the night when u cried

38.1K 1.5K 7
                                    

Petir bergemuruh menandakan sebentar lagi langit malam akan mengamuk dan menumpahkan segala isinya. Angin yang berhembus membuat tubuh yang terkena sapuannya akan menggigil kedinginan.

Waktu masih menunjukkan pukul 9 malam. Tetapi suasana malam ini membuat ingin segera meringkuk didalam kasur dan segera terbang ke alam mimpi.

Jean melipat tangannya, mencari kehangatan dibalik bajunya. Setelah semua barangnya selesai disusun. Dengan langkah gontai dia berjalan ke arah kasurnya. Ponselnya ia taruh diatas nakas samping kasurnya. Kemudian ia langsung merebahkan dirinya di kasurnya yang hangat. Ditemani bed cover kesukaannya. Senyum bahagia tersungging dibibirnya saat ia menarik selimut itu berhenti tepat diwajahnya.

Baru setengah jam berlalu saat tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan kasar. Dirinya yang hampir terbang ke alam mimpi terpaksa harus kembali gara-gara suara yang sangat mengganggunya tersebut. Dengan kesal ia bangkit dari kasurnya.

Jean hidup terpisah dari orangtuanya. Ia yang semula hidup di kota kecil. Pindah ke kota besar dikarenakan kuliah di salah satu universitas terkemuka di kota itu. Setelah 4 tahun kuliah. Ia melanjutkan untuk tetap tinggal dan tidak pulang ke kampung halamannya karena jika mencari kerja di kota besar tentu gajinya akan lebih besar berkali lipat dibanding jika dia pulang. Makanya ia memutuskan untuk kerja dan kost di dekat tempat kerjanya. Dan kost yang sekarang ia tinggali isinya campur cewek dan cowok. Hanya saja cewek di lantai 1 dan 3 sedangkan cowok di lantai 2 dan 4.

Dengan wajah garang Jean ingin langsung memarahi siapa yang sudah mengganggu malamnya yang tenang. Tetapi kemudian wajahnya langsung berubah menjadi hangat saat melihat seseorang yang berdiri tepat dihadapannya.

"Sam.." panggilnya tak percaya.

Sam adalah alasan Jean kuliah dan tinggal di kota ini, mengingat Sam adalah cinta pertamanya saat dirinya masih di sekolah menengah. Berharap dirinya bisa dekat dan menjadi salah satu pacarnya. Walaupun hal itu sangat mustahil karena Sam terkenal playboy dan hanya mau berpacaran dengan bunga sekolah membuat Jean hanya bisa diam-diam menyukainya.

Dan saat ini seperti mimpi baginya melihat Sam berdiri didepan kamarnya. Sam mencarinya. Dari sekian banyak orang, Sam bisa datang mencarinya. Ini Surprise!!

Setelah sadar dari lamunannya, Jean langsung mempersilahkan Sam masuk kedalam. Raut wajah Sam tidak menunjukkan kalau dia sedang baik saat itu.

"Kamu kenapa Sam?" tanya Jean yang khawatir melihat raut wajahnya.

Tanpa berkata apa-apa, Sam langsung memeluk Jean. Langsung saja degup jantung Jean berlari tidak karuan.

"Ka.. Kamu kenapa Sam?"

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Suara sesunggukan sedikit terdengar.

'Sam menangis?'

Jean melepaskan pelukan Sam dan ia menatapnya dalam. Sam yang malu hanya memalingkan wajahnya.

"Lihat aku Sam. Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis? Kamu sakit ya?" Jean memegang kening Sam memastikan apakah memang dia sedang sakit.

Suara hujan terdengar turun begitu deras. Disertai suara gemuruh yang bersahut-sahutan.

"Aku tidak sakit" jawab Sam. Saat Sam berbicara, aroma alcohol tercium. Walau tidak begitu terasa menyengat.

"Lantas kamu kenapa?"

"Aku.. Putus dengan Meggy"

'Meggy.. Bukankah itu anak Bos dari perusahaan tempat dia bekerja?' pikir Jean.

"Jadi kenapa kamu begitu sedih?"

"Aku tidak sedih. Aku hanya capek. Dia selalu seenaknya dan dia pikir aku bahagia bersamanya? Aku sama sekali tidak bahagia bersamanya" suara Sam makin lama makin keras melepas semua emosinya.

Jean tidak tau harus berkata apa. Dia hanya bisa mengelus punggung Sam.

"Dia bilang mau secepatnya menikah. Tetapi saat aku mengatakan mau membawanya ke kampung bertemu orangtuaku. Dia menolak. Dan mengatakan kalau dia tidak akan menginjakkan kakinya kesana. Karena katanya kota kecil seperti itu pasti keadaannya jelek dan tidak cocok untuk dia tinggali. Bahkan untuk sehari juga dia tidak sudi tinggal. Dia juga mengejek mungkin rumahku sama jeleknya" geram Sam.

Dalam hati Jean merasa sedikit marah.'Orang kaya semua sama saja'
Walau Jean juga kesal bagaimanapun dia harus menghibur Sam yang kelihatan sangat depresi sampai minum alcohol. Padahal menurutnya Sam bukanlah orang yang suka minum minuman beralcohol.

"Aku tidak tahan lagi dengannya" erangnya depresi.

"Kalau memang kamu merasa tidak cocok dengannya. Kamu kan bisa mencari cewek yang lebih baik darinya"

"Andai saja dia itu dirimu. Aku pasti sangat bahagia" Sam melihat dalam ke mata Jean seakan ingin merobek seluruh isinya.

Jean tersipu dan tidak mampu berkata-kata. "Benarkah?"

Sam mengangguk "Aku ingin kamu bersamaku"

Jean semakin tersipu dan menutup mulutnya tak percaya"Aku tidak bermimpi. Kamu benar-benar mengatakan ingin bersamaku?"

"Iya.." Sam menarik tangan Jean dan dia mendekatkan wajahnya. Seketika Jean menutup matanya. Bibir mereka bertemu. Jean yang gugup hanya mampu menutup rapat bibirnya. Tetapi kemudian ciuman Sam yang dalam mampu membuat Jean luluh. Kemudian segala sesuatu terjadi begitu cepat. Jean hanya pasrah membiarkan Sam mengambil kendali atas dirinya.

Keesokan harinya, Jean bangun dan mendapati dirinya sendiri disana. Tidak terlihat batang hidung Sam sama sekali. Berkali-kali Jean menelepon ke ponsel Sam. Tetapi ponselnya selalu tidak aktif.

Jean menangis sejadi-jadinya. Terlalu mudah percaya pada Sam yang tidak mungkin menyukainya. Sekarang menyesal juga tidak mungkin bisa mengulang kembali apa yang sudah terjadi. Keperawanannya telah hilang.

Seminggu berlalu.. Dan Sam selalu menghindari sms ataupun telepon dari Jean. Dengan alasan dirinya sibuk.

Hingga suatu hari Jean merasa aneh. Jadwal datang bulannya sudah lewat. Dan dia belum kedatangan tamu itu. Jean sangat khawatir maka dia memberanikan diri membeli alat testpack di apotek dan mencobanya.

Positif.. Hasil yang sangat tidak dia harapkan. Apa yang harus dia lakukan dengan kenyataan dia hamil dan sekarang Sam bahkan sedang menghindarinya setelah kejadian itu.

Jean sungguh depresi.

A Piece of Cake [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang