Keesokan harinya Jean mengambil cuti sehari. Dia berencana pergi memeriksakan kandungannya.
"Janin ibu sudah berusia 8 minggu" perkataan dokter terngiang di telinganya. Jean tersenyum sendiri melihat hasil usg yang ada di tangannya. Janinnya masih berbentuk bulatan kecil. Dan dia Hidup!! Detak jantungnya juga terdengar sangat jelas tadi. Rasanya tidak percaya ada kehidupan kecil didalam rahimnya.
Sesampainya di depan kamarnya. Jean kaget melihat Sam berdiri disana menunggunya.
"Sam" panggil Jean. Dengan gugup Jean membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Sam masuk. Sam hanya diam mengikutinya. Pandangannya sangat serius membuat Jean sedikit merasa takut.
"Kamu mau minum?" tanya Jean memecah keheningan. Sam tidak menjawab, hanya menatapnya.
Jean menelan ludah. Tenggorokannya serasa tercekat melihat pandangan Sam yang serasa menusuknya. Dia memutar bola matanya cepat berusaha mencari topik yang lebih menarik.
"Ohh iya.. Kamu mau lihat hasil USG ku? Anak kita masih berbentuk bulatan kecil" ucap Jean lagi sambil menyodorkan foto USG yang ditangannya.
Seketika Sam menghempaskan tangan Jean dan foto yang ada ditangannya terjatuh.
"Ke.. Kenapa?" hati Jean sakit diperlakukan begitu.
"Langsung pada intinya saja. Aku sudah katakan aku tidak akan menikahimu. Dan kenapa kamu masih ngotot mempertahankan janin itu? Aku sudah menyuruhmu mengaborsinya. Atau kamu ingin aku membeli obat untuk menggugurkannya kalau kamu tidak berani pergi mengaborsinya?" bentak Sam.
"Kenapa kamu tega begitu?" Jean mulai menangis. "Aku tidak pernah menyangka ternyata kamu sejahat ini. Selama ini aku menyukaimu karena kamu sangat baik padaku. Sekarang aku baru menyadari ternyata kamu sangat jahat!!" lanjut Jean terisak.
Sam merasa bersalah mengingat hubungan mereka yang sedari dulu begitu dekat. "Maaf.. Bukan maksudku membentakmu. Tapi aku mohon berhentilah bersikap seperti kita sudah menikah dan bahagia karena sudah akan punya anak" tegas Sam sambil memegang pundak Jean berusaha menenangkannya.
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Makanya gugurkan saja. Kita tidak punya pilihan. Dua minggu lagi aku akan menikah. Dan ini undangannya" Sam memberikan Jean undangan pernikahannya. "Dan ini untukmu. Pergilah ke Rumah sakit hari ini. Aku kenal dokternya dan aku akan mengurus sisanya." Sam memberikan lagi amplop berisi uang.
Jean tersenyum kecut "Kamu kira yang diperutku ini apa. Kamu pikir janinku ini barang yang bisa kamu suruh buang langsung dibuang begitu saja? Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku? Kamu egois hanya mementingkan dirimu sendiri!!" Jean memukul dada bidang Sam.
Sam lalu menangkap tangan Jean dengan geram. "Jadi kamu ingin bagaimana?""Kamu jahat.. Jahat.. Jahat!!" Jean lanjut memukul Sam.
"Hentikan!! Aku sudah muak denganmu. Jangan berlagak manja padaku"
"Manja?? Kamu tidak salah bilang. Bukannya Meggy lebih manja dan lebih mentel? Tidak disangka typemu lebih rendahan"
"Bila kamu tau saja. Kamu lebih rendahan darinya. Jangan pernah mengemis cinta padaku!" bentak Sam sambil mendorong tubuh Jean dan Jean yang hilang keseimbangan terjatuh dilantai.
"Keterlaluan kamu. Aku benci kamu. Aku tidak mau lagi kenal dengan orang sepertimu. Pergi!! Pergi dari sini!!"
"Aku juga tidak ingin berlama - lama disini. Dan awas saja kalau kamu merusak pernikahanku. Aku tidak akan segan menyuruh orang membunuhmu" ancam Sam dengan telunjuknya mengarah tepat di wajah Jean.
"Coba saja kalau berani" Jean berdiri dan mencondongkan tubuhnya. Dia siap bilamana Sam ingin bertindak.
Kemarahan Sam sampai dipuncak. Ingin rasanya dia menghantam Jean yang berdiri menantangnya sekarang. Sam mengepalkan tangannya menahan emosi yang sudah ingin mengamuk keluar. Dengan kesal dia pergi meninggalkan Jean.
Jean yang sakit hati kembali mengejar Sam dan membawa amplop yang diberikan Sam tadi. "Bawa pergi uangmu. Aku tidak butuh!!" Jean melempar amplop itu dan mengenai punggung Sam. Amplopnya koyak dan uangnya separuh berceceran keluar. Setelah itu Jean membanting pintunya dan menangis sejadi-jadinya.
Walau Sam merasa kesal tapi di hati kecilnya dia sangat sakit berkata kasar pada Jean. Dia memungut dan memasukkan kembali uang yang berceceran itu dan menyelipkan amplop itu melalui celah pintu kepada Jean. Dan dia pergi dengan airmata menetes dari sudut matanya. Dia lalu menyeka airmatanya dan berjalan seolah tidak ada yang terjadi.
**
Hello"..
Gimana dengan ceritanya? Makin seru tidak? Mohon vote dan commentnya y guys.. Thank you ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Cake [ Sudah Terbit ]
Romans#1 toko category (juni 2019) "Aku hamil" apa yang akan Jean lakukan jika lelaki yang sudah menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Akankah dia mengaborsi janin yang dikandungnya hanya karena kesalahan satu malam? Bisakah dia melupakan lelaki yang...