Part 4

1.9K 75 1
                                    

***

Sebulan sudah aku seperti orang depresi, Rena mencoba menghiburku tapi tetap saja tidak berhasil. Suatu hari , dia mengajakku untuk menghadiri pengajian yang bertema pacaran dalam islam di pondok pesantren milik keluarganya. Aku pun mendengarkan ceramah itu dengan cermat. Saat season tanya jawab, aku bertanya kepada ustadz tersebut, Apakah ada seseorang yang tidak bisa hidup tanpa cinta, ustadz?

"Tentu saja tidak, anakku. Semua orang pasti membutuhkan cinta dan kasih sayang untuk semangat dalam hidupnya." Jawab pak ustadz.

"Lalu, bukankah seorang yang berpacaran itu juga sedang jatuh cinta dan mereka berpacaran untuk saling melindungi, menyayangi dan mengasihi ustadz, kenapa harus dilarang?" tanyaku lagi makin penasaran.

"Jadi begini anakku, Pacaran adalah ekspresi cinta yang salah, kenapa? Karena di dalam berpacaran banyak sekali setan-setan yang mencoba menggoda umat muslim untuk melakukan dosa kecil sampai ke dosa yang besar, dosa kecilnya contohnya berbohong, dalam pacaran mustahil jika mereka berdua tidak pernah membohongi satu sama lain dan yang paling parah menyelingkuhi pasangannya, sedangkan dosa besar contohnya yaitu mendekati zina bahkan bezina anakku, dimana setiap orang yang berpacaran pasti tidak menutup kemungkinan ada pegang-pegangan tangan, cium-ciuman dan berzina", Jelas ustadz.

"Lalu bagaimana cara kita menghindari pacaran ustadz, padahal setiap kali seseorang jatuh cinta pasti ada perasaan ingin memiliki?" tanyaku lagi.

"Perasaan cinta itu adalah nafsu anakku, nafsu ini harus bisa kita tahan anakku, sesuai sabda Rasulullah sholallahu 'Alaihi wa salam yaitu barang siapa yang jatuh cinta, lalu dia memelihara kesucian dirinya dan bersabar hingga meninggal dunia, maka dia adalah seorang yang syahid. Jadi setiap kali jatuh cinta tahanlah cinta itu dan berdoalah yang terbaik untuk cinta itu", jelas ustadz lagi.

Mendengar penjelasan tersebut membuatku sadar bahwa selama ini yang kulakukan mengenai ekspresi cinta salah. Untuk itu aku memutuskan tidak berpacaran dan mencoba menahan rasa cintaku kepada seseorang.

"Makasih ya Ren, kamu udah ngajak aku ke pegajian tadi. Rasanya hatiku makin tenang deh."

"Iya sama-sama cantik, oh ya kamu yakin nggak mau pacaran lagi, ?"

"Yakin dong, tapi gimana cara nahannya ya Ren?" tanyaku pada Rena.

" Kamu pernah nggak lihat aku pacaran atau ngomongin soal cowok gitu?" tanya Rena balik.

"Enggak pernah tuh aku lihat kamu pacaran, dan kamu bilang alasannya waktu itu kamu malu dengan hijab syari' yang telah kamu pakai ini, bener gitu kan?" jawabku sambil menebak.

"Tuh kan pinter masih ingat, jadi langkah pertama kalau mau menahan hawa nafsu dari godaan cowok, kamu juga tidak boleh mengumbar auratmu yang menyebabkan cowok itu ingin menggodamu." kata Rena menasehati.

"Ok fix, aku akan mecoba melakukannya, terimakasih ya cantik" kataku sambil memeluk sahabatku ini.

***

Hari pertama memakai hijab, semua orang menatapku dengan penuh heran, tips dari Rena itu sih dicuekin aja. Oke masalah awal berhasil diatasi. Hari kedua dan ketiga anak-anak kampus mulai kepo dengan perubahan aku, tips kedua dari Rena yaitu bilang aja ini perintah Allah sesuai al-Quran surat an-Nur ayat 31. Oke masalah kedua berhasil diatasi juga. Akhirnya aku sudah mulai merasa tenang dan nyaman dengan memakai hijab syari' ini.

Suatu hari aku dan Rena mendatangi pondok pesantren milik keluarga Rena, Saat melihat lihat suasana, terdengar suara lantunan alqur'an yang nyaring dan lembut hingga membuat tubuhku merinding, "Subhanallah, siapa yang mengaji itu ya Ren?" tanyaku penasaran.

"Itu adalah ustadz baru disini, namanya kak Ridwan. Biasanya jam segini dia mengajar ngaji memang. Mending kita kesana ikut ngaji yuk!" ajak Rena.

Kita pun pergi, sesampai disana nafsu ini datang lagi, "Ya tuhan tampan sekali orang ini, sudah tampan pinter ngaji pula. Asstagfirallahalazim, Istighfar, Istighfar aku nggak boleh tergoda." Batinku sambil mengelus dada.

"Amoy, jangan berdiri aja ayo masuk!" kata Rena.

"Oh iya Ren, sebentar lepas sandal ini aku." Jawabku.

"Assalamuailaikum," sapa ustadz tampan itu.

"Walaikumsalam ustadz," jawabku

"Mbak Rena sama temannya mau ikut ngaji?" tanya ustadz tampan itu.

"Iya ustadz kami mau ikut ngaji" jawab Rena.

Kita pun belajar mengaji bersama anak-anak pondok. Sungguh laki-laki ini benar-benar sempurna, apalagi waktu mengajar kelihatan kece parah, hatiku benar-benar meleleh untukknya.

"Ya Tuhan, jika dia memang jodohku, dekatkanlah kami dalan hubungan yang Engkau ridho dan jika tidak, hilangkan lah rasa ini secara perlahan." Doaku pada Allah.


Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang