Bab 2

2K 158 4
                                    

Day 1

Jam baru menunjukkan pukul sebelas pagi. Tapi Dave masih anteng stay di rumah. Yah, bukan kemauannya sendiri sih, tapi karena kewajibannya untuk menjaga dan mengawasi Candace. Dave sudah meminta izin untuk tidak masuk kerja hari ini dari kantornya. Hanya untuk hari ini saja. hari pertama Candace di rumahnya.

Meski niatnya ingin menjaga Candace, jujur saja Dave benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya terhadap gadis kecil ini. Bara sudah pulang sejak tadi karena ada sedikit masalah di kafenya, sedangkan Candace sudah melahap habis es krimnya sejak dua jam yang lalu. Dan sekarang lihat saja, ia sedang mengeluarkan beberapa mainan lain dari koper besarnya.

'Sebenarnya ada berapa banyak mainan sih yang dibawanya? Emang dia ga bawa baju apa?' batin Dave bingung. Ia yang baru saja selesai mandi, menghampiri Candace dan berdiri dihadapannya. Candace mengabaikannya. Membuat Dave benar-benar merasa jengkel. Baru kali ini dia diabaikan oleh seorang gadis kecil. biasanya juga kalau dia ketemu anak-anak temannya, mereka pasti akan berebutan minta digendong.

"Put it back in your case, we're going to buy some foods outside." Ucap Dave seraya menunjuk ke arah mainan Candace yang berserakan di lantai.

Candace mendongak dan menatap Dave, lalu beralih menatap mainannya. "Candace ga mau kemana-mana."

Dave sedikit terkejut, tidak tahu kalau Candace ternyata bisa bicara dengan bahasa Indonesia.

"Tapi gue ga bisa ninggalin lu sendirian disini," balas Dave. Candace menatapnya lagi, membuat Dave tiba-tiba sadar kalau dia sudah salah bicara. Bisa-bisanya dia bicara lu-gue sama anak kecil.

"Maksud Oom, Oom ga bisa ninggalin Candace sendirian disini. Nanti kalo ada apa-apa, gimana?" ulang Dave, kali ini dengan nada yang lebih lembut.

"Emang bakal ada apa?" tanya Candace polos.

"Yaaa... siapa tau aja ada penculik, atau ada kecoa terbang..." Dave mengangkat bahu bingung sambil mengusap-usap tenguknya dengan canggung.

Candace mengernyitkan wajahnya ketika Dave menyebutkan kecoa terbang. Candace benci kecoa. Apalagi yang bisa terbang kemana-mana. Perlahan dia menurut dan mengumpulkan mainannya, bukan untuk dimasukkan kembali ke koper, tapi hanya untuk dikumpulkan ke sudut sofa.

"Kenapa dikumpulin di situ?" tanya Dave heran.

"Koper Candace udah berantakan, susah susunnya." jawab Candace, sambil meraup baju-baju boneka Barbienya dan menjejalkannya ke kotak kecil. Dave tersenyum saat mendengar cara Candace mengucapkan kata yang ada huruf 'r' nya. Tidak terlalu cadel sih, tapi cara Candace mengucapkannya sangat menggemaskan.

"Ya sudah. Oom ambil kunci mobil dulu, ya. Kamu tunggu aja di situ." ucap Dave.

Candace tidak menyahut, tapi tetap menuruti perkataan Dave. Dia duduk dan bersandar di sofa –sofanya lumayan lebar jadi kaki kecil Candace ikut naik ke sofa saat ia duduk– dan mengawasi Dave yang berjalan ke kamarnya. Sesaat kemudian, Dave kembali dengan kunci mobil dan dompet di tangannya.

"Yuk," katanya saat berjalan melewati Candace. Candace segera melompat turun dari sofa dan berlari mengikuti Dave. Dave membuka pintu dan membiarkan Candace keluar lebih dulu. Setelah mengunci rumah, Dave menuntun Candace ke mobilnya yang terparkir di depan halaman. Dibukakannya pintu penumpang, dan karena Candace tidak langsung masuk, Dave segera mengerti kalau bocah kecil itu perlu digendong. Kakinya yang pendek pasti tidak akan menjangkau jok mobilnya yang lumayan tinggi untuk anak sekecil Candace.

Setelah memasangkan sabuk pengaman Candace, Dave segera berlari ke jok pengemudi.

"Candace mau makan siang apa?" tanya Dave tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang