Chapter 2

872 144 23
                                    

Laura masih terus mengemudi. Sorot matanya menatap tajam ke depan sambil memegang erat stir kemudi. Tidak seperti biasanya, jalan tol yang ramai mendadak sepi malam ini.

Hujan salju terus berjatuhan hingga menutupi sisi kanan dan kiri jalan yang dilaluinya. Udara dingin semakin menusuk tulang rusuknya, namun tidak sedikit pun ia goyah untuk mencari orang tuanya.

Sudah sekian lama waktu berlalu, namun Laura belum juga menemukan titik terang dimana orang tuanya kini berada.

Laura melirik arloji yang terikat di pergelangan tangan kirinya, waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Laura telah mengemudi selama 4 jam tanpa istirahat. Ia terus menjalankan mobilnya, menyusuri jalan sunyi sepi seperti tidak berpenghuni.

Laura memicingkan matanya, pandangannya tiba-tiba menjadi buram. Di ujung jalan sana, kabut tebal mulai menutupi pandangannya.

Laura terus menginjak pedal gas mobilnya menuju kabut tebal yang ia pun tidak tahu darimana asalnya. Tanpa rasa takut, ia pun masuk ke dalam kabut tebal itu.

Tidak lama setelah memasuki kabut, laju mobilnya kian melambat. Sial! Mobilnya kehabisan bensin.

"Apa?! Ugh tidak mungkin!"

Laura memukul stir mobil dan mencengkram rambutnya dengan kesal. Laura menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kemudi, memejamkan matanya sambil mencoba menenangkan dirinya.

Dari dalam mobil, Laura menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Dimana ini?" tanyanya dengan wajah bingung.

Laura melepaskan sabuk pengaman yang membelit tubuhnya. Mendorong pintu mobil hingga ia dapat keluar dari sana.

Ia berjalan beberapa langkah ke depan, memantau sekelilingnya.

"Tolong!" seru Laura.

Tidak ada sahutan. Hanya gema suaranya yang mengiang menembus kabut.

"Ada orang disini?!"

Tetap tidak ada sahutan. Laura pun mulai merasa cemas dan takut.

Laura memutuskan untuk terus melangkah ke depan, menembus kabut tebal itu lebih dalam. Setelah beberapa jauh ia melangkah, Laura menoleh ke belakang melihat mobilnya, berfikir apakah ia harus meninggalkannya di sini.

Laura kembali menoleh ke depan, memutuskan terus melangkah. Perlahan, namun pasti.

"Halo?" Laura mengamati sekitarnya.

Untuk kesekian kalinya, tidak ada yang menyahut panggilannya.

Laura menghela napasnya dengan berat, asap keluar dari mulutnya. Udara dingin malam ini terasa semakin menusuk, disertai salju yang terus berjatuhan menutupi jalanan yang ia pijak.

 Udara dingin malam ini terasa semakin menusuk, disertai salju yang terus berjatuhan menutupi jalanan yang ia pijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampailah dimana ia menjumpai sebuah papan reklame besar di sebelah kiri jalan. Papan reklame itu terlihat sudah tua dan lapuk karena dimakan usia.

GET LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang