Noah

32.4K 2.4K 83
                                    

Jaxon terus berlari menuju kearah perbatasan. Dia tak mempedulikan kaki-kakinya yang mulai terasa sakit. Jaxon berlari tanpa henti sejak 6 jam yang lalu. Dia dipenuh dengan api kemarahan. Dia begitu kecewa. Begitu sakit hati. Begitu terluka. Terluka dengan kalimat yang diucapkan gadisnya. Dia tak habis pikir, mengapa Elissa bisa dengan begitu mudahnya mengucapkan kalimat itu. Kalimat yang mengandung arti begitu indah. Namun membuat Jaxon ingin mati karena Elissa mengucapkan kalimat itu kepada pemuda lain.

Apa Elissa tidak bisa merasakan getaran seperti apa yang Jaxon dan Andrew rasakan? Elissa mate mereka. Seharusnya Elissa bisa merasakan sedikit saja getaran saat berada di dekat Andrew. Tapi mengapa gadis itu justru terlihat tidak nyaman berada didekatnya? Mengapa Jaxon dan Andrew tidak pernah mendapatkan satu saja senyuman manis dari Elissa? Mengapa gadis itu justru dengan mudahnya tersenyum kepada pemuda brengsek sialan itu!

Jaxon semakin berlari kencang seiring semakin dalamnya sakit hati yang dia rasakan. Jaxon mengambil alih tubuh Andrew secara penuh. Sedangkan Andrew, dia sedang menyembunyikan dirinya di sudut ruang gelap tubuh mereka, setelah sebelumnya berusaha sekuat tenaga membawa dirinya dan Jaxon menjauh dari Elissa. Andrew berusaha menahan getaran amarahnya. Walaupun Jaxon dan Andrew begitu kecewa dan sakit hati terhadap Elissa, tapi mereka tidak mau menyakiti gadis mereka. Mereka tak akan mampu melihat Elissa terluka dan tersakiti.

Jaxon melolong lagi. Lolongan yang terdengar menyakitkan di telinga siapapun yang mendengarnya. Jaxon adalah pelindung Andrew. Dia tak akan membiarkan siapapun menyakiti Andrew. Tapi apa jadinya, jika Jaxon sama tersakitinya dengan Andrew. Bahkan, mungkin Jaxon lebih tersakiti daripada Andrew. Tanpa terasa setetes air mata keluar dari serigala besar yang tangguh dan kuat itu. Serigala yang bisa menghancurkan apapun dan siapapun. Namun, saat ini serigala besar itu terlihat sangat menyedihkan. Begitu rapuh. Dan terlihat hancur berantakan.

Jaxon tidak menyangka dia akan menangis. Selama dia hidup, dia tak pernah menangis. Pantang baginya mengeluarkan air mata. Air mata menyiratkan kelemahan. Dan untuk saat ini, Jaxon maupun Andrew tidak dapat menyangkal, mereka dalam kondisi yang sangat lemah.

Grrrrrr!

Kali ini geraman marah terdengar saat Jaxon memutar ulang kejadian Elissa dan pemuda brengsek sialan itu! Jaxon akan membunuh pemuda itu! Jaxon sama sekali tidak peduli dengan pemuda itu. Dan Jaxon yakin seratus persen, Andrew pasti akan setuju dengannya. Mereka akan membunuh pemuda itu. Pemuda yang dengan mudahnya mendapat senyuman dan kata-kata cinta dari Elissa. Tak peduli seberapa berartinya pemuda itu bagi Elissa. Bagi Jaxon dan Andrew, Elissa adalah milik mereka. Tak ada yang boleh merebutnya! Jaxon dan Andrew harus membunuh pemuda itu!

***

"Sudah sampai, Princess." Ucap Noah sambil mematikan mesin motornya di depan sebuh rumah sederhana yang terlihat sangat nyaman dan asri. "Jangan meloncat, Princess. Nanti kau jatuh lagi." Lanjut Noah dengan serius sebelum Elissa melakukan kebiasaannya melompat turun dari motor.

Elissa mendengus sebal. Tapi menuruti ucapan Noah. Karena luka yang Elissa dapat di lututnya tiga hari yang lalu masih belum hilang. Yah, Elissa memang harus menghilangkan kebiasaannya itu. Elissa tidak mau mendapat luka lagi yang membuat kulitnya semakin buruk. Elissa juga tidak mau membuat Noah khawatir. Dia sudah terlalu sering membuat Noah khawatir.

"Tidak perlu mengingatkanku lagi, Noah." Ucap Elissa sebal.

Noah tertawa melihat betapa menggemaskan Princess-nya ini. Noah turun dari motornya, dan berkata, "Nah. Daripada kau memberengut seperti ini, lebih baik masuk ke dalam rumah. Cuci kaki, cuci tangan, ganti pakaian, lalu panaskan makanan untuk makan malam. Aku sudah lapar. Dan aku tau kau pun lapar, Princess." Noah merangkul bahu Elissa seraya menuntunnya masuk kedalam rumah.

Promise to The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang