggak sih? Kan lu sitter gua, Hannn." Mukanya cemberut.

"Nih nihhh. Tuh ambilll!" Ku sodorkan bekal yang sudah ku siapkan tadi pagi.

"Seriusan lu bikinin nih, Han? Kan gua bercanda.."

"Mau lu apa sih, Di?!" Aku melotot kepadanya. "Bukannya terimakasih atau apa gitu, gue juga tau lo pengen! Woh!" Ku tinggalkan dia lalu aku duduk di tempatku.

"Lo niat banget sih bikin bekel buat dia, Han. Cerita dong! Lo naksir?" Nessa tumben sekali bertanya kepadaku. Nessa.. pagi-pagi udah kepo.

Aku hanya bisa tersenyum dan berkata dengan nada pelan, "Hem. Gini deh ya intinya, nggak ada pertemanan yang murni antara cowok dengan cewek. Di dalemnya tuh bakal ada rasa, yaaaaa walaupun udah berusaha keras nolaknya. Hehe."

Nessa senyum. Anjir. Baru kali ini liat senyum Nessa bener-bener murni, gak di paksa.

"Cie kaaaan.. Dari kapan emang, Han?" Aku tersentak kaget. Annie daritadi mendegarkan dan bertanya seperti itu. Baru dateng udah nguping.

"Kasih tau lah, Han. Kepo anjir. Kan siapa tau gue bisa bantuu." Nessa memaksa.

"Iya, aduuuuh malu sumpah ceritanyaaa. Pokoknya dari kelas X daaah." Aku malu dan menutup wajahku.

"Jadi lo masih suka sampe sekarang, Han?!" Uty yang baru dateng langsung berkata seperti itu. Anjir. Suaranya kenceng banget. Sampe nengok orangnya. Iya itu Faldi nengok.

Buset. Aku langsung nutup mulut Uty.

"Ty, diem dong, diem. Udah. Biarin waktu yang menjawab. Gue masih kuat waiting gini kok. Biarin aja, gue seneng bisa sayang diem-diem kayak gini kok. Yaa, daripada gue blak-blakan, trus dia gak suka juga gimana? Malu banget anjir. Pasti bakal canggung banget deh, dan dia selalu ke ge'eran."

Selesai berkata seperti itu, aku tersenyum dan melirik Faldi. Uty,  Nessa dan Annie ikut tersenyum dan mengucap kata bergantian.

"Sumpah, Han. Lo yang kuat ya!"

"Semangat ya, Han!"

"Kita disini bantuin lo!"

Aku terharu mereka kayak gitu. Baru pertama kali. Aku menjawab mereka, "Makasih ya, girls. Ini adalah rahasia kecil kita, ya?"

FRIEND (ZONE) SHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang