Part 4

5.4K 79 0
                                    

Part 4

Keisya POV

Sekarang aku sudah berada di mobilnya. Yeah, setelah adegan “mesra” kami tadi, dia langsung menyeretku kedalam mobilnya. Aku melepaskan blaser yang menutupi tubuhku. Sebenarnya tadi pun terpaksa aku mengenakan blaser, karna hari ini aku tak mau mendengar ocehan dari Dad jadi, dengan berat hati aku mengenakannya. Kei melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Aku merasa ngeri sekarang. Tapi aku menekan dalam – dalam rasa takutku itu. Aku tak mau terlihat lemah di depan siapun tak terkecuali didepan mom and dad. Susana benar – benar hening, tak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun diantara kami. Dia sedang berkonsentrasi ke jalanan di depan kami dan aku sendiri lebih memilih sibuk dengan pikiranku sekarang. Aku bisa merasakan bahwa mobilnya sudah berhenti melaju. Aku melihat ke luar jendela. Sebuah bangunan yang sangat tinggi dan terlihat mewah berdiri dengan angkuh di depanku. Ada sebuah papan nama yang terpampang di mulut pintu gedung itu. “Guilio Luxury Apartement”, sepertinya aku tak asing melihat nama yang tertera disana.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengeluarkan suara

“Kita mau kemana?”, pandanganku beralih ke wajah tampan yang berada di sampingku sekarang ini.

Tangannya masih melingkar di pingganggku dan kali ini aku malas untuk memprotes. Aku lebih memilih untuk mengetahui kemana dia akan membawaku. Aku masih menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya.

“Apartemenku”, jawabnya begitu singkat, padat dan jelas.

Dengan satu kata itu, dia berhasil membuatku bingung.

Mengapa dia mengajakku untuk ke apartemennya? Bukankah sekarang ini masih jam kerja? Dan seharusnya sekarang kami berada di kantornya untuk membicarakan kerja sama antara perusahaan papa dan perusahaannya.

Kami berjalan menuju lift, aku baru sadar ketika ada salah seorang serviced room yang menganggukan kepala sambil tersenyum ke arah Kei dengan hormat dan menyapanya,

“Siang Mr. Guilio”.

Aku terperanjat, seakan aku baru saja menyadarinya. Ternyata bangunan ini adalah milik keluarganya, pantas saja! Sedari tadi semua orang selalu menganggukkan kepalanya dan tersenyum hormat ke arah lelaki aneh ini!.

 Sekarang kami sudah berada di lift dan kami sedang menuju kelantai 30 gedung ini. Oke, aku tak paham dengan tingkahnya sekarang ini, karena sejak tadi dia hanya mendiamkanku. Sebenarnya aku pun betah – betah saja untuk tak berbicara kepadanya. Tapi, kalau dia membawaku dengan tak menjelaskan tujuannya seperti ini, apakah aku masih betah untuk tak bertanya padanya?. Aku menghela nafasku sesaat.

Shine bright like a diamond.. Shine bright like a diamond.. Find light in a beautiful sea.. I choose to be happy.. You and I... You and I... We’re like diamonds in the sky.. You’re a shooting star I see.. I vision of ectasy.. When you hold me, I’m alive.. We’re like diamond in the sky..

buru aku mengacak – ngacak isi tas ku untuk menemukan benda yang terus berdering itu. Daddy. Aku pun segera menekan tombol answer di iPhone ku.

“ Sayang, apakah kau sudah bertemu dengan Kei?, kau tau dia benar – benar anak muda yang mengagumkan”,

Fake of Love?Where stories live. Discover now