Keluarga Munafik

3.1K 58 0
                                    

Joana POV

Aku melihat jadwal ku hari ini. Pulang kuliah aku harus mengikuti berbagai kegiatan. Private bahasa Prancis dan Jepang, lalu besoknya aku harus mengikuti les memasak belum lagi mengikuti les kepribadian dan les musik. Aku harus mengikutinya karena ini perintah Ayah. Entah kenapa aku tidak pernah membantah perintah Ayah, karena sejak kecil aku terkenal sebaggai anak yang penurut. Cenderung pendiam, tidak seperti adik perempuan dan satu-satunya yang senang sekali menentang Ayah ku tetapi sangat takut dengan Bunda

Aku akan memperkenalkan keluarga ku, Ayah ku, Jeremy Pratama adalah seorang Dosen di salah satu Universitas Negeri di Bali sangat menjunjung nilai pedidikan serta Tata krama dan peraturan. Sangat otoriter, beliau mendidik ku menjadi seorang anak yang mementingkan pendidikan ketimbang pergaulan,pokoknya aku harus bisa mengalahkan keluarga Kusuma yang dibenci Ayah ku. Entah kenapa Ayah sangat membenci mereka. Padahal selama aku mengenal mereka, mereka sangat baik dan ramah. Tidak ada cela yang kulihat dari mereka. Pernah aku tidak lulus kelas akselerasi sehingga Ayah menghukumku dengan menambah jadwal les ku.

Bunda, Listya Kusuma sekarang menjadi Listya Pratama, anak kedua dari keluarga Kusuma yang dibenci Ayahku. Seorang designer merangkap Ibu rumah tangga. Beliau merupakan sosok ibu yang lemah lembut serta tegas, tidak ada sastu pun orang yang berani melawannya d rumah ini. Bahkan Ayahku yang jelas-jelas tidak bisa dibantah tetapi tidak akan pernah bisa melawan Bunda. Entah apa yang diperbuat Bunda sehingga Ayah bertekuk lutut. Paling membuatku heran adalah Ayah memberi izin Bunda untuk bekerja. Walaupun setiap ke rumah orang tua Ayah, bunda selalu disindir karena di keluarga Ayah masih mendiskriminasi wanita hanya sebagai Ibu rumah tangga.

Lalu aku sendiri, Joana Eka Pratama, anak pertama keluarga ini. Sejak kecil Ayah selalu mendikte aku menjadi seperti belia sekaligus seperti Bunda. Karena tidak memiliki anak Laki-laki jadinya semua impian Ayah dibebankan ke pundak ku. Aku saat ini kuliah di Fakultas kedokteran di tempat Ayah mengajar. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi dokter, yang menjadi impian Ayah. Yang aku inginkan seperti Bunda menjadi seorang designer. Tetapi Ayah tidak memberikan kesempatan untuk meraih cita-citaku itu. Kata Bunda sebenarnya Ayah ingin menjadi Dokter, entah karena apa akhirnya Ayah tidak lulus dan berakhir menjadi Dosen di Fakultas Biologi.

Lalu ada adik ku satu-satunya, Putri Dwi Pratama. Saat ini duduk di bangku SMA di sekolah yang dikelola keluarga Asker. Nama Putri diambil karena Bunda dan Wak Olive dulu pernah berjanji memberikan nama yang sama pada anaknya. Destia sepupuku menggunakan Putri sebagai nama tengahnya dan adik ku memakainya sebagai nama panggilannya. Mereka seperti kembaran tidak jadi yang selalu kemana-mana. Sebenarnya Putri sangatlah pintar. Walau tidak dekat dengan ku, dia pernah menggatakan pada Bunda bila dia tertarik dengan bidang kedokteran. Tetapi karena ingin membangkang Ayah, dia seolah melawan perkataan Ayah.

Putri tahu bila Ayah tidak suka dengan perempuan yang gayanya centil dan memakai rok mini dan dengan mudahnya adik ku melakukan itu. Bahkan Ayah pernah mengancam akan mengusirnya dari rumah, tetapi Bunda selalu melindunginya. Bunda sangat memanjakannya dan menuruti semua keinginannya.

Bunda tidak pernah membeda-bedakan anaknya. Hanya saja aku tidak bisa melakukan hal yang dilakukan Putri karena sebelumnya sudah diultimatum oleh Ayah sebagai seorang yang mandiri yang tidak bergantung dengan siapa dan apapun.

***

"Hari ini kegiatan kamu apa, Sayang?" Tanya Bunda padaku.

"Les Bahasa Perancis dan Jepang, Bun," jawabku seraya memasukan roti ke mulutku.

Aku mendengar Putri mendesis tidak suka dengan kegiatan ku. aku hanya terseyum mendengarnya. Lalu melanjutkan sarapan ku.

"Terus kapan kamu mainnya? Bunda tidak suka kamu belajar terus. Sekali-kali main dengan teman-temanmu, shopping atau jalan-jalan refreshing kemana gitu," kata Bunda. Tolong bilang pada suami mu, Bun.

"Sudahlah, Bun. Kalau Joana suka kenapa kita larang?" kali ini Ayah yang menjawab.

Bukan aku yang suka, tapi Ayah, jeritku dalam hati.

"Bun, aku berangkat sekolah ya? Nanti aku ke rumah Wak Kelvin, Kak Alicia dating, katanya ada oleh-oleh buat kita," adik ku satu ini memang lebih betah tinggal di rumah Wak Kelvin ketimbang rumah sendiri. Sebenarnya aku pun begitu.

"Alice sudah pulang ya? Wah kangen sama cucu bunda, Celia sekarang selucu apa ya?" Bunda memang sangat sayang pada anak kecil, bahkan sempat Bunda menyuruhku untuk nikah muda tetapi ditentang keras oleh Ayah.

Putri mencium pipi Bunda, lalu segera pergi meninggalkan kami. Ku dengar Ayah berdehem kecil. "Sayang, pamit ke Ayah dan kakak mu juga ya, dong," tegur Bunda.

Ku lihat Putri memutar bola matanya. "Dah, Ayah. Dah Kesayangan Ayah," Ayah hanya menggelengkan kepalanya dengan kelakuan anak bungsunya.

Tiba-tiba telepon rumah berdering, Bunda segera pergi ke ruang keluarga untuk mengangkat telepon.

"Lihat kelakuan adik mu! Tidak ada sopannya dengan orang tua. Pasti itu pengaruh dari keluarga Kusuma. Keluarga yang tidak ada moralnya sama sekali. Yang hanya mengandalkan kekayaanya saja. Alice menikah karena hamil, Davin yang suka melanggar peraturan dan Destia yang suka menghambur-hamburkan uang. Hanya karena mereka kaya saja tidak ada yang mempermasalahkannya," ujar Ayah.

Aku melihat di matanya penuh dengan kebencian. Sampai sekarang aku tidak mengerti dengan sikap Ayah yang sangat membenci mereka. Setahu ku Kak Alice berencana menikah setelah lulus SMA, wajarlah bila Davin sedikit melangggar peraturan, namanya juga remaja. Umur Davin dibawah ku satu tahun, tetapi kepintaran Davin membuat kami sekelas saat SMA dan Destia setahuku anak paling irit di muka bumi. Kenapa Ayah punya pikiran seperti itu?

Walau aku tidak dekat dengan sepupu-sepupu ku, setidaknya saat acara keluarga mereka mengajak ku untuk tetap bersama, kurang lebih aku tahu sifat-sifat mereka. Walau pun Ayah mendoktrin ku untuk membeci keluarga Bunda, tetapi aku tidak bisa melihat sikap mereka kepadaku. Seperti sekarang aku hanya bisa diam bila Ayah menghina mereka.

"Mom telepon, katanya kita disuruh ke rumah Kak Kelvin. Alice datang sekalian kumpul keluarga," Bunda tiba-tiba datang untung Ayah sudah selesai bicara. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi bila Bunda tahu bila suaminya sangat membenci keluarganya.

"Wah, Ayah kangen dengan mereka. Sudah lama kita tidak kumpul dengan mereka," kata Ayah yang terlihat antusias.

Ingin sekali aku mengatakan pada Bunda bila Ayah berbohong. Aku hanya bisa mencibir dalam hati.

"Hari ini kamu tidak usah les-lesan gitu. Kapan lagi kumpul-kumpul sama Keluarga?" Titah nyonya besar.

"Tapi, Bun."

"Sudah turuti kata Bundamu!" perintah Ayah. Aku hanya bisa menganguk pasrah.

***

Ternyata tidak hanya keluarga Bunda, tetapi keluarga adik Opa juga datang. Tentu sangat ramai, yang mejadi bintang utama hari ini tentu Keluarga Kak Alice yang baru datang dari London. Terutama Celia yang makin lucu dan menggemaskan.

Seperti biasa para anak-anak akan berkumpul di gazebo dekat kolam renang, begitu pula aku. Aku melihat Ayah mengobrol dengan sepupu Bunda dan Wak Kelvin, tidak ada raut wajah bencinya pada keluarga ini, seolah Ayah bahagia akhirnya bisa berkumpul kembali. Hanya aku dan Putri saja yang tahu dengan suasana hati Ayah, nanti saat Bunda tidak ada aku dan Putri yang akan menjadi pelampiasannya dengan menjelek-jelekan keluarga ini.

Paling parah adalah hanya dalam keadaan seperti ini aku bisa berbicara banyak dengan adik ku. Walau sekitar kami ada sepupu yang membuat suasana tidak tegang. Bila kami di rumah bahkan sangat jarang untuk bertegur sapa. Aku yang hanya belajar sedangkan dia selalu pergi karena tidak betah di rumah. Hanya bila Bunda sudah menyuruh kami menghentikan kegiatan kami, kami akan tatap muka dan itupun hanya sekedar basa-basi.

Yah inilah keluarga ku keluarga paling munafik yang pernah ada

Hai aku kembali setelah lama vakum... masih inget dengan Joana? Sepupu Destia di Devil in Heaven.. ini kisah nya. Entah kenapa aku ingin buat tentang keluarga yang baik di mata orang lain tapi hancur di dalamnya berlawanan dengan Keluarga Destia...
Ditunggu vote dan komennya ya

TBC

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang