Jessie P.O.V
“huuuhhh ..” , desahku sambil melempar tas ke meja dan membanting tubuhku disofa.
“kamu pasti capek.” , sahut Mama menghampiriku sambil membawa segelas teh hangat.
“iya Ma , hari ini scheduleku padet banget , setelah meeting dengan Client yang ini dilanjut dengan Client lain. Hemmb” , ujarku.
“itulah resiko memiliki perusahaan besar Nak. Tapi Mama bangga denganmu , bisa mengembangkan perusahaan Alm. Papamu hingga sebesar ini.” , Mama menaruh tehnya lalu memelukku.
“hehe terimakasih Ma. Gini-gini kan hasil didikan dari Alm.Papa “ , ujarku sambil melepas pelukan Mama.
“yasudah , kamu mandi dulu sana terus istirahat.” , suruh Mama.
“siap Mama” , aku berdiri mengambil tas lalu pergi ke kamar.
Sesampai kamar aku tidak langsung mandi , aku membaringkan tubuhku kembali ditempat tidur seraya memandangi foto yang ada didepanku. Yep , foto siapa lagi kalau bukan Niall. Itu adalah foto saat kami berada di London Eye. Sebuah kebersamaan yang tak pernah bisa aku lupakan. Aku sangat merindukannya
***
Niall P.O.V
Hari ini aku tidak terlalu sibuk dikantor jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Aku pergi ke Nandos untuk makan siang.
At Nandos
“mau pesan apa pak ?” , seorang pelayan menanyaiku.
“em seperti biasa saja.”
“baik pak tunggu sebentar.” , ujar pelayan kemudian berlalu. Karena aku dsudah langganan disini jadi mereka sudah hafal dengan pesananku.
Aku menelfon Demi untuk segera menemuiku di Nandos.
Niall : hallo. Kau sibuk ?
Demi : tidak. Ada apa ?
Niall : aku di Nandos. Bisakah kau kesini ?
Demi : yep. Wait (kemudian Demi menutup telfon )
Hingga saat ini Demi adalah seorang penyanyi. Dia sangat sukses dalam karir bernyanyinya , aku pun kagum akan keberhasilannya.
Tak lama Demi datang.
“hey Yel” , sapa Demi sambil menarik kursi untuk duduk.
“hey Demz” , sapaku balik.
“permisi pak ini pesanannya.” , pelayan meletakkan pesananku.
“kalo Mbak mau pesan apa ?” , sambung pelayan menanyai Demi.
“kentang sama Juice seperti biasa aja.” , sahut Demi.
“oh iya Mbak tunggu sebentar” , kemudian berlalu.
“ada apa lagi denganmu ? sebaiknya kalau urusan kantor jangan kau bicarakan padaku , aku bukan orang yang tepat” , ucap Demi.
“haha kau ini ada-ada saja. Aku sudah berkeputusan untuk menemui Jessie di New York” , sahutku tenang sambil melahap makananku perlahan.
“apa katamu ?” , Demi mendadak melototiku. “untuk apa ? memangnya kamu tau dimana rumah Jessie yang di New York ?” , sambung Demi. Tiba-tiba pelayan datang. ***skip***
“alamat ? iya juga ya. Aku tidak berfikiran hingga kesana.” , aku menghentikan makanku.
“kamu itu kebiasaan deh , apa-apa gamau difikirin tiba-tiba ambil keputusan,” , ujar Demi sambil memakan kentang pesanannya.
“terus aku harus apa ? sampai sekarang Jessie tidak menghubungiku , nomornya yang lama pun sudah tidak aktif lagi.” , sambungku kembali melahap makananku.
“berapa kali sih aku bilang ? cari pengganti cari pengganti.” , Demi agak menekan nadannya.
“tidak! “ , tegasku.
“terserah. Jika kamu bersikeras untuk menuggunya ya terserah. Yang penting aku sudah memberitahumu.” , ujar Demi.
“Demz ?” , panggilku.
“apa ?” .
“kamu sudah kenal lama denganku dan kamu tau aku tuh orangnya berkeyakinan kuat dan setia.” , lanjutku.
“yayaya kau sudah 1,2,3, blablabla kali mengucapkannya padaku.” , sambung Demi sambil menghitung dengan jarinya.
“hahaha selalu deh” , aku pun tertawa.
***
Setelah makan , Niall pulang untuk mandi dan segera keluar lagi. Diantara The Boys , yang sudah memiliki anak adalah Louis Eleanor , Zayn Perrie dan Liam Danielle. Harry belum karena baru beberapa bulan yang lalu mereka menikah. Sedangkan Niall , forever alone sampai Jessie kembali. Hahaha
Karena ini malam minggu , kebiasaan mereka selalu berkumpul dirumah salah satu dari mereka. Kali ini mereka berkumpul dirumah Zayn dan Perrie.
Saat sampai dipintu rumah Zayn , Niall disambut dengan sapaan hangat One Direction’s Family.
“Good Evening Uncle Niall xD” , sapa mereka bersama sambil melambaikan tangan.
“oh sapaan itu lagi” , ucap Niall sambil berjalan menghampiri mereka.
“Hay kau , aku sungguh merindukanmu Baby.” , sambung Niall sambil mencubit pipi Baby Angel anak dari Zayn.
“Hey Uncle , kau tidak merindukanku ?” , goda Louis sambil memainkan tangan Baby Keith, anaknya kearahku.
“okeh okeh aku rindu kalian semua kok The Boys Junior” , ujar Niall sambil memakan kripik yang ada di meja.
“Uncle Uncle aku ingin keripik yang kau makan.” , goda Liam yang juga memainkan tangan Baby Cara kearahku.
“oh Sayang. Sini sini Uncle kasi” , ujar Niall sambil menggendong Baby Cara.
“Uncle Uncle , Uncle kapan bikinin aku , Keith sama Angel temen main ?” , Goda Niall pada Harry dan Taylor.
“hahaha” , Haylor tertawa. “later Sayang “ , sambung Taylor sambil mengelus pipi Baby Cara.
“kalau Uncle Niall kapan nyusul Mama Papa terus bikin temen buat kita ?” , goda Zayn dengan Baby Angle.
“haha kau ada-ada saja Zen” , sahut Niall. “aku serius Yell” , sambung Zayn.
“entahlah , aku masih belum bisa mengganti posisi Jessie , karna aku yakin dia pasti akan datang entah itu kapan.” , ujar Niall.
“itu sih terserah kamu Yell , kami harap kau tidak menjadi perjaka tua hahaha” , mereka pun tertawa bersama.
Kebersamaan yang dibangun oleh One Direction memang tidak bisa dipisahkan oleh apapun , bahkan hingga mereka berkeluarga seperti sekarang. Kehangatannya tak pernah pudar.
***
YOU ARE READING
Penantian Diujung Senja Part 2
FanfictionIni adalah kelanjutan dari Part Penantian Diujung Senja , yang ini pertemuannya atau Part 2 nya. Selamat Membaca