Chapter 4

626 13 2
                                    

7 Mei 2013. 18.05

Ara POV

Aku melirik jam tanganku untuk kesekian kalinya. Aku mulai bosan. Sudah satu jam aku menunggu disini, tapi tak kulihat batang hidungnya. Jangan-jangan dia bohong lagi, pikirku kesal

“ara!” panggil seorang laki-laki berbadan tinggi besar sambil berlari kearahku, aku menoleh kearahnya

“maaf aku terlambat ngg” katanya sambil melirik jam tangannya “lima menit, ngga apa-apa kan?” tanyanya terengah-engah

“its okay, padahal aku baru mau pulang tadi” candaku

“kamu udah daritadi nunggu disini?” tanyanya curiga

“lumayan dari jam lima” jawabku tak acuh

“oh astaga, aku minta maaf ara, aku ngga tau jadwal kerjamu sampai jam berapa, kupikir kamu selalu pulang pukul enam ”

“kalau aku sedang lembur atau lagi malas mampir ke rumah terlebih dahulu baru aku keluar jam 6, sekalian shalat magrib disini.” balasku cepat

“ooh” gumamnya “ayo ara kita harus cepat pergi dari sini, tadi karena terburu-buru aku parkir  sembarangan di pinggir jalan, kalau terlalu lama aku khawatir mobilku akan diderek petugas ” katanya lagi

Aku mengikutinya dari belakang, apakah tidak apa-apa kalau aku cepat percaya pada orang ini?? Ibuku selalu berpesan padaku agar selalu berhati-hati di ibukota sendirian, jangan mudah percaya pada seseorang yang tidak dikenal. Tapi entah kenapa hasrat untuk mengenal pria didepanku ini mengalahkan logikaku. Apalagi setelah aku melihatnya keluardari ruang operasi tadi. Ternyata dia sangat tampan, sedikit menyesal kenapa aku bisa memanggilnya bapak dulu yah? padahal dilihat dari sudut manapun, mas lucky masih sangat terlihat muda dan tampan. senyumku dalam hati

“silahkan ara” katanya membukakan pintu mobilnya untukku

“terima kasih” jawabku canggung

“kamu kuliah jam berapa ara??” tanyanya begitu kami masuk kedalam mobil

“hari ini aku ngga ada kuliah, dosenku ada urusan keluar kota, jadi jam kuliah kami diganti ke hari senin depan” jelasku padanya

“ooh maaf ara, aku tidak tahu, aku pikir kamu ada kuliah jam 7 ini”, katanya terlihat menyesal “ baiklah, sebagai permohonan maafku bagaimana kalau kamu aku traktir makan, kamu sudah makan?kamu mau makan apa hari ini?” cerocosnya lagi

“ bakmi jawa?” kataku mengangkat alis setengah bertanya padanya

“aku tidak tahu ada yang jual bakmi jawa yang enak didaerah sini, kamu punya rekomendasi?”

“mas lurus aja, nanti ketemu perempatan belok kanan, lurus lagi terus belok kiri, didaerah situ ada yang jual bakmi jawa lumayan enak” kataku menjelaskan arah warung bakmi jawa langgananku

“oke”

Warung  bakmi jawa ini sangat ramai. Rasanya yang enak dan harganya yang pas dikantong semakin membuat bakmi ini tidak pernah sepi pembeli.

“wow” katanya takjub

Aku menoleh ke pria tinggi disebelahku

“ramai sekali ya ara, pasti ini enak” gumamnya lagi

Aku tesenyum dan menggangguk menanggapinya

Karena sangat ramai, Kami bahkan tidak menemukan tempat duduk didalam warung tersebut sehingga terpaksa kami memakan bakmi itu didalam mobil

Sambil menunggu pesanan kami,  mas lucky bertanya, “aku rasa kamu banyak pertanyaan tentangku, apa yang kamu hendak tanyakan” wajahnya terlihat sangat serius.

love you i doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang