L-O-V-E

873 20 3
                                    

Hampir sebulan ini Edith tidak bertemu Paul. Meski begitu mereka rutin saling mengontak. Kadang Edith harus menjauh dari Aly agar wanita itu tidak curiga. Meskipun kadang-kadang Aly bertanya siapa yang menelponnya yang membuat pipi Edith merah jambu. Edith hanya menjawab "teman". Kepadatan tugas kantor membuat Edith tak banyak hang-out. Apalagi rencana tulisannya k  tentang dongeng anak yang berlatar Asia -Eropa di Turki sudah tahap disetujui. Edith hanya sempat sekali menelpon Becca dan Meadow. Edith juga menyempatkan diri bertemu dengan Ashley yang minta ditemani mencari buku cerita anak untuk janin diperutnya yang berusia 24 minggu. Sore itu sepulang dari kantor Edtih mampir berbelanja. Ia butuh beberapa bahan untuk memasak nanti malam. Aly bilang ia kangen makan malam di flat Edith. Ia akan mengajak Jeff  teman dan seorang Jeff yang akan dikenalkannya pada Edith. dan edith mengiyakan saja. Jeff adalah tunangan Ally mereka pacaran sejak zaman SMA. Edith agak heran dengan selera Aly. Aly cantik langsing dan berpasangan dengan Jeff yang tambun dan seperti raksasa. Jeff seorang programmer disalah satu perusahaan IT ternama di California. mungkin karena jarang berolahraga dia nampak lebih berisi.tapi jeff orang yang menyenangkan.

Edith menggendong kantong belanjaanya didepan dada. melangkah ke apartemennya dengan earseat yang terpasang ditelinga. sambil bersenandung just the way you arenya bruno mars. edith melangklah menuju flatnya. Edith terkejut setengah mati dan segera melepas earseat ditelinganya. melihat paul bersandar ditembok disamping pintu sambil memainkan handphonennya. ia menatap edith dan tersenyum lembut. edith melangkah mendekatinya dan merasa gugup. Paul mengambil kantong ditangan Edith

“ sejak kapan kau datang” Edith bertanya. Tangannya sibuk merogoh kantong tasnya mencari kunci.

“ aku baru saja turun dari pesawat dan meminta Jesse mengantarkanku kesini. Jesse membawa barang-barangku pulang. Aku menunggu hampir satu jam. “ paul menjawab. Wajahnya tampak lelah. Ia memakai kemeja kotak-kotak biru tua yang dikeluarkan. Dua kancing kemeja paling atas sudah terlepas dari tempatnya. Memperlihatkan bulu-bulu keemasan yang bersarang disana. Edith menelan ludah. Paul memakai jaket kulit dan jeans biru gelap. Dagunya dipenuhi rambut halus yang belum dicukur. Rambut ikal kecoklatannya terlihat lebih gondrong. Jujur ia terlihat lebih tampan seperti ini. Lebih manusiawi. Tidak seperti  dilayar dengan rambut klimis dan bibir dipoles.

“ oh” hanya itu yang keluar dari bibir Edith. Edith mendorong pintu dengan bahunya dan melangkah kedalam rumah. Paul mengikutinya dibelakang. Ia meletakkan barang belanjaan Edith diatas meja makan. Edith membuka kulkas dan mengambil sebotol air mineral , menegukknya dan belum sempat menutup tutupnya Paul mengambil dari tangannya dan memngahbiskan isisnya sampai tandas. Edith melongo. Pria ini seperti beruang kehausan. Paul membuang botol ke keranjang sampah dibelakang Edith. Ia menatap edith lama. Edith bingnung dengan sikap Paul.

“ Kau membuatku frustasi. Sebulanan ini aku memikirkanmu tapi yang kupirikan masih bisa berbelanaja dengan santai mendengarkan ipod dan bersenandung” paul berkata putus asa.

paul mendorong tubuh edith ke kulkas dan mengurungnya dengan kedua lengan kekarnya yang berbulu kasar. Edith memicingkan mata bermaksud mencerna apa arti perkataan paul

“ kau benar-benar tidak berperasaan” Paul berkata dan kemudian merunduk dan melumat bibir edith yang sedikit terbuka karena bingung. Mula-mulanyaciumannya sedikit  kasar kemudian melembut penuh perasaan. Edith kaget diawal tetapi kemudian memejamkan mata menikmatinya. Tangannya tanpa disadarinya mencengkram kemeja Paul. Tangan Paul sudah berpindah kepinggangnya. Dan  secara alamiah edith melengkungkan punggungnya dan berjinjit.  Edith hampir kehabisan nafas. Melepas pagutan mereka dan menekan dada dada paul sedikit menjauh. Paul mencium puncak kepalanya. Lutut edith lemas. Paul membelai rambutnya perlahan.

“ aku berusaha memahami perasaanku padamu.  Dan sekarang aku mengerti bahwa aku merindukanmu...dan menyadari bahwa” paul menatap edith lekat. Edith membalas tatapan Paul

“ aku mencintaimu”  paul berkata lirih dengan mata biru yang berkilau. Edith terkejut. Ia mendongak kepalanya sebisa mungkin. Berjinjit dan mencoba keberaniannya dengan mengecup bibir paul sekilas. Paul tersenyum melihat kemajuan yang edith tunjukkan.

“ i miss u mister walker, jauh dari yang bisa engkau bayangkan. Bagaimana mungkin aku berharap berani mengatakan perasaanku. Bisa-bisa aku di kira terkena sindrom fans gila” edith membalas tatapan paul dengan dengan mata berkilat hampir putus asa.  Paul terkekeh dan mencubit kedua pipinya.

“ kumohon lihatlah aku sebagai pria normal dengan seorang anak gadis dibelakangku. Persetan segala atribut yang kau sebut artis itu. Paul berkata dengan tatapan tajam. Edith memeblai pipinya dengan lembut. Menikmati sensasi geli yang ditimbulkan oleh dagu kasar dan dan lembut itu sekaligus.

With You..Mister Walker (fanfictnya Paul Walker fast and furious)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang