Chapter 1

34 0 0
                                    

HAPPY READING, GUYS! ;)

Carol terbangun dengan napas terputus-putus. Peluh bercucuran di dahinya, padahal suhu di kamarnya bisa dibilang dingin—bahkan sangat dingin—di malam hari seperti ini.

Itu semua karena mimpinya, ya pasti karena itu. Mimpi aneh yang menghiasi tidurnya malam ini.

Melirik ke arah jam yang tergantung di dindingnya, masih menunjukkan pukul dua malam. Ia beringsut ke samping ranjangnya, mencoba meraih gelas air minum di nakasnya. Diteguknya banyak-banyak air itu dan diletakannya kembali gelasnya ke tempat semula.

Carol segera bergelung ke dalam selimut, mencoba untuk memejamkan matanya kembali agar besok ia tidak bangun terlambat untuk kerja. Ia tidak mau hari pertamanya bekerja kacau, hanya karena mimpi sialan itu. Tidak. Carol tidak akan membiarkan itu terjadi.

***

Tak butuh waktu lama bagi Carol, untuk mempersiapkan dirinya berangkat di hari pertama bekerja. Ia hanya butuh sekitar tiga puluh menit untuk mandi, memakai pakaian dan berdandan. Memang waktu yang singkat untuk seorang gadis seusianya untuk bersiap. Namun, karena Carol memang tidak suka berdandan, jadi ia hanya memakai bedak tipis dan lipstick merah muda, sekedar agar wajahnya tidak terlihat terlalu pucat.

Ia mengambil ponselnya di nakas dan memasukannya ke dalam tas. Carol beranjak ke dapur untuk membuatkan dirinya sendiri sarapan.

Bukan, bukan pancake atau makanan lain yang akan dibuatnya. Ia tidak punya waktu untuk memasak. Jadi, ia hanya memanggang beberapa roti dan mengoleskan selai kacang dan cokelat di atasnya. Simple, namun cukup untuk mengisi tenaganya pagi ini.

Carol segera beranjak menuju halte bus di ujung jalan yang tak jauh dari apartemennya. Ia hanya punya waktu sekitar empat puluh menit lagi untuk sampai di kantornya dengan tepat waktu, atau ia akan menghadap manajer atas keterlambatannya di hari pertama bekerja. Carol tak menginginkan hal itu terjadi.

Hanya dua puluh menit ternyata waktu yang ditempuh dari apartemen Carol ke tempat kerjanya. Ia bernapas lega saat menginjakan kakinya di lobi kantor, sekitar dua puluh menit lebih awal. Setidaknya, ini adalah awal yang baik untuk hari ini. Semoga saja.

Carol bekerja disebuah kantor majalah kecil bernama Girly Mags, sebagai ilustrator. Ia sudah menggeluti dunia ilustrasi, semenjak ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dari yang awalnya hanya senang mencorat-coret kertas, berlanjut mengantarkannya ke sebuah pekerjaan di dunia nyata. Carol sudah tak sabar untuk itu.

Carol melangkah masuk dengan penuh semangat. Wajahnya mendongak dengan bibirnya yang melengkung keatas. Ia berjalan penuh percaya diri.

"Selamat pagi."

Sapanya pada seorang gadis dibalik meja resepsionis. Tak lupa, ia memasang senyum dari telinga ke telinga—saking lebarnya.

"Pagi. Ada yang bisa kubantu, miss?" tanyanya dengan senyuman yang tak kalah lebar dengan milik Carol.

"Caroline Elizabeth Corey, kau bisa memanggilku Carol. Ini hari pertamaku bekerja disini. Kau bisa membantuku untuk menemukan meja kerjaku?"

"Well, tentu."

Carol menunggu dengan sabar saat Anna—begitu yang tertulis di nametagnya—berkutat dengan komputer di hadapannya.

"Kau bagian ilustrasi?" tanya Anna akhirnya.

Carol hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Mejamu ada di lantai 3. Begitu kau sampai disana, kau akan menemukan meja kosong yang memang hanya tersisa untukmu."

Say You're Just A FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang