Gosip

1.7K 36 10
                                    

Hari ini aku ke kantor dengan wajah yang lesu. Bagaimana tidak? Sejak 2 hari yang lalu aku dipaksa menikah dengan 'El' alias Krisna-mantan pacarku-ralat, kami sebetulnya belum putus. Ah, sudahlah. Aku malas mengingatnya.

Tapi sepertinya dikantor, keadaan juga tidak terlalu baik. Eduardo Junot Pradipta alias Edo-masih saja memintaku menjadi istrinya. Apa sih yang ada dikepalanya?? Heran aku!!

Seperti sekarang ini, dia menemuiku. Seenaknya duduk di meja kerjaku. Sambil cengar-cengir dia menggaruk kepalanya. Hei tuan, sejak kapan anda jadi bangsa monkey?? Ish. Geram sendiri aku.

"Ada apa? ha?" tanyaku.

"Ada gosip."

"Sayangnya aku tidak peduli." Jawabku ketus. Dan sekarang kau jadi Mr.Gosip, ha?? batinku.

Dan sekarang kenapa mukanya jadi melow gini sih? Edo itu kenapa sih sebenarnya? Tadi datang cengar-cengir, sekarang jadi seperti orang patah hati. Apa karena sudah belasan kali ku tolak? oh tidak, bahkan sudah puluhan kali ku tolak. Tapi dia tidak terlihat sesedih ini? Kenapa ya dia?

"Gosip tentang kau, Ryn." Akhirnya dia bersuara. Wajahnya sendu.

"Eh?" Ku tatap dia. "Apa maksudmu?"

"Kenapa kau tidak mengatakan sejak awal kalau kau sudah bertunangan?" Dia menunduk. Kemudian menatapku. "Tahu begitu aku tidak mungkin segencar ini mengejarmu dan..."

"Aku tidak bertunangan, dan juga tidak pernah menyuruhmu memintamu mengejarku." Potongku cepat.

"Kau dan Pak Rafael." balasnya.

DUER!!! Yang dimaksud bukan Krisna, kan? Oh, tentu saja bukan. Lagi pula di dunia ini yang namanya Rafael bukan hanya, kan?

"Siapa itu? Aku tidak kenal." Jawabku setenang mungkin. Padahal hatiku was-was.

"Auryn, semua sudah tahu kau akan menikah dengan direktur baru Number One (Nama kantorku dan majalahnya)." Dia menghela nafas.

"Dapunta Krisna Rafael." Katanya lalu pergi meninggalkan aku yang melongo.

***

Jam 4 Sore, akhirnya sebentar lagi aku akan merilekskan tubuhku ini di atas kasurku tercinta.

Dengan penuh semangat aku melangkahkan kakiku. Bergegas menuju pintu keluar. Namun beberapa orang membuatku risih.Menatapku sambil berbisik-bisik. Hei, ada yang salah dengan mukaku? Q membenahi busanaku yang sebenarnya sudah rapi.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku perlahan. Aku menengok ke belakang, kudapati Mbak Niken tersenyum. "Selamat ya..!" katanya sambil memelukku. Sungguh aku bingung. Ada aPa ini?

"Apa mbak?"

"Kau hebat." Kata Mbak Niken sambil mengerlingkan mata. Aneh.

Mbak Niken menunjuk ke arah papan info dengan menggunakan dagunya. Aku mengikuti arah pandangnya. Daaann....

Dapunta Krisna Rafael, aku akan membunuhmu!!!!!!!!!!!

***

Maaf ya kalau geje...

aku lagi eror...

HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang