my soul

1K 24 1
                                    

hari ini Edith bangun pagi. Meskipun lembur mengejar deadline tetapi Edith terbiasa bangun pagi. Langsung kekamar mandi dan mengguyur kepalanya dengan air dingin. Tahukah kalian mandi air dingin di pagi hari itu paling menyenangkan dan bikin awet muda. Buktinya Edith merasa tidak pernah tua. Hahaha.

Masih dengan rambut basah Edith ke pantry. Mengenakan kaos polos dengan leher lebar dan celana pendek diatas lutut. Ini adalah pakaian favoritnya dirumah. Memakai sandal hello kitynya yang sudah menipis karena lama sudah tidak di ganti. Edith mencari sandal sejenis tetapi sudah tidak ada jadi terpaksa besok kalau sandal ini akhirnya masuk tong sampah Edith merelakan dirinya memakai sandal keropi pemberian Aly ketika Ultahnya kemarin. Aly adalah sahabatnya sekaligus rekan kerja. Orangnya cantik, tinggi langsing dengan rambut merah dan bergelombang. Berkali-kali dia mengecat rambutnya agar bisa sehitam milik Edith tetapi selalu aneh. Edith heran betapa banyak teman sekantornya yang bilang rambut dan mata hitamnya benar-benar cantik dan eksotis. Padahal kalau mereka ke Indonesia yang begituan tersebar di seluruh penjuru negri. Itu artinya sebenarnya semua wanita Indonesia itu cantik dan eksotis bukan (ih ngarep gue).

Edith membuka kulkas mengambil telur, fillet ayam dan sayur. Tadi malam edith sudah memasak nasi pagi ini dia berniat bikin nasi goreng paling enak sedunia. Edith jarang makan nasi kecuali masak sendiri atau ke restoran asia yang menyajikan menu nasi disana.

Sambil bersenandung Edith membuat bumbu. Berhenti sejenak untuk menyesap teh cammomilenya dan melanjutkan acara masaknya. Hari masih pagi. Baru jam setengah enam an sepertinya. Nanti ia dijemput Paul untuk diantar kekantor. Edith tertawa dengan harinya kemarin. Benar-benar ajaib bukan?.

Terdengar bunyi bel pintu berdenting. Hey ini masih pagi kan. Biasanya korannya di titipkan di bawah di bagian security. edith mematikan kompor dan melangkah menuju pintu. Menggeret stool dengan kakinya dan menaikinya untuk mengintip siapa tamu yang berkunjung pagi-pagi begini. Dan Edith terkejut. Di sana didepan pintu Paul berdiri dan dadah -dadah didepan lubang. Haaah sepagi ini.

Edith membuka pintu dan paul tersenyum lebar sambil memberinya setangkai bunga pink Rose.

" Thanks, pagi-pagi begini kau sudah menjemput? atau hanya alasan agar bisa ikut sarapan?" Edith meminggirkan badan agar Paul bisa masuk kedalam ruangan. Paul terkekeh. Ia mengacak rambut Edith kemudian berjalan mendahuluinya menuju dapur

" Sepertinya aku bisa ikut sarapan lezat pagi ini. Baunya harum" ia melongok ke atas wajan berisi nasi goreng setengah matang. Edith meletakkan bunganya di dalam vas panjang dan meletakkannya dimeja makan. Melanjutkan acara memasaknya.

" Mau buat kopi sendiri atau menunggu kubuatkan?" Edith bertanya sambil menoleh ke arah Paul yang duduk santai dikursi.

" Tunggu dibuatkan sajalah. Rasanya enak kalau buatanmu" Katanya sambil tersenyum. Edith Tertawa

" Dasar artis" Edith berkata sambil melengos.

Edith mengisi piring kosong yang disodorkan Paul ke arahnya. Menambahkan dengan telur mata sapi dan irisan timun dan tomat. Ini sarapan sangat Indonesia bukan? (peduli amat kalau Paul walker yang asli kagak suka).

Edith membuatkan secangkir kopi luwak untuk Paul dan menyodorkannya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya membawa toples beirisi kerupuk

" Kau harus coba ini deh" Sambil menyodorkan toples berisi kerupuk ke hadapan Paul.

" Tapi kalau tidak suka tidak apa-apa, soalnya itu digoreng dengan minyak banyak. Kau kan lelaki metroseksual yang menjaga penampilan" Edith berkata sambil duduk dan mengambil sendok.

" Kau tidak hendak menyindirku melambay lagikan" Paul menyahut masam

Edith terkekeh

" Capek-capek aku berlari 10 km diatas treadmill setiap pagi dan kau tiba-tiba mengatakan aku melambay, kau benar-benar tidak berperasaan" Paul mengucap sambil tangannya mengambil kerupuk didalam toples.

" Ya, mau bagaimana lagi, kalian para artis kan harus tampil sempurna. Kalau kau buncit sedikit aku curiga kau tak laku lagi" Edith berkata sambil mengerling

Paul menatapnya tajam

" Aku berolahraga itu karena aku menyukainya, kau harus tahu pekerjaan utamaku adalah berolahraga sedang menjadi aktor adalah sampingan" Sahutnya bibirnya tertekuk. Edith tertawa

" Jangan marah, kalau kau cemberut seperti anjing laut sedang birahi" Ucap Edith disela tawanya. Dan Paul langsung tersedak. Edith buru-buru menyodorkan gelas berisi air putih

" Menyesal aku menumpang sarapan disini. Kau benar-benar bermulut pedas" katanya setelah meminum air putih. Edith tergelak.

" Tapi sebandingkan dengan menunya, tuh masih ada sisa kau boleh tambah " Edith menawarkan nasi goreng untuk Paul. Dan Paul langsung berdiri menambah sarapannya

" Tidak kuduga kau makan banyak. Bisa cepat habis berasku kalau kau sering-sering sarapan disini" Edith berkata sambil terkekeh. Dan Edith terkaget-kaget ketika ternyata Paul sudah berdiri dibelakangnya dan merunduk lalu berbisik

" Kau belum dapat yang kedua bukan? "

" PAUUUUUUUUUUL" Edith menjerit. Peduli amat dengan tetangga yang pada terbangun gara-gara teriakannya sepagi ini. Paul melangkah menuju kursinya sambil terpingkal-pingkal. Dasar artis mesum, sialan kau bathin Edith terengah-engah.

Setelah sarapan Paul berbaik hati mencuci piring mereka berdua.

" Bagaimana lututmu?" tanya Paul, tangannya sibuk dengan sabun dan piring

" Ya sudah lebih baik. Cuman dahiku ini. Plesternya harus kututup dengan apa?. Masak kekantor dengan plester begini. Seperti remaja yang jerawatan. " Edith mengeluh sambil memegang dahinya yang tertutup plester warna-warni. Edith baru sadar ternyata Plester pemberian Paul warna-warni begitu.

" Itu plester yang menyediakan Meadow. Jesse pernah ngamuk-ngamuk waktu tangannya tergores dan kusodorkan plester itu" Paul berucap sambil tergelak. Edith tersenyum. Ia berdiri dari kursinya dan melangkah ke kamar

" Aku siap-siap dulu ya" ucapnya sambil menutup pintu kamar.

Edith memilih blus sutra warna gading dengan kerutan di bagian muka. dan Celana kapri coklat kayu sebagai bawahan. Keluar kamar sambil meneteng tasnya yang berisi tablet, HP dan dompet. Berkas tulisannya tadi malam masih di meja kerjanya. Mengambil flatshoes berwarna beige favoritnya. dan memasangnya sambil berjalan  kea arah meja makan. Paul sudah selesai mencuci piring dan sekarang ia menghabiskan kopinya.

" Cepat sekali kau berdandan" Paul berkomentar sambil menatap Edith dari ujung kaki sampai kepala.

" kau pikir aku ibu-ibu pejabat yang mau masuk televisi?" Edith bertanya ke arah Paul sambil mengernyitkan dahinya.

" yah, kupikir semua perempuan butuh waktu berjam-jam untuk mempersiapkan diri sebelum keluar dari rumah" Sahut Paul asal.

"Yeah, sayangnya aku tak begitu, kau tidak beruntung kali ini" Edith menyahut sambil tersenyum jahil.

Mereka berjalan beriringan keluar dari apartemen Edith. Edith tersenyum manis ke arah Josh, security di apartemennya. Josh melambaykan tangannya dan tersenyum ramah ke ara Paul. Sepertinya ia agak heran. Kenapa Edith bisa bersama Paul.

Paul mengantarkan Edith sampai depan perkantorannya. Ketika Ia hendak mengantarkan Edith sampai Parkiran Edith menolak mentah-mentah. Ia tidak ingin menjadi bahan gosip berikutnya. Digosipkan dikantor itu sangat tidak menyenangkan kata Edith kepada Paul. dan Paul bilang bagaimana dengan dirinya yang di gosipkan setiap hari. Edith memandang Paul prihatin. Ternyata artis juga manusia biasa. Mereka berpisah setelah berjanji akan bertemu akhir pekan besok untuk menemani Paul menjemput Meadow karena Paul bilang Becca (ibunya Meadow) ada kencan. Okelah kata Edith toh ia juga kosong weekend besok.

With You..Mister Walker (fanfictnya Paul Walker fast and furious)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang