Jauh Melangkah
Joana memiliki rahasia yang tidak diketahui keluarganya. Dia memiliki seorang kekasih yang bernama Hendra, yang dikenalnya pada saat Ospek. Hendra merupakan anak Fakultas Ekonomi yang 3 tahun diatasnya. Awalnya Joana tidak menerima Hendra. Hanya saja kegigihan Hendra mendapatkan Joana membuat dirinya luluh. Hanya Sandy, temannya sejak kuliah yang mengetahuinya.
Joana tidak yakin bila Ayahnya menerima Hendra sebagai kekasihnya. Pertama Hendra sampai sekarang belum lulus juga walau ada alasanya. Kedua Hendra type orang yang selalu melanggar peraturan dan ketiga Hendra memakai tato serta anting-anting di salah satu telinganya.
2 tahun sudah mereka menjalani hubungan ini. Selama ini Hendra sangat pengertian dengan keadaan Joana. Tidak jarang mereka menghabiskan waktu bertemu hanya di kantin kampus atau saat Joana pulang dari Les-lesnya itupun hanya beberapa menit.
Dibalik sikap bandelnya Hendra, Joana yakin bila Hendra adalah anak yang baik, tidak pernah memaksa kehendeknya. Jarang sekali mereka bertengkar bahkan tidak pernah.
Tetapi sepandai-pandainya menyimpan rahasia ini akhirnya ketahuan juga.
Saat Joana izin untuk pergi beli buku tanpa disadari oleh Ayahnya, Joana sekaligus kencan dengan Hendra. Seperti saat inilah intensitas mereka bertemu.
Hendra menggandeng tangan Joana dengan mesra. Mereka berkeliling mall sekedar cuci mata. Sekali-kali Hendra mencium mesra pipi Joana.
Selama ini mereka hanya sekedar pegang tangan dan cium pipi. Joana masih memegang teguh prinsip Ayahnya yang membuat dia takut kebablasan.
Banyak mata yang memandang mereka, ada yang iri, mupeng dan marah. Ya Marah. Ada dua pasang mata melihat mereka tanpa mereka sadari.
"Joana?" sapa seorang wanita dari belakang. Otomatis Joana dan Hendra menoleh ke belakang. Joana langsung pucat melihat siapa yang menyapanya.
"A..aayah? Bu.. bunda?"
"Tau gitu tadi kita pergi bertiga saja ya?" ujar Listya dengan ceria. "Temennya nggak dikenalin nih?" goda Listya.
Sedangkan Jeremy terlihat marah. Anak yang selama ini dibanggakannya berani sekali membohonginya.
" Iya, bunda. Kenalin Hendra, teman aku," Hendra terlihat tidak suka saat Joana memperkenalkannya sebagai teman bukan pacar. Tetapi Hendra berusaha terlihat sopan kepada oran tua pacarnya ini.
"Hendra, Tante, Om," Hendra menyalami Listya dan Jeremy. Saat Jeremy tidak membalas salamnya membuat Hendra kembali menurunkan tangannya.
"Temannya Joana apa teman?" goda Listya.
"Hahahaha... Ya gitu deh Tante," balas Hendra.
Joana tidak berani melihat Ayahnya yang terus menatapnya dengan marah. Ingin sekali dia kabur dan tidak bertemu Ayahnya saat ini juga. Joana yakin bila tidak ada Bundanya, saat ini juga Ayahnya akan menyeret dia untuk pulang. Hanya Listya dan Hendra yang bercakap-cakap Joana tidak sedikitpun berani berbicara. Seolah bila dia berbicara sedikit saja akan ada bencana yang terjadi.
"Sepertinya kita ganggu acara anak remaja. Kalian lanjut saja acara kalian. Bunda juga mau kencan dengan Ayah," ujar Listya.
"Apa? Kita..." ucapan Jeremy terpotong karena Listya sudah menariknya dan melambaikan tanggan kepada dua remaja itu.
"Bunda mu menyenangkan ya?" kata Hendra.
"Ya, Bunda selalu membawa keceriaan di keluarga ku yang kaku," Hendra hanya mengangguk dia memang sudah tahu kehidupan keluarga Joana karena Joana sering curhat dengan Hendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
RomanceCinta? Apakah cinta itu? Mengapa aku tidak bisa merasakan yang namanya cinta? Mempunyai Ayah yang otoriter dan membenci keluarga Bundanya, serta adik yang tidak pernah menganggapnya Kakak dan kekasih yang mengkhianati dengan sahabatnya. Apakah pant...