Memulai Perjalanan

486 21 1
                                    

Keesokan harinya mereka memulai perjalanan dengan menaiki pesawat kecil menuju Bandara Lukla yang berada di atas tebing, benar-benar mengerikan.
Setelah menempuh perjalanan 30 menit, mereka akhirnya sampai di bandara Lukla.

"Nanti saja lihat-lihatnya, sekarang atur bekal kita!Dasar pemalas!" Omel Calista kepada Nathan

"Aduh kalian dan paman Phassang aja usah cukup, 'kan?" Protes Nathan.

"Ayahku sekarang sedang mencari yak."Kata Angmaya.

"Yak? Apa itu?" Tanya Adele.

"Yak adalah hewan kayak sapi yang hidup di dataran tinggi, dan berguna sebagai pengangkut barang." Jawab Angmaya.

"Nathan, saya sudah membawa yak dan tukang angkutnya." Kata paman Phassang.

"Trimakasih paman Phassang." Jawab Nathan.

"Ini yak? Kaki nya pendek dan bulunya panjang." Jelas Adele.

"Ehh jangan salah hewan ini bisa bawa barang sampe 60 kg loh.." Jelas Angmaya.

Mereka semua membereskan barang dan barang di naikan ke tubuh yak.

"Semua barang sudah beres,'kan? Ada yang tertinggal?" Tanya Nathan.

"Ada" Jawab Calista.

"Apaan yang ketinggalan?" Tanya Nathan bingung.

"Jejak kaki lah yang ketinggalan, hahaha" Jawab Calista sambil tertawa.

"Akhirnya karavan kita berangkat"seru Adele.

"Calista jangan cepet-cepet nanti keburu cape" ujar Paman Phassang.

"Tadi cuma duduk di pesawat, sekarang baru mulai mendaki. Tubuhku serasa ringan" seru Nathan.

"Dengarkan paman ya.. walaupun disini tanahnya datar, berjalan di sinj sangat sulit." Kata Paman Phassang.

"Selama seminggu kita akan berjalan, jadi jangan buang-buang tenaga. Tenanglah sedikit" lanjut Paman Phassang.

"Selama seminggu?" Tanya Nathan.

"Ya.. kita harus mencapai basecamp di ketinggian 5.400m, beda ketinggiannya cuma 2.600m, tapi untuk sampai sana harus jalan sejauh 60 km." Jelas Paman Phassang.

"Fiuh sebelum naik gunung tenagaku sudah habis." Kata Nathan.

"Badan lemah gitu mau naik Everest?" Sindir Angmaya.

Setelah berjalan beberapa kilometer melewati lembah yg curam, mereka harus menyebrangi jembatan yang kelihatannya sudah mulai usang dan gampang ambruk.

"Ngomong-ngomong, kenapa ni jembatan goyang-goyang? Kayak mau patah aja." Kata Adele.

"Apa ini kuat? Aku takut nih.." Kata Calista.

"Itu adalah sungai dari gletser yang mencair, dinginnya setengah mati." Jelas paman Phassang.

"Pantesan warna air nya agak beda gimana gitu.. ternyata dari gletser yang mencair." Kata Nathan

"Warnanya sangat indah kayak pop ice rasa bubblegum .. hahaha" Canda Angmaya.

"Di pegunungan himalaya ada pop ice?" Tanya Adele dengan sangat penasaran.

"Ga ada sih. Tapi aku pernah liat iklannya.. hehehe" Jawab Angmaya.

"Ingat karena kadar kapurnya terlalu tinggi jadi nggak bisa di minum" Paman Phassang menjelaskan.

_________________________

Mau tau kelanjutannya ? Tunggu chapter selanjutnya ya..

*yang baik tolong vote+comment*
*maaf kalo ada typo, masih pemula*
*menerima kritik dan saran*

Mount EverestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang