*Jesslyn's POV*
"jessy.. jessy.. wake up.." suara rintihan cherry membangun kan ku, jessy menangis.. apa yang terjadi ?! aku langsung membuka mataku dengan segera
"ada apa cherry ? kenapa kau menangis ? bicara di bawah yuk, nanti harry kebangun.." cherry dan aku turun lalu kami duduk di sofa
"ada apa cherr ? ini masih jam 3 pagi.. ada apa ?"
"im so sorry jess.. aku mendapatkan telefon tadi, ayah mu.. ayah mu meninggal.." aku kaget, badanku langsung melemas, aku menangis.. cherry memeluk ku
"a..apa yang terjadi..?" kataku
"ia terkena serangan jantung jess.."
"aku akan memesan tiket pesawat secepatnya ya.. aku akan cari yang paling cepat" cherry langsung menelefon bandara untuk mencari tiket
dari belakang ada bunyi pintu terbuka, matt keluar dari kamarnya, ia langsung duduk di depan ku "jess, apa yang terjadi ?" aku langsung memeluk matt dengan erat
"my dad.. he's gone.. forever.." matt memeluk ku dengan erat "im so sorry jess.." matt langsung berlari ke cherry dan bilang padanya dia akan ikut pulang bersama kami
aku mengambil handphone ku yang berada di kamar untuk menelfon mom, harry masih tidur, aku memeluknya dan menangis..
badan harry bergerak dia menatapku dan langsung memeluk ku "what is it sweetheart ? why are you crying ?"
"my dad.. my dad.. hes gone.." harry memeluk ku makin erat, dia mencium keningku
"im so sorry.. babe.." tiba tiba cherry datang ke kamar ku
"jess.. aku sudah membooking 3 ticket ke manchester, pesawat berangkat jam 6.. aku akan membereskan pakaian mu.. lebih baik kau istirahat"
aku hanya mengangguk, setelah itu cherry meninggalkan kamar ku
"i'll come with you.." kata harry
"no.. you should stay here in london, kau pasti ada banyak urusan.. i'll be fine"
harry memeluk ku, aku membalas, setelah itu aku berbaring di tempat tidur, berusaha untuk beristirahat begitupun harry, dia memeluk ku dari belakang.. aku masih menangis, aku tidak percaya apa yang baru terjadi, terakhir kali aku bertemu ayah ku adalah saat libur musim panas, beberapa bulan yang lalu, baru beberapa hari yang lalu aku baru saja skype an dengan keluarga ku, tapi ayah ku tidak terlihat sakit.. sekarang aku tidak bisa tidur.. aku berusaha untuk tertidurdan memejamkan mataku, tapi tetap tidak bisa
aku menengok ke samping ku, harry tertidur.. aku memutuskan untuk ke bawah untuk membuat teh, siapa tau itu membantuku untuk tidur
aku turun dan berjalan ke arah dapur, aku membuat teh lalu duduk di sofa, aku mengeluarkan semua rasa sedih ku, udara terasa begitu dingin, jadi aku menyalakan perapian dan duduk di depannya, melihat api yang berkobar cukup menghiburku, aku ingat saat aku membakar marshmallow bersama ayah ku, aku ingat saat aku dan ayah ku menghias pohon natal, dan aku ingat aku ayah dan mom membuat kue untuk natal, sebentar lagi natal dan ayahku tidak akan ada diantara kami.. membayanginya saja sudah cukup membuat ku banjir air mata, bagaimana dengan ibuku ? dia akan sendirian..
aku menaruh teh di sampingku, aku kembali melihat ke api, aku memeluk kaki ku, menghembuskan nafasku dengan kuat, aku mencoba untuk menenangkan diriku sendiri, aku tidak mau menangis di hadapan ibu maupun jasad ayahku, aku tidak mau terlihat terpukul, aku ingin melepaskan ayah ku dengan tenang agar tidak memberatkannya pergi ke surga
"mencoba menenangkan diri ya ?" suara berat dari belakang telingaku, suara berat yang selalu membuatku merasa tenang dan aman.. aku menengok ke sebelah kiriku, wajah harry tepat di hadapan ku, dia menciumku sekilas dan duduk di sebelah ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Nobody (Niall Horan)
FanfictionSiapa yang tahu kalau berpacaran dengan personil dari one direction akan berjalan mudah ? Jesslyn Cathy Anderson contohnya, hidupnya tidak terlalu beruntung, walaupun sebenarnya menjadi pacar idolanya sendiri adalah impian yang jadi kenyataan. awal...