Dilla P.O.V
Sesampainya di lapangan. Gue dan Ara ngosngosan dan langsung menghadap ke guru penjas.
"Maaf pak, kami telat" kata gue menunduk, begitu pula dengan Clara.
"Dari mana saja kalian?! Kalian tahu sekarang sudah jam berapa?!" bentak guru penjas kepada kami berdua.
"Kami tahu pak, maafkan kami." kata Clara membuka suara dengan suara gugupnya.
"Sekarang kalian berdua saya hukum! Kalian berdua lari keliling lapangan sebanyak 4 kali ! Cepat!" perintah guru penjas yang menjulurkan tangan ke samping dalam bentuk tangan menunjuk.
"Baik pak." kata gue dan Clara bersamaan.
Gue dan Ara pun langsung berlari keliling lapangan untuk menerima hukuman kami. Sesudah selesai menjalankan hukuman, gue dan Ara kembali menghadap ke guru penjas.
"Sudah kami jalani hukuman kami pak." kata gue dan Clara hampir serempak dengan suara ngosngosan.
"Ya sudah, sekarang kalian boleh gabung kembali bersama teman teman kalian. Dan ingat jangan kalian ulangi lagi kesalahan kalian! Mengerti?!" kata guru penjas.
"Mengerti pak, terimakasih." jawab gue sembari menganggukan kepala.
***
Selesai berolahraga, gue dan Clara segera berganti baju seragam putih abu abu.
Kriiiing...
Bel ganti pelajaran berbunyi.
"Ra gesit ! Sudah bel ! Lo lama banget sih ganti baju !" kata gue kesal dari luar toilet.
"Iya.. Tunggu sebentar !" Jawabnya dari dalam toilet.
Setelah Clara keluar dari toilet. "Lama benget sih lo" ucap gue kesal.
"Yaelah La... Jangan marah gitu napa." katanya dengan ekspresi manyun.
"Lo sih lama banget ganti bajunya ! Untung gue masih baik sama lo, kalo enggak, udah gue tinggal lo dari tadi." ujar gue makin kesal.
"Iya iya La.. Sorry..." kata Clara dengan ekspresi manyunnya.
"Huft.. Ya udah, ayo buruan kita udah telat nih." ucap gue sembari mengatur emosi.
"Ok yuk !" kata Clara dengan wajah gembiranya setelah gue maafin. Dia mah gitu oranganya :v.
***
Sampai di depan kelas. "Duh Ra.. Udah ada guru nih." kata gue panik sembari menyenggol nyenggol tangan Clara dan langsung menarik tangan Clara untuk bersembunyi di balik pintu.
"Aduuuh Laa... Gimana dong ?? Gue takut di hukum lagi" kata Clara dengan wajah paniknya, dan langsung memeluk lengan tangan gue.
"Lo sih pakai telat ganti bajunya !" kataku kesal.
"Soo.." belum selesai clara bicara, ada suara yang mengagetkan kami berdua dari dalam kelas.
"Siapa di luar ?!?" tanya seseorang dari dalam kelas gue dengan suara nyaringnya.
"Aduh.. Mampuus.. Gimana ini ?" tanya gue kepada Clara panik sembari menggigit gigit kuku gue.
"Gue enggak tahu Laa..." jawab Clara dengan gaya geleng gelengnya dan suara bisik bisiknya.
Tiba tibaa....
Kriieeek...
Suara pintu kelas yang terbuka membuat gue dan Clara kaget.
"Oo kalian berdua.. Dari mana saja kalian ?!?! Kalian enggak dengar dari tadi sudah bel ganti pelajaran ?!?! " tanya orang itu dengan suara nyaringnya, yang berada di hadapan gue dan Clara sekarang.
Gue dan Clara tambah terkejut setelah melihat orang yang ada di hadapan kami. Kami berdua hanya terdiam dan menundukan kepala dengan ekspresi ketakutan.
Ya, itu adalah guru bahasa indonesia kami, yang biasa di sebut guru paling killer di kelas kami.
"Ma.. Maaf bu.. Ki.. Kita.. Terlambat." kata gue membuka suara hingga terbata bata.
Gue dan Clara masih menundukkan kepala, kami tidak berani melihat wajah guru yang sangar itu. Opps!
"Maaf ! Maaf ! Enggak ada kata maaf ! Sekarang kalian saya hukum! Kalian harus berdiri dan berhormat di depan tiang bendara ! Sampai waktu pelajaran saya selesai ! " perintahya kepada kami berdua sembari menjulurkan tangannya ke samping dalam bentuk menunjuk.
"Cepat !" perintahnya lagi.
"Baik bu." kata gue dan clara bersamaan.
Gue dan sahabat gue Clara langsung bergegas lari ke lapangan dan langsung menuruti perintah guru killer itu.
~~~~
Ok, maap yaa guys ceritanya makin sedikit banget, tapi gue usahain part selanjutnya lebih panjang dari ini, gue janji, dan maap lagi ceritanya gak bagus hehe. Tapi tenang.. Gue lagi berusaha buat cerita yang lebih bagus lagi kok hehe. Maklum masih pemula hehe.
Jangan lupa votenya ya, gue butuh banget vote dari kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
Teen FictionKisah cinta yang rumit. Seorang gadis bernama Fadilla yang rela berkorban demi sahabatnya Clara yang saling menyukai seorang laki-laki yang sama. Ia mengorbankan perasaannya demi sahabatnya yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri. Ia lebih m...