05 : Perpustakaan

605 34 4
                                    

Hai guys!
Ini udah aku rombak, wish you like this than before. Happy reading! :)

"Hai." Lelaki itu menyapa Sherin dengan mengulas senyumnya yang lembut. Sherin merasa uh, gugup.

"H-hai," jawab Sherin dengan senyum cengengesan. Dia mudah sekali gugup.

"Lo suka baca - baca di sini?" tanya Natan sambil sesekali mengganti halaman ensiklopedianya.

"Lumayan sih. Lo ternyata suka baca juga?" tanya Sherin sambil memperhatikan buku yang dibaca oleh Natan. Ensiklopedia. Tata surya.

Keliatan kayak anak pinter.

"Emm ya gitu deh," kata Natan sambil mengangkat bahunya.

"Gue enggak ngira anak basket kayak lo suka baca ginian," kata Sherin terheran. Ia memperhatikan betapa seriusnya ia membaca. Sampai - sampai kerut di dahinya muncul saat ia membaca.

"Iya lah. Gue 'kan cowok yang beda." Natan kembali memulas senyumnya.

"Beda katanya," kata Sherin membercandai Natan. Mereka akhirnya terdiam sejenak.

"Gue boleh minta id LINE lo?"

Mata Sherin mulai terbelalak kaget. Orang yang baru dikenalnya kemarin lewat peristiwa menyebalkan meminta id LINE nya.

"A-apa?" tanya Sherin memastikan bahwa pendengarannya tak salah. Natan tertawa renyah.

"Gue boleh minta id LINE lo?" kata Natan mengulang pertanyaannya sambil tertawa. Sherin sunghuh kikuk. Ia terlihat bodoh di mata dirinya sendiri.

"Boleh." Natan menyodorkan handphonenya kepada Sherin. Lalu Sherin mengetikkan id nya di handphone milik Natan.

"Ini," kata Sherin sambil mengembalikan handphone Natan.

"Udah?" tanya Natan memastikan.

"Udah kok," jawab Sherin seraya mengulas senyum.

"Thanks ya."

Sherin mengangguk sambil mengoles senyuman.

Natan terlihat langsung asyik dengan ponselnya. Buku ensiklopedianya tergeletak begitu saja.

Kerajinan yang sesaat.

Drrrt

Sherin merasakan adanya getaran di saku roknya. Ia melihat Natan. Natan sepertinya terlihat asyik dengan handphonenya. Sherin berpikir pasti bukan dari Natan.

Ia membuka handphonenya.

Dan benar saja.

Natan mengirim pesan pada Anda.

Sherin langsung mendongak melihat Natan. Raut wajahnya seperti terjun dalam dunianya sendiri. Entahlah. Sherin lalu membuka pesan tersebut.

Natan : hei.

Sherin melihat ke arah wajah Natan. Ia tersenyum jahil. Bukan pada Sherin, tetapi kepada handphonenya. Sherin segera mengetikkan jawaban.

Sherin : apaan lo?

Keduanya menahan tawa. Tertawaan mereka terdengar sedikit. Penjaga perpustakaan memberikan tatapan laser ke arah mereka. Mereka langsung diam.

Natan : Seneng 'kan lo bisa chatting sama cogan kek gue

Sherin menahan tawanya lagi. Jangan sampai penjaga perpustakaan menegur mereka lagi.

Sherin : Pede gila! Padahal lo yang sksd duluan

RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang