Chapter 9

652 122 4
                                    

Suara langkah kaki mereka menemani perjalan panjang yang sunyi ini.

Mereka berdua terlihat kusut dengan bau amis darah menempel di baju mereka.

Laura. Pelupuk matanya mulai memerah, begitu pula pipinya. Menahan dingin yang semakin lama semakin menyiksa. Bibirnya mulai kering dan pecah karena hawa yang terlalu dingin tak seperti musim salju pada umumnya.

Greyson. Satu langkah berjalan di belakang Laura. Dipandanginya gadis berambut cokelat itu, tangannya menggenggam gagang pistol dengan erat. Ia tahu jika gadis itu tengah ketakutan. Atau mungkin, sangat ketakutan.

Namun disisi lain, Greyson bersyukur karena bertemu dengan Laura saat itu.

Pertama. Greyson kini tahu, bahwa ia bukan satu-satunya manusia yang tersesat di kota mati ini.

Dan yang kedua. Ia maupun Laura, tak menghadapi situasi rumit sendirian. Mereka menghadapinya bersama.

Berlari dan bersembunyi, nyaris terbunuh, bertemu sekawanan zombie, serta bertemu makhluk berkepala piramid dengan pedang raksasanya. Ini sungguh mimpi buruk.

Greyson menghela napas lalu menunduk. Berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk. Dan ia akan segera bangun dengan kedua orang tuanya duduk di sebelah kanan dan kirinya di ruang keluarga, tepat di depan perapian. Bercengkrama bersama keluarga besar menyambut hari Natal dan tahun baru.

Greyson tersentak kaget setelah seseorang menepuk bahunya.

"Kau kenapa? Kau tertinggal jauh saat aku berjalan," ucap Laura.

Greyson diam beberapa detik. Selama itu pula Laura terus menatapnya.

Greyson lekas-lekas menggeleng. "Tidak. Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

Laura tersenyum tipis. "Kau tahu? Aku juga ingin pulang Greyson. Aku berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi buruk. Dan aku akan segera bangun dari semua mimpi buruk ini."

Greyson melebarkan matanya. Ia terkejut dalam diam. Laura memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Kita adalah teman Greyson. Kau sudah banyak menolongku. Dan, izinkan aku untuk menolongmu juga," sambung Laura.

Greyson tersenyum. Dalam pikirannya mengatakan, bahwa Laura bukan lagi gadis lemah yang selalu berlidung dibalik punggungnya dan menangis dalam pelukannya.

Greyson memberikan pelukan hangat untuk Laura dan Laura membalasnya. Setelah berpelukan, mereka pun kembali berjalan.

Mereka mengisi perjalanan mereka dengan obrolan ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka mengisi perjalanan mereka dengan obrolan ringan.

Suara burung gagak yang beterbangan memutar di langit tepat di atas mereka. Mereka pun mendongak sesaat, lalu kembali berjalan dengan tawa kecil.

Sampailah mereka di tempat tujuan. Walaupun sebenarnya mereka ragu. Apakah tempat ini adalah tempat yang dimaksud dalam peta.

Di depan mereka hanyalah lahan pemakaman.

GET LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang