Run

41 4 6
                                    


Runaway runaway runaway. Ide itu tidak berhenti mengganggu pikiranku sejak tadi.

Kulihat jendelaku, itu mungkin saja. Tapi aku terlalu takut, dan aku kasian akan justin. Dia satu-satunya yang membuat aku berpikir dua kali.

-

Buukk

Aku mendarat dengan mulus diatas tanah, dan soal justin. Aku sudah mengurusnya.

Sekolah? Ini sedang libur musim salju, jadi biarkan aku menenangkan diri terlebih dulu. Oiya aku kelas 11 fyi.

Aku menyusuri Ditchburn Street dan yeah untungnya aku menemukan sebuah gerai starbucks disana. Dan kau perlu tau, aku kabur dari rumah tidak lupa membawa credit cardku. Atau aku bisa mati kelaparan.

Aku mengantri dan dari kejauhan melihat seorang laki-laki tidak jauh dari umurku kurasa dan pakaiannya kotor sekali,ew. Sudahlah lupakan.

"Selamat siang ada yang bisa saya bantu?" Tanya barista
"Caramel frappucino grande satu"
"Atas nama siapa?"
"Jashilla"
"Baik,ada lagi?"
"Gaada"
"45 ribu,silahkan ditunggu 7 menit ya mba"
Aku membayar dan duduk dikursi kosong.
"Calum" panggil seorang barista dan laki-laki berpakaian kotor itu datang.
Ah biarkan saja,kenapa aku memperhatikannya.
"Jashilla" namaku dipanggil dan aku mengambil pesanannya.

Sekarang musim salju,dan sering turun hujan. Seperti sekarang,aku menghabiskan minumku. Dan beranjak pergi dari tempat itu,aku tak betah lama-lama didalam keramaian.

Hujan,dan berita buruknya aku tidak membawa payungku. Hanya saja ini agak mendingan karna aku memakai jaketku.

Tiiittttt.....

Kulihat seorang laki-laki diserempet sebuah mobil, dan mobilnya kabur. Great! Aku harus apa?

"hey,apa kau baik-baik saja? Hey please wake up" aku memukul-mukul pelan wajah laki-laki yang kurasa pernah kulihat ini.

Hujan semakin deras dan tidak ada orang yang mondar mandir dijalanan ini. Aduh what should i do?

Aku membawanya ke rumah sakit terdekat. Dan..

"Pasien harus dirawat beberapa hari dirumah sakit,tulang tangan kanan pasien patah dan butuh beberapa langkah pengobatan termasuk operasi, apakah anda keluarganya?"

"Hm bukan dok,aku hanya menemukannya terserempet mobil dijalan"

"Baiklah kami akan segera menghubungi keluarganya"

"Dok,apakah saya boleh melihatnya?"

"Oh sudah boleh tapi tolong jangan buat dia bergerak terlalu banyak"

Aku mengangguk tanda mengerti dan masuk keruangannya, ntah apa yang membuatku tetap ingin menjaganya hingga keluarganya tiba.

"Hey" sapaku dari balik pintu

"Hey,kau siapa? Masuklah" dia berusaha untuk duduk tapi kutahan.

"Tidak usah duduk,kau tiduran saja. Kau belum boleh banyak bergerak kata dokter"

Dia tersenyum dan aku baru sadar bahwa dia adalah laki-laki dengan pakaian kotor itu.

"Kau siapa? Apakah kau yang membawaku kemari?"

Aku mengangguk dan dia mengulurkan tangannya.

"Terimakasih banyak, aku Calum. Hm Calum Thomas Hood"

"Ah tidak masalah, aku Jashilla Drew Bieber, panggil saja Shilla" aku menyambut uluran tangannya.

"Cila,aku boleh memanggilmu cila?"

Gila aja ini anak baru kenal nama gue udah diubah-ubah aja.

"Hm,boleh" aku menggaruk tekukku dan aku merasa sedikit canggung dipanggil cila.

"Kau tidak pulang? Apakah orang tuamu tidak akan marah jika kau pulang semalam ini?"

"Ha? Pulang? Aku bahkan baru saja berhasil kabur" aku menutup mulutku,sial! Aku keceplosan.

"Kabur? Hahaha"

"Tidak tidak maksudku-

"Sudahlah, akh mengerti. Aku bahkan melakukan hal yang sama denganmu. Dan aku bahkan tak tau apakah mereka masih mau mengurusi aku kalo ketauan keserempet begini hahaha"

Dia malah tertawa

"Jadi kau mengapa bis-

Pintunya terbuka dan tidak ada ketukan terlebih dahulu dari luar.

"Calum kau mengapa bisa seperti ini, apa yang kau lakukan, mengapa kau kabur dari rumah, apakah masakanku kurang enak? Huh?"
Calum diserbu serentetan pertanyaan dari wanita yang kuyakini adalah ibunya.

"Hahahahhaha aku tidak apa-apa mom,besok palingan aku sudah bisa ambil obat jalan saja, tenanglah"

Huh dia bisa-bisanya tertawa sementara ibunya panik. Aku jadi semakin penasaran kenapa dia kabur, padahal ibunya sebaik ini dan aku juga melihat ayah, dan pacarnya mungkin.

"Hey,ini siapa? Pacarmu cal?" Tanya gadis yang kusangka pacarnya calum. Dan huh? Mengapa aku yang menjadi pacarnya. Jadi itu bukan pacarnya.

"Ah tidak tidak, kalian salah paham. Aku permisi"

"Eh kau mau kemana,katanya butuh tempat tinggal. Tinggal bersama kami saja" ujar calum santai

Aku hanya menatapnya memberinya tatapan 'huh,apa kau bercanda'.

"Mom,boleh ya dia tinggal bersama kita dulu. Dia yang menyelamatkan ku dan membawaku kesini" dia menarik lengan baju ibunya heh seperti anak kecil saja.

Momnya memperhatikanku dari atas sampai bawah,ntah apa yang dilihat.

"Oh mom,ayolah. Dia anak baik"

Anak ini,darimana dia tau aku anak baik.

"Baiklah, siapa namamu sayang?"

"Jashilla, auntie"

"Jashilla aku Joy, momnya calum. Ini mali,kakanya calum. Dan ini david dadnya calum." Ucap mom calum sambil memperkenalkan satu persatu keluarganya.

"Oh hey semua,aku jashilla. Senang berkenalan dengan kalian" ucapku sambil tersenyum. Aku merasa canggung. Sangat canggung.

"Ka,jika kau akan pulang bawalah dia bersamamu. Kurasa dia perlu beristirahat"

"Hm kau bahkan sangat memperhatikannya" goda mali. Cal hanya terkekeh. Dan aku? Aku tersipu. Aku tak tau mengapa haha. Ngaco ah.

"Aku membawakan makanan,ayo makan. Dan cal, kau makan makanan rumah sakit saja ya" auntie joy membuka bungkusan makanan.

"Ah tidak,aku mau itu" rengek calum.

Ah benar-benar seperti anak kecil ck.

"Kau makanlah makanan itu saja" seru mali sambil menjulurkan lidahnya.

"Ah baiklah,lihat saja kalau aku sudah sembuh"

-

"Cal,mom,dad aku pulang dulu. Ada yang perlu kuambilkan?"

"Ambilkan ipadku" calum yang belum selesai dengan makanannya tibatiba menoleh.

"Kau ini,sakit tapi masih saja mau bermain game"

"Aku bosan,kau tau"

"Baiklah, aku akan mengambilkannya untukmu. Ada lagi?"

"Kau ambilkan baju-baju untuk kita ya"

"iya mom. Shilla ayo ikut aku"

Aku mengangguk dan mengikuti mali dan tentu ia menyamai langkahnya denganku.

Long way homeWhere stories live. Discover now