tujuh; the deal

11.7K 1.1K 9
                                    

Iqbaal mengikuti (namakamu) kemanapun gadis itu pergi.

"Ngapain, sih?" tanya (namakamu) kesal.

"Gue mau minta maaf." ujar Iqbaal.

"Minta maaf apa? Emang salah lo apa?!" tanya (namakamu) gemas.

"Gara-gara gue lo jadi diteriakin dan ditampar sama Safira." ujar Iqbaal.

"Iya, guenya juga udah oke. Kejadiannya udah lewat seminggu dan gue udah maafin lo." ujar (namakamu) kesal. "Jangan ikutin gue lagi!"

"Gue cuma mau minta lo jangan diemin gue lagi." ujar Iqbaal pelan, seperti anak kecil ketakutan.

(namakamu) berbalik, menghadap Iqbaal, menatap wajah itu. "Bukannya kita emang selalu gini, ya?" tanya gadis itu, "Gue diem, lo diem, terus saling nggak perduli. Ya, 'kan?"

"Just, don't avoid me!" ujar Iqbaal dengan suara tertahan, "Seminggu ini gue ngerasa lo ngejauh dari gue, (namakamu)."

"Kita udah jauh dari dulu, Iqbaal. Lo tau itu." ujar (namakamu) bingung.

"Jangan lagi." pinta Iqbaal menatap (namakamu).

"Lo kenapa, sih?" tanya (namakamu) berkacak pinggang.

"Jangan jauhin gue lagi, (namakamu). Bolot ya lo?" saut Iqbaal seraya menyipitkan matanya.

"Jauhin gimana, maksutnya, Baal? Gue merasa sikap gue wajar-wajar aja. Gue gak ngejauhin lo, gak ngedeketin lo. Ya, kayak biasa." ujarnya sambil menyatukan alis.

"Jangan kayak biasa." ujar Iqbaal.

"Sumpah, lo sakit ya?" (namakamu) berjinjit untuk mengecek dahi Iqbaal. "Biasa aja."

"Lagian siapa yang bilang gue sakit?" tanya Iqbaal tidak terima.

"Abis daritadi omongan gue lo balik-balik terus, gak jelas." (namakamu) membuang mukanya.

"Kalo gue bilang, gue suka sama lo, lo percaya?" tanya Iqbaal memegang kedua bahu (namakamu).

(namakamu) melotot, hatinya berdegup kencang, "Jangan gila."

**

(namakamu) mengipas-ngipas lehernya dengan buku. Hubungannya dengan Salsha dan Cassie masih belum rujuk. Ketiganya masih perang dingin. Bahkan, (namakamu) keluar dari grup-chat mereka.

"Lo kenapa, (namakamu)?" tanya Steffi bingung.

Iqbaal memasuki kelas, "Oh, i hate him." ujar (namakamu) pelan.

"Kenapa, dia? Tumben mukanya lesu?" ujar Steffi sambil melihat Iqbaal yang melewati meja mereka.

"Mana gue tau." ujar (namakamu).

"Baal, toilet, gak?" ajak Bastian.

"Gak. Lo aja duluan." tolak Iqbaal.

"Lo gak bawa? Gue bawa nih, sebungkus, isep punya gue aja dulu." ujar Bastian.

"Nggak." tolak Iqbaal sambil menenggelamkan wajahnya dimeja.

that messy boy ↪ idr a.uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang