Cherry POV
Setelah kemarin aku seharian menangis karena pernikahan Yudis, mantan kesayanganku itu. Akhirnya hari ini Rafa menemaniku untuk jalan-jalan, bilangnya sih biar fikiranku fresh. Tapi sepertinya aku memang membutuhkan itu.
"ASTAGA CHERRY LO MINUM OBAT ITU DUA BUTIR!" seru Rafa begitu tahu aku nekat minum dua butir obat anti depresan, reaksinya terlalu berlebihan.
coba lihat sekarang dia jadi tontonan lagi gara-gara suaranya kelewat nyaring, udah kayak knalpot bajaj aja nih anak.
"Emangnya kenapa, aku stress berat tau waktu itu" aneh si Rafa bener-bener aneh, bukannya dia yang ngasih aku obat itu. Kenapa sekarang dia yang marah marah gak jelas.
Yah, sebelum ke acara pernikahan Yudis aku memang meminum dua butir obat anti depresan agar aku tidak strees disana.
"Obat itu gak bisa di konsumsi dua butir sekaligus Cherry, ohh tuhan kenapa aku punya sahabat bego banget sih" kata Rafa lalu menepuk jidatnya sendiri.
"Untung lo cuman halusinasi doang, gak koma" kata Rafa sambil memijat pelipisnya.
Apaa, kenapa dia baru bilang sekarang. Bukan salahku dong aku minum sekaligus dua butir, pokoknya salah Rafa.
"Yah salah kamu dong Raf, kenapa gak kasih dosisnya ke aku, untung aku gak sampai koma. Jangan sampe deh" iya kan memang benar salah Rafa.
Aku menatap ombak yang saat ini tengah menghantam bebatuan, saat ini kami ada di melawai tempat nongkrong anak-anak muda-mudi balikpapan.
"Chery yang cantik, Cherry yang manis, Cherry yang tulatitnya gak ketolongan, kan gue udah kasih dosisnya di obatnya. Masa gak lo baca juga!" Omel Rafa, nih gini nih, Rafa itu udah kayak emak-emak pemirsa, liat aja gayanya yang gini, dia tinggal di pakein daster, jadi dah emak-emak rempong.
"Haduh Rafa, udah deh. Yang penting aku sehat wal afiatkan sekarang. Kenapa di bawa ribet sih." Gerutuku membalas Rafa yang comelnya minta ampun.
Aku meminum jus alpukatku yang saat ini lebih menarik dari pada omelan Rafa yang gak bermutu.
"Tapi Cherry, Lo udah bikin malu di acaranya Yudis"
"Uhuk... uhuk.." seketika aku tersedak.
Whatt apa katanya aku bikin malu."Kamu bilang apa Raf, bikin malu?" Hah seriusan nih aku bikin malu. Haduh apa kata Yudis nanti, udah dandan cantik cantik kalau ujung ujungnya bikin malu gawat. Mau di taruh dimana mukaku ntar, di taruh di got kan gak mungkin ntar bau.
"Lo numpahin cokelat di baju temen gue, untung dianya baik" ucap Rafa dengan senyuman puas di bibirnya.
"Terus Yudis liat gak, aduhh kalau di liat malu gilaa aku. Mau di taruh dimana nih muka" haduh, nyesel, nyesel abis aku udah minum dua butir tuh obat. Kayanya obat itu bakalan aku buang jauh-jauh biar gak buat aku malu lagi.
"Yudis gak liat, cuman lo udah bikin malu gue di depan teman gue" ucap Rafa kesal, hah serius nih. Wahh pasti itu gebetannya Rafa makanya dia malu waktu itu.
"Lo harus minta maaf sama dia" ucap Rafa ketus, yah kasian amat sahabatku ini hilang sudah harapannya buat ngegaet pujaan hatinya itu.
Yah Rafa memang pernah cerita bahwa dia tengah menyukai sahabat wanitanya, aku pikir itu Sheena sahabat kami saat SMA ternyata bukan.
"Iya, sampein sama dia. Cherry minta maaf yang tulus banget" kataku dengan senyum puas.
"Senyum dong jangan cemberut terus" aku mencubit pipi Rafa gemas. Mencoba membuat sahabatku ini agar tak cemberut.
Rafa tersenyum ala iklan pasta gigi, dan sekarang ia terlihat tampak manis dengan dua lesung pipinya, gemas melihatnya yang begitu manis aku pun mencium pipinya.
"Nah gitu kan manis" kataku lalu mengambil ponselku untuk berfoto dengannya.
Sahabatku Rafa memang yang paling oke, dan aku bahagia mempunyai sahabat sepertinya yang selalu mengertiku walau kami sering bertengkar layaknya kakak adik.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate is Love (Repost)
Chick-LitNamaku Cherry, C.H.E.R.R.Y. orang-orang yang mengenalku memanggilku dengan dua suku kata yaitu Cher dan Ry. Aku paling gak suka sama satu jenis mahkluk di bumi ini yaitu lelaki. Dan berikut ciri-ciri cowok yang sangat ku benci : 1. Nyebelin 2. Ngeg...