Yonghwa kembali ke toko dengan terburu buru.
"Seperti dikejar setan aja." Desis min ri heran melihat yonghwa yang datang dengan tergesa-gesa.
"Aku memang sedang dihantui." Kesalnya.
Masih terbayang-bayang dibenak yonghwa soal boneka manekin itu. Apa yang telah terjadi padanya hari ini?
"Setan? Kau sedang diganggu?." Penasaran min ri. Yonghwa mengangguk-anggukkan kepalanya dengan mantap. "Mungkin kau terlahir dari kesialan."
"Yya!"
"Mianhae.... aku hanya bercanda." Tawa min ri meledak melihat ekspresi yonghwa yang sedang kesal.
★★★
Sore Hari...
Toko buku yonghwa selalu kedatangan pelanggan meski tidak banyak. Pelanggan setianya selalu datang disore hari.Wanita itu masuk kedalam toko dan mulai memilah buku yang akan ia beli. Yonghwa menghampiri wanita itu.
"Ada yang bisa kubantu?." Tanya yonghwa ramah.
"Jangan anggap aku sebagai orang asing. Ingat, aku ini pelanggan setiamu." Cibirnya membuat yonghwa tersenyum.
Braakk!!!
"Yong-ah.... aku menemukan sesuatu!." Teriak min ri histeris. Yonghwa langsung berlari menuju keberadaan min ri.
'Boneka Manekin itu....'
Wajah yonghwa langsung pucat setelah melihat boneka itu ada didepan tokonya.
Min ri mengambil sebuah surat diatas paha boneka itu.
"Jadi kau yang membuang boneka ini? Buanglah ditempat lain, jangan ditempatku. Ini benar-benar mengganggu mataku." Min ri membacakan isi surat tersebut."Min Ri-ya......." gugup yonghwa.
"Ne?".
"Ini boneka setan, kita harus segera membuangnya." Ucap yonghwa mulai berkeringat. Min ri terdiam, lalu tiba tiba wajahnya cerah seperti baru kejatuhan beribu ribu ide.
"Aigooo.... yonghwa! Justru yang seperti setan itu kau." Seru min ri. Yonghwa menatap min ri serius. "Hmm... kurasa ini bisa kita gunakan."
"Ma..maksudmu apa?"
"Yong-ah, hei.... lihat. Manekin ini memiliki tombol." Seru min ri semakin penasaran. Ia meraba tombol kecil berwarna merah dibelakang lehernya.
"Tombol? Mungkinkah..........." suara yonghwa tertahan. Yonghwa dan min ri sama sama saling menatap.
"INI ROBOT!!!" Pekik keduanya sama sama takjub.
'Mana mungkin, aku benar-benar yakin tadi......' lamunan yonghwa kembali terhenti. Tanpa aba-aba, min ri reflek menekan tombol bulat berwarna merah.
Seperti dalam cerita fiksi, benda yang menyerupai manusia ini terbangun. Bahkan matanya terbuka, layaknya robot pintar. Ia berdiri menatap dingin min ri dan juga yonghwa. Tentu saja min ri dan yonghwa terkejut sekaligus takjub.
"Kau.... kau siapa?" Takut yonghwa memilih mundur sedikit.
"kau siapa??" Ulang robot itu.
Sungguh semakin terkejutnya yonghwa dan min ri karena robot itu bisa bicara.
"Omooo!!! Robot pintarrr!!! Dia bisa berbicara!." Teriak min ri takjub.
"Robot?!" Heran gadis itu. Logatnya memang tidak seperti robot, rupanya ia tidak menyadari bahwa sebenarnya ada yang salah pada dirinya.
"Kau siapa? Kau datang darimana?." Introgasi yonghwa.
"Aku................."
"Jangan-jangan kau alien ya?!!!" Curiga yonghwa yang berlebihan membuat min ri melirik lelah pada lelaki itu.
"Bodoh, dia hanyalah sebuah robot." Cibir min ri.
"Apa aku terlihat seperti robot? Dan dimana ini? Apa kalian termasuk kelompok mereka?" Sungguh, yonghwa dan min ri tidak mengerti apa yang gadis ini bicarakan.
"Periksa lehermu." Perintah yonghwa. Gadis itu menuruti perkataan yonghwa. Ketika ia meraba diarea pundaknya. Ia merasakan tonjolan seperti tombol. "Kau adalah robot."
"Apa yang kau lakukan terhadapku?" Teriak gadis itu geram.
"Yya, kami tidak melakukan apa-apa terhadapmu. Kukira kau robot sungguhan." Jelas min ri.
"Kembalikan orang tuaku." Ucapnya lemah.
"Orang tuamu? Hei, aku saja baru menemukanmu disamping tempat sampah. Mana kutahu, itu urusanmu." Yonghwa sudah lelah, ia pun memilih masuk kedalam rumahnya meninggalkan min ri dan juga robot itu.
Min ri tahu betul, yonghwa sedang naik pitam. Melihat keadaannya yang menyedihkan, dan menyangkut-pautkan orang tua. Orang yang ia benci.
"Namamu siapa?" Tanya min ri lembut.
"Shinhye. Park shinhye." Jawabnya sedih.
"Tempat tinggalmu dimana?"
"Aku tak tahu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
a Beautiful Robot [FF YONGHSIN]
RomansYonghwa adalah seorang pengusaha kecil yang memilih hidup sendirian karena kehidupan keluarganya yang rumit. Dengan bermodal lulusan SMA yonghwa sudah bisa membangun sebuah Toko buku dipusat kota seoul. Dan tak menyangka kehidupannya berubah dras...