04 | (yourname)

1.1K 147 25
                                    

04| "Right now it feels like we're bleeding. So deep, that we might not get back up"–Papercut [Zedd ft. Troye Sivan] (on multimedia)

(Author's POV)

YN mendekati anjing yang pingsan. Eh, atau jangan-jangan, anjing itu malah sudah mati?

YN tidak tahu. Dia, kan, bukan dokter hewan.

Tapi, YN tahu persis kalau benda kecil yang menancap di leher si anjing adalah sebuah peluru bius. Benda itu kecil, silindris, dan ujungnya runcing berjarum seperti alat suntikan. Si anjing pingsan/mati setelah benda itu menancap tepat di lehernya.

Sejurus kemudian gadis itu menatap terkejut campur ngeri ke arah rumah. Disana hanya ada dia dan Greyson, dan jelas bukan YN yang melemparkan peluru bius itu, jadi...

"Menyingkir darisana!" perintah Greyson yang kini tergesa-gesa menghampirinya. Dia melompat dari teras dan lari ke halaman. Semua urat wajahnya tampak benar-benar tegang, seolah-olah Greyson sedang menerjang ke lokasi berisi bom.

"Apa?" YN balik bertanya. Greyson menjawab pertanyaannya dengan menariknya masuk ke dalam rumah. Selepas mereka di dalam, Greyson mengunci pintu. YN baru tahu bahwa kunci pintu rumah itu masih bisa bekerja dengan baik.

"Kenapa, ha? Kukira kau memang sengaja melemparkan bius untuk... aku?" tanyanya ragu-ragu di akhir. Greyson menatap YN seperti orang bodoh sungguhan.

"Aku? Membiusmu? Aku tidak se-kurang kerjaan itu, duh." katanya kalem. "Lagipula, YN, aku bahkan tidak bisa melempar bola kasti tepat pada sasaran di atas tembok—seperti misalnya kau menjajarkan beberapa botol di atas tembok, dan aku harus melemparinya hingga jatuh dengan bola, atau kerikil."

"Eh, sungguh? Memangnya kalau bukan kau yang melempar peluru bius tadi..." YN menimbang-nimbang. Masa iya, ada orang lain diantara mereka berdua disana? Kalau memang begitu, harusnya YN bisa lihat, dong?

Ah, atau jangan-jangan Greyson hanya sedang mencoba membohonginya lagi.

Yap. Seharusnya dia sadar, Greyson telah banyak membohonginya.

"Yah, terserahlah," tanggap YN sambil lalu. "Lupakan saja. Aku tidak mau ikut-ikut campur lagi dalam permainan rahasia-rahasiaanmu lagi. Hanya saja, Bung, kuberitahu ya, anjing itu tidak berdosa dalam urusan ini. Tapi aku juga berterimakasih karena anjing tadi sepertinya agak rabies."

Greyson mendengus. "Kau tidak percaya padaku?"

Lima menit yang lalu kau berkata ketus dan mengusirku pergi, kata suara didalam kepala YN. Dan sekarang kau marah karena aku?

"Wow, serius?" YN tertawa sarkas. "Bukannya, tadi kau bilang kalau aku ini cuma orang bodoh pengganggu?"

Greyson bungkam. Hanya bungkam. YN tahu kata-katanya telah menusuk Greyson, tapi, masa bodohlah. Dengan begini, skor mereka seri: 1-1.

Tidak, tidak—ralat YN. Greyson masih berpoin-poin diatasnya. YN harus melakukan sesuatu yang lebih menyakitkan dari semua yang sudah Greyson lakukan, agar mereka impas. Greyson tidak boleh berhasil dengan rencananya, sedangkan YN menikmati bagian sedih-sedihnya sendirian.

Gadis itu memutar otaknya. Apa yang harus dia lakukan untuk membalas Greyson? Sedihnya, dia tidak pintar dalam membuat ide spontan.

"Kau boleh mengecek tas dan kamarku. Silahkan cari peluru bius lain sebagai bukti," kata Greyson lalu berpaling ke pintu, membukanya.

"Kau mau kemana? Melarikan diri, ha?" tuntut YN.

"Mengevakuasi si anjing," sahut Greyson datar sebelum pergi ke halaman. YN menonton dari tempatnya, memastikan kalau cowok itu tidak bohong. Dan, kejutan. Greyson memang menyeret tubuh si anjing ke pinggir, ke tempat yang lebih sejuk didekat teras depan. YN cuma bertanya-tanya bagaimana caranya Greyson melakukan itu dengan enteng.

PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN TRILOGY #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang