Luntang-lantung dijalanan, bingung mau kemana. Di rumah telingaku menjadi sakit karena omelan mama. Jadi disinilah aku duduk di halte sambil menghitung kendaraan yang lewat. Mata ini bergerak mengikuti mobil yang lewat.
Aku menggembungkan pipiku. Mau mencari kerja kemana coba tidak ada loker sama sekali. Mau ke rumah Sari, aku malu jika bertemu mama nya Sari pasti ditanya 'Kapan nikah atau kerja dimana?' Pertanyaan yang sulitku jawab. Sari itu, sahabatku sejak SMA. Dia sudah menikah dan mempunyai anak berusia 4 tahun.
Aku bosan menunggu yang tidak pasti jadi aku memutuskan untuk pergi ke Mall. Siapa tau disana ada loker, berharap tidak apa-apa kan. Aku beranjak dari bangku halte menuju Mall terdekat.
Ku telusuri seluk beluk Mall ini tapi nihil tidak ada loker, ada sih tapi hanya untuk Pria. Selama diperjalanan aku hanya bisa menghela napas lelah. Ingin rasanya teriak sekencang-kencangnya ditengah Mall ini. Aku sudah putus asa.
Tenggorokkanku kering meminta di aliri air yang dingin pasti segar. Cuacanya saja membuat aku ingin melepaskan baju, Ups. Melihat gambar es krim yang menggiurkan, aku mengantri di tempat penjual ice cream. Aku meringis di sini banyak pasangan yang bergandeng tangan dengan mesranya. Sedih melihatnya, usiaku sudah matang untuk berumah tangga tapi sampai detik ini aku belum bertemu jodohku. Pacar pun tak punya sungguh malangnya nasibku.
Aku juga ingin segera berumah tangga, jika ada yang melamarku hari ini juga mungkin aku akan menerimanya. Sebegitu putus asanya diriku.
Terkadang mereka tidak tau perasaanku yang sebenarnya, aku merasa terbebani dengan status jomblo dan pengangguran ini. Bisa dikatakan aku membatin, setiap malam aku menangisi nasibku yang tidak beruntung. Aku selalu bisa menutupi rasa sedihku menjadi ceria di setiap harinya. Memasang wajah segar, mata berbinar senang dan senyuman yang bertengger di bibirku. Tapi itu sirna ketika aku sendiri.
Begitulah cerita hidupku. Sekalinya aku menyukai seseorang, Pria itu tidak melihatku kenal saja tidak. Namanya pun aku tidak tau.
Giliranku tiba aku memesan es krim Green Tea ukuran cup yang besar. Itu adalah satu rasa favoritku. Setelah pesananku sudah jadi aku membayarnya.
Aku berjalan sambil mencuci mata, siapa tau ada yang menyusup di hati. Aku memandangi sebuah dress yang terpajang di Mall itu sangat bagus dress sederhana dengan bercorak kupu-kupu terlihat indah.
Itu pasti mahal ingin aku merubah penampilan ku memakai dress. Selama ini aku hanya memakai jeans, kaos atau sweater. Apakah aku pantas memakai dress? Itu pertanyaan dalam benakku.
Aku berbalik hendak meninggalkan Toko dress itu, melanjutkan langkah yang terhenti.
Brukkk
Es krim yang aku pegang mengenai seorang Wanita, aku terkejut. Refleks tanganku menjatuhkan es krim tersebut yang menyipratkan kembali ke kaki Wanita itu, aku juga kena.
"Ya, ampun!! Dress aku kotor!!" Wanita itu sibuk membersihkan es krim yang menempel di dressnya. Dia mendongak kepadaku dengan tatapannya seperti akan membunuhku. Aku menelan ludah, takut. "Hey, kamu!! Kalau jalan pake mata! Dress aku jadi kotor. Aku nggak mau tau, kamu harus ganti dress aku dengan ini!" Tunjuknya di depan Etalase.
APA????
Wanita gila itu langsung menyeretku ke dalam Toko. Di depan dress itu aku berdiri tegang. Jantungku berdebar kencang sekali. Apa iya aku harus mengganti dressnya dengan ini?.
"Aku mau dress ini!!" Sentaknya. Aku mengulurkan tanganku mencari label harganya. Mataku terbelalak harga yang tertera disana hampir satu juta.
Aku menatap wanita itu horor. "Maaf mbak, saya nggak sengaja lagian kan situ juga yang salah. Kenapa jalannya nggak lihat juga" Aku harus membela diri daripada mengganti dressnya, aku tidak punya uang sebanyak itu. Meminta kepada Mama, belum mengucapkannya saja terbesit wajah mama yang menyeramkan. Aku bergeridik ngeri.
Lebih baik aku kabur saja kaki ku ancang-ancang untuk lari. Melihat Wanita itu lengah, aku segera berlari.
Wanita itu berteriak, "HEY!! JANGAN KABUR!!" Dia mengejarku. Aku menoleh sebentar ke belakang. "SAYANG, TANGKAP WANITA ITU" Teriaknya lagi, aku melihat seorang Pria bertubuh besar di hadapanku.
"KENAPA MEMANGNYA?" tanya Pria itu. Dia merentangkan tangannya menghadangku. Aku mencari celah, aku ke kiri dia ke kiri, aku ke kanan dia ke kanan. Napasku sudah tidak beraturan antara takut tertangkap dan takut menggantikan dress Wanita itu.
Dalam hati aku meminta maaf, ku injak kakinya. Pria itu meringis kesakitan. Masa iya badan sebesar itu kesakitan karena kakinya ku injak. Ya, ampun masih sempat-sempatnya aku berpikir seperti itu, aku harus fokus melarikan diri. Sampai ada yang menarik tanganku, hingga tubuhku berbalik menubruk ke tubuhnya. Bibirku terkena dadanya yang keras, ini sakit sekali. Bibir sensualku terluka, bagaimana ini???.
Ku hirup harum parfum dari jasnya, bibirku masih menempel didadanya. Aku memejamkan mata sepertinya bibirku berdarah karena terbentur gigiku sendiri. Tangan Pria itu memegang pinggangku mengurai pelukannya.
"Hey, kamu nggak apa-apa?" Perlahan aku membuka mataku, saat aku membuka mulut. "Astaga!!" Ucapnya terkejut, "Bibir mu berdarah!!"
APA???
Oh.. Bibirku...
Ini cuma percobaan kira" ada yg suka ga ya.. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Of Love (In Dreame/Innovel)
RomanceNindya seorang gadis berusia 27 tahun. Ia meratapi nasibnya yang miris. Tidak punya pacar dan juga pekerjaan. Setiap hari rutinitasnya hanya duduk manis di depan rumah. Menunggu pria yang disukainya lewat. Tanpa tahu nama pria tersebut. Bisa dikatak...