09| (yourname)

966 139 35
                                    

me: "I'M SO HAPPY BCS AITN (1ST BOOK OF THIS TRILOGY) AND FFA (FATHER FOR ADDO-OTHER STORY) HITTED 100K READS LIKE WHAT THE FUCK?!"

mom: "Language, Kris!"

me: "...sorry, mom."

btw this chapter is dedicated to : siti-chance (comment on chapter 7) karena lengkap banget nyebutin @-YN di cerita (greysonvictim) sama @-YN yang asli (@-twitternya dia sendiri) wkwkwk dan GreysonsApple (comment on chapter 8) yaaaa tep semangat membunuh Corbin/? wkwkwkwkwkwkw maaf2, kok gue kebawa2 aura psiko.

--

09 | "Kita akan selalu bersama-sama," janji Percy, "Kau takkan jauh-jauh dariku. Takkan pernah lagi." (Mark Of Athena- 3/5 of Heroes of Olympus) [on multimedia: Thomas Brodie Sangster]

-

Greyson ternyata bertarung lebih baik ketimbang YN. Dia melompat ke atas meja dan berguling saat dua pelayan menyerangnya dari samping. Kedua pelayan berakhir saling tabrak, dan pedang mereka saling menancap ke perut satu sama lain.

Tanpa ketakutan sedikitpun, Greyson mengambil kedua pedang yang berlumuran darah dari mayat. Satu diserahkan pada YN.

"Bagaimana cara pakai ini?" tanya YN.

Greyson dengan polos menggeleng. "Tidak tahu." YN menatapnya geram.

"Mungkin caranya dengan menusuk otak bodohmu terlebih dahulu?" YN mencoba mengangkat pedang, tapi lubang luka hasil tancapan pisau Suzie masih menganga berdarah menyakitkan. Alih-alih, pedangnya serta merta terjatuh berkelontang ke lantai.

"Kau kenapa?" seru Greyson panik.

"Tidak... Aku tidak apa-apa. Hanya luka kecil-Awas di belakangmu!!"

Sedetik lagi-terlambat sedetik saja, YN tahu kepala pacarnya akan tertebas. Seorang pelayan lain mengendap-endap dari belakang dan menyayat pedang tepat ke arah leher Greyson. Dia selamat berkat menunduk tepat pada waktunya. Dari bawah, Greyson balas menyabet kedua betis si pelayan. Wanita itu menjerit kesakitan dan lumpuh bersimbah darah.

YN tertegun luar biasa, sebelum menemukan kembali kata-katanya. "Itu yang kau bilang tidak tahu cara berpedang?"

Greyson hanya cengengesan. "Cuma refleks." Dia berdiri lagi, menghalangi YN dari sisa-sisa musuh mereka. "Aku akan melindungimu," janjinya. "Kita akan keluar darisini hidup-hidup."

Perkataan itu membuat YN ingin menangis. Sedari tadi dia ketakutan menginginkan perlindungan, dan kini mendapatkannya. Tapi, terlebih dari segalanya, selama ini YN mengira bahwa Greyson sudah tidak menyayanginya lagi. Tak ada yang bisa menggambarkan betapa leganya YN saat tahu bahwa dia terlalu cepat memutuskan.

Dengan cepat YN mengusap matanya yang mulai basah. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menangis...

Kesemua sisa pelayan menyerbu dari depan dan samping kiri-kanan. YN menghitung totalnya ada tujuh pelayan, dan posisi mereka renggang satu sama lain. Ide gila melintas di benak YN. Dia menggenggam tangan Greyson, berjinjit, lalu berkata sepelan mungkin. "Lari lurus. Diantara celah para pelayan. Mengerti?"

Greyson mengangguk. "Ya," dan diapun mengeratkan genggaman tangan mereka. Secercah keberanian dan semangat seketika kembali mengisi diri YN.

"Tunggu saat mereka lebih dekat lagi."

YN bersyukur tak seorangpun dari musuh-musuhnya tampak berpikir kenapa mereka berdua bergeming di tempat. Saat pelayan-pelayan dari samping sudah hendak menebas Greyson dan YN menjadi dua sama bagian, mereka berlari sekencang-kencangnya ke depan tanpa aba-aba tersuarakan. Kesemua pelayan dari samping tadi terjungkal, tersandung kursi, menabrak rekannya sendiri, dan ada yang tak sengaja malah menusuk pelayan lain sampai mati di tempat. Rencana belum selesai. Greyson tidak ragu mengayunkan pedangnya teramat lebar, membuat goresan panjang di pinggang kedua pelayan yang menghadang mereka dari depan. Kemudian, mereka berhenti.

YN mengambil kedua pedang milik musuhnya yang sudah sekarat di lantai. Dia lantas melempar salah satunya ke arah pelayan yang masih hidup. Lemparannya tepat menancap di dada seorang pelayan yang bertubuh agak gempal. Dia ikut gugur, menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu mati.

"Keren banget." kata Greyson, yang membuat YN berkedip kepadanya.

"Kau bicara dalam bahasa?"

"Eh, aku salah mengeja, ya? Maaf."

YN tersenyum. "Tidak, tidak. Hanya-"

"CUKUP!" Suzie kembali turun ke 'medan pertempuran' setelah sedari tadi menonton. Kulit wajahnya benar-benar merah sekarang. "Kalian telah memporakporandakan tokoku! Kalian akan mati sekarang juga!"

YN mencibir, "Kukira kau tidak peduli dengan cafému."

Suzie menyuruh sisa pelayannya yang masih hidup-hanya tiga orang-untuk mundur. Dia mengambil tombak dari balik meja kasir. YN tak yakin apa Sunny-Up Café sebenarnya menjual senjata perang abad kuno atau muffins dan teh?

"Temukan jalan keluarnya," ucap Greyson ke YN. "Akan kusibukkan dia. Kau buka kunci pintu. Nanti kususul."

Seketika YN merasa down lagi. YN tidak ingin sama sekali melihat Greyson mati ditangan Suzie. "Kau... kau yakin? Itu berbahaya, Greyson! Biarkan aku membantumu. Kita lawan dia berdua."

"Aku meledakkan Wembley Arena," dia mengingatkan. "Aku benci mengakuinya, tapi sekarang aku adalah pembunuh, YN. Berita bagusnya, aku tidak takut dengan apa-apa lagi. Cepat! Buka pintu keluarnya!"

Walaupun berat hati, YN menurut. Dia melepaskan genggaman tangannya dan lari ke arah pintu yang tertutup rapat. Dari arah belakangnya, Greyson berteriak mengamuk, "MAJU SINI LAWAN AKU! DAN APA KAU PIKIR TEH CHAMOMILEMU ENAK, HA?!". YN perlu usaha ekstra untuk tidak berpaling menghampiri Greyson.

Dia menemukan pintunya dengan mudah. Hanya saja pintu itu terkunci. YN mencoba menariknya sekali, namun justru membuat tangannya makin sakit. Dia mengigit bibir, menahan erangan agar konsentrasi Greyson tidak buyar. Dia tidak boleh lengah atau Suzie akan mengambil kesempatan.

Kursi. YN teringat. Dia bangkit, mengangkat kursi terdekat dengan segenap kekuatan tersisa, lalu berdoa memohon bantuan. Hanya ini satu-satunya harapan terakhir yang mereka berdua punya. Adu perang dan tombak masih terdengar dibelakangnya. Greyson berhasil menyibukkan Suzie tapi dia tahu mereka tidak bisa selamanya bertahan dalam saling serang.

Dia melempar kursi dari besi itu ke pintu-PRYANG!!! Semburan pecah seribu kaca menyebar terbagi dua, sebagian pecah ke jalan, sebagian ke dalam mengenai YN. Selama dua detik pertama, dia hanya bengong.

"Pecah!!!" dia bersorak. "Kacanya pecah! Aku berhasil! Greyson! Ayo pergi!"

"Tidak secepat itu!" seorang pelayan secara tak terduga menerjang YN dari belakang. Mereka berdua jatuh ke depan. Belakang kepala YN membentur lantai teramat keras, sakitnya tak terkira. Si pelayan itu menindihnya dan mencekiknya, namun tidak lama. YN mendengar suara Suzie berteriak begitu lantang dan menyakitkan, kemudian si pelayan. Hanya itu sebelum kesadarannya makin mengabur.

"Bertahanlah!" kata suara Greyson. Dan semuanya gelap. []

#question: Kalian lebih suka :

(a) Greyson jadi badboy

(b) Greyson jadi pahlawan penyelamat dunia

(c) Greyson jadi penyihir

Pilih satu, trus kasih alasan. Yang paling unik/g/bahkan nyeleneh sekalipun alasannya, dapet dedikasi *big smile emoji here* | p/s: THANKS BUAT YANG UDAH NGIKUTIN CERITA AITN TRILOGI DARI AWAL, DAN JUGA BUAT YANG NGIKUTIN CERITA2 GUE YANG LAIN OKAY GREYSON AND I LOVE YOU SOOOOOOOOOOO MUUUCCCHH!!


PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN TRILOGY #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang