4. Pregnant

1.5K 53 0
                                    

Joana hanya menangis melihat hasil test pack itu, entah dia harus bersyukur atau membenci dirinya sendiri dan Alex. Semua terjadi begitu saja, selama sebulan ini dia menikmati kebersamaannya dengan Alex tanpa mengingat risiko apa yang akan terjadi padanya.

Joana terus menangis tanpa dia sadari Alex sudah ada di dalam apartemennya dan sedang mencari keberadaan Joana.

"Jo, Honey?! Where are you?" teriak Alex, tapi tidak ada jawaban. Alex segera menuju kamar Joana dan mendapati Joana sedang terisak dengan membawa benda berwarna putih.

"Jo? Kenapa kamu menangis?" bukannya menjawab, Joana memeluk Alex dan menyerahkan test pack.

Alex yang tahu itu alat apa was-was dengan hasil test itu. Ia pun bisa bernafas lega setelah melihat hasilnya, tetapi dia bingung kenapa Joana menangis sampai terisak begini. Tangis Joana reda dan Alex melepas pelukannya dan pindah ke pinggang Joana.

"Kenapa?"

"Hanya lega," jawab Joana. Alex mengrenyitkan dahinya mendengar jawaban Joana. Lega?

"Tetapi kenapa sampai seperti itu kamu menangis?"

"Iya, lega karena hasilnya negative dan aku tidak perlu melupakan mimpi ku. Makanya aku menangis karena bersyukur," walau masih sesenggukan, bibir Joana menampak senyum yang membuat Alex terpesona.

"Berarti kamu tidak senang kalau kamu mengandung anak ku?" Alex pura-pura kecewa dengan jawaban Joana.

Wajah Joana merah mendengar perkataan Alex tentang kehamilannya. Sebenarnya Joana ingin mengandung anak Alex dan menata masa depan dengannya, tetapi tidak sekarang. Joana masih ingin menata karirnya. Apalagi kemarin Joana memenangkan karyanya dan 2 karyanya diijinkan untuk mengikuti Paris Fashion Week 3 bulan lagi.

"Apaan sih?" Joana menyikut perut Alex. Alex hanya terkekeh mendengar kekasihnya itu malu-malu kucing.

"Awalnya aku kira kamu nangis karena tidak hamil, dan aku bersedia untuk menyicil dari sekarang," goda Alex.

"MESUUUMMM," Joana melepas rengkuhan Alex dan segera ke dapur.

Baru mencapai pintu badan Joana kembali lemas. Efek pusing dan mual serta menangis sejak tadi membuat kepalanya pusing. Untungnya Alex sigap dan menopang Joana.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit, wajah mu pucat dan badan mu hangat," Joana hanya mengangguk.

Dia juga penasaran dengan tubuhnya, datang bulan yang tak kunjung datang disertai pusing dan mual. Tiba-tiba dia terkesiap, ilmu kedokteran yang pernah dipelajarinya mengatakan test pack bisa tidak akurat. Sebaiknya dia memeriksa ke dokter untuk memastikannya.

Sesampainya di rumah sakit, Alex langsung mendaftarkan Joana pada reservasi. Joana sendiri sudah menunggu di ruang tunggu karena sudah sangat lemas ditambah kecemasan yang dirasakan.

***

"Silahkan duduk, Pak, Ibu?" seorang Dokter wanita yang cukup berumur menyapa mereka. "Ada keluhan apa ya?"

"Begini, dok. Saya merasakan pusing dan mual serta badan saya yang lemas terus saya belum datang bulan, dok," keluh Joana.

"Apakah sebelum nya Ibu pernah melakukan hubungan badan?"

Joana tersipu malu mendengar pertanyaan dokter tersebut, ia pun mengangguk "Saya sudah menceknya pakai test pack tetapi hasilnya negative," jawab Joana.

"Baiklah, coba kita cek sekarang. Mari," Dokter itu menghela Joana ke tempat tidur dan sudah ada perawat yang menunggu.

Alex ikut menemani Joana dengan terus memegang tangan Joana, memberikan kekuatan bila hasil yang tidak diinginkan keluar. Alex memang langsung mendaftarkan Joana ke dokter kandungan sesuai permintaan Joana.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang