Part 3

5.6K 62 1
                                    

Part 3

Dea POV

Aku melangkah kaki mengikuti sahabatku yang berjalan di sebelah kananku memasuki gedung yang megah ini. Sedari tadi Keisya masih bungkam.

Mungkin dia sedikit gugup untuk bertemu dengan klien pertamanya, pikirku.

Setelah berada di lantai 4, aku menanyakan kepada salah seorang resepsionis yang berada di dekat lift. Sebenarnya aku sedikit kaget dengan jawaban dari resepsionis itu, karena tidak biasanya persetujuan kerja sama seperti sekarang ini berlangsung di ruang kerja CEO S&L, karna pada umumnya pasti menggunakan ruang meeting. Aku segera menyembunyikan keterkejutanku dan menggantinya dengan senyum ramah kepada resepsionis di depanku sebagai tanda terimakasih. Aku meilirik Keisya yang berada di sampingku, aku juga melihat ekspresi terkejut yang tergambar di wajahya. Kadang aku merasa iri dengannya. Seperti sekarang ini, banyak mata yang memandang saat kami sedang berjalan, atau lebih tepatnya mereka memandang Keisya. Dia adalah barbie dalam bentuk manusia. Dia mempunyai fisik yang sangat sempurna, dia juga tak perlu bersusah payah untuk mencapai jabatannya sekarang, karena dia adalah putri tunggal sang pemilik perusahaan. Aku hampir melupakan seorang wanita yang mengantarkan kami menuju ke ruangan bos nya. Tanpa sadar kami sudah berdiri tepat di depan ruangannya, aku segera mengucapkan terimakasih kepada wanita itu. Sejenak aku menghembuskan nafasku dan langsung membuka pintu itu. Kami memasuki ruangan tersebut. Keisya masih tak bergeming di tempatnya, walaupun aku tau ada sofa yang terletak tak jauh darinya. Aku pun berdiri di sampingnya. Tidak pantas kelihatannya, ketika asisten memilih untuk duduk sedangkan atasannya masih berdiri di tempatnya. Aku tak bisa melihat wajah CEO itu karena, dia duduk membelakangi kami.

Sampai akhirnya dia mengeluakan suaranya,

“Duduklah!”,

dengan satu kata itu akhirnya aku mengkuti Keisya untuk duduk.

Saat itulah aku melihat wajahnya, karena dia membalikkan kursinya dan sekarang tubuhnya sudah menghadap kami. Aku terperanjat, karena aku sangat mengenali siapa calon klien kami ini. Dia adalah Kei cinta pertamaku saat SMP. Oh tidak! Tapi kelihatannya dia tidak mengenaliku, baguslah. Pandangannya terus tertuju kepada Keisya, dia menatap sahabat disampingku ini dengan lekat. Aku pun baru melihat tatapan itu keluar dari matanya. Karna biasanya dia melihat seseorang, dengan hanya meliriknya sekilas. Walaupun yang di pandangnya adalah Keisya, tapi tetap jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Masih ada sisa – sisa perasaan cintaku padanya walaupun telah belasan tahun lalu. Aku tak pernah mengungkapkan persaanku padanya.

Saat aku sedang sibuk dengan pikiranku, kudengar dia melontarkan pertanyaan kepada Keisya,

“Apakah dia asistenmu?”,

aku melihat sekilas, Keisya hanya mengangguk memberikan jawaban.

Aku sedikit kecewa karna, dia sama sekali tak menoleh padaku, dan hanya mentap gadis yang berada di sampingku. Dan ada perasan yang lebih kecewa lagi ketika Keisya tak menyebutkanku sebagai sahabatnya, atau pun memperkenalkanku. Aku mengernyitkan dahiku, kalau tidak salah Kei belum memperkenalkan dirinya, begitu pula dengan Keisya. Walaupun sebenarnya aku sudah mengenalnya, tapi aku tidak yakin bahwa Keisya juga telah mengenal Kei. Kalau pun dia sudah mengenal Kei, tebakanku mereka tidak begitu dekat karena Keisya sangatlah cerewet dengan orang yang sudah dikenalnya, bukannya mematung dan tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya seperti sekarang ini. Aku menepis semua pemikiran bodohku yang sudah menyebar ke seluruh otakku saat ini.

Satu kalimat yang keluar dari bibir seksinya yang cukup menyakitkan untukku,

“Nadya, segera jelaskan semua tentang kerja sama ini kepada asisennya.”

Fake of Love?Where stories live. Discover now