empat; angrybaal

11K 1.1K 12
                                    

Jam kosong adalah jam favorit semua siswa di dunia, apalagi kalau jam kosong tersebut seharusnya diisi oleh guru yang membosankan.

Tak terkecuali, favorit (namakamu) dan teman-teman sepermainannya.

"Kantin gak?" ajak Salsha.

(namakamu) berdiri, "Gak. Gue udah punya minum," ujarnya sambil mengangkat minumnya.

"Terus lo mau kemana?" tanya Cassie.

"Mau ngadem." ujarnya sambil keluar kelas. Menuruni dua lantai, lalu berjalan sampai di pojok, memasuki kelas yang bertuliskan, Ruang Teater.

(Namakamu) berjalan ke paling pojok dan belakang, tepat di bawah AC, lalu merebahkan dirinya dan memasang earphonenya.

Baru beberapa menit (namakamu) memainkan ponselnya, terdengar pintu terbuka dengan kencang.

Sialan, kaget gue, batinnya.

"Maksut kamu tuh apa, sih?!" teriak si cewek.

(namakamu) melepas satu earphonenya.

"Kamu selingkuh, kan?!" tuduh si cowok.

Ah tai, bodo deh. Paling lagi latihan.

(namakamu) memasang kembali earphonenya lalu membesarkan suara musiknya.

Namun, suara kursi ditendang membuatnya kesal dan melepas kedua earphonenya. (namakamu) memutuskan untuk menguping meskipun ini bukan urusannya.

"Udah aku bilang, BD sodara aku, Baal!" jerit si cewek.

SAFIRA?!

(namakamu) mengintip keduanya. Iqbaal sedang menarik rambutnya kesal, Safira sedang menatap laki-laki itu dengan tatapan marah.

"Aku cemburu." ujar Iqbaal sambil menatap Safira. "Puas?"

Safira masih emosi. "Kecemburuan kamu itu gak beralasan. Udah aku bilang, BD itu sodara aku!"

"Aku gak perduli, mau si Anjing itu sodara kamu apa bukan. Intinya aku gak suka ngeliat kamu sama cowok kecuali aku." ujar Iqbaal menatap Safira tajam.

Wow.

"Kamu egois!" Safira menghentakkan kakinya kesal lalu keluar dari ruang teater.

Iqbaal menggeram kesal kemudian menendang kursi dengan kencang sampai (namakamu) tersentak.

(namakamu) duduk dan menopang dagunya. "Ternyata jago akting ya lo."

Iqbaal menoleh ke asal suara, lalu memalingkan wajahnya. "Lo nguping, 'kan?"

"Salah lo sendiri, suruh siapa kencengan suara lo daripada suara musik gue?" ujar (namakamu) masih santai.

"Makasih." ujar Iqbaal pelan.

"APA?" (namakamu) membesarkan suaranya.

Iqbaal mendecak sebal. "Makasih."

(namakamu) berjalan kearah cowok pemarah tersebut. "Apa, apa, masih gak kedengeran?"

that messy boy ↪ idr a.uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang