Chapter 11

773 70 1
                                    

Jangan lupa untuk vote dan comment nya readers:-) dan makasih buat yang udah baca cerita absurd ini.

Jadi, setelah apa yang dibicarakan oleh bunda Brace tentang Justin sebelum kecelakaan sudah menimbulkan beban tersendiri bagiku. Hanya sesal yang ada, jika kecelakaan beberapa bulan lalu di depan kedai es krim benar-benar Justin korbannya.

Dan sesuai Brian bilang kemarin di dalam pesawat bahwa Justin mengundang kami makan malam. Di saat aku dan Brian masuk ke dalam private room yang di pesan Justin, aku setengah tak percaya melihat Justin dan Chloe berciuman di dalam. Badanku langsung terbujur kaku dan seketika darahku mendidih. Mereka menghentikan aktivitas menjijikan itu, dan terkejut melihat aku dan Brian tepat di belakang mereka.

"Well, apa kalian tidak bisa melakukan itu di rumah? Hampir saja aku memilih pulang daripada menonton kalian" ejek Brian.

Tampak jelas bahwa Chloe tersipu malu sedangkan Justin malah tertawa sedikit mendengar ejekan Brian lalu berdiri menghampiri Brian dan memeluknya layaknya seorang pria "Maafkan aku, ini tidak akan terulang kembali di depan mata-mu lagi"

Aku terdiam, apa kalian akan lebih dari melakukan ini di belakang ku dan Brian? Sungguh ini menyakitkan.

Justin mempersilahkan kami duduk. Aku berada tepat di depan Justin dan Brian di depan Chloe. Jujur saja aku sedikit terkejut saat melihat Justin bersama Chloe. Aku pikir Chloe di Jepang. Apa sekarang dia dan Justin tinggal satu rumah?

"Bagaimana kabarmu, Jess?" aku terhenyak mendengar bahwa Chloe-lah yang menanyakan kabarku setelah sekian lama.

"A-aku...baik, bagaimana denganmu?" ucapku ragu. Mata Chloe menatapku intens, seperti ada sedikit kerinduan mungkin. Yah, aku juga merindukanmu Chloe.

"Ya, seperti yang kau lihat. Aku baik juga" entah ini benar atau tidak, aku merasa suara Chloe sedikit berbeda dari yang pertama. Ia bahkan memalingkan wajah lalu minum air putih di depannya.

"Bagaimana dengan pernikahanmu? Kapan akan berlangsung"

"Akan diperkirakan 6 bulan lagi"

"Mungkin aku adik durhaka yang tidak mengetahui kakaknya akan menikah sebentar lagi jadi, maafkan aku dan selamat untuk penikahanmu" aku tertawa kecil tanpa sadar.

Tangan Brian mengelus punggung tanganku menenangkan. Aku tidak sampai berpikir akan berkata seperti itu. Tapi inilah perasaan sebenarnya yang kurasakan. Jika saja tidak ada Brian dan Justin, aku telah menampar Chloe berkali-kali. Aku ingin marah tapi sudah jelas bukan hak-ku.

Diam adalah pilihan terbaik.

"Aku tid--"

"Ini salahku"suara bariton Justin menginterupsi ucapan Chloe. "Aku memaksa Chloe untuk segera melangsungkan pertunangan dan tidak untuk mengatakan kepadamu karena ini adalah kejutan untukmu karena ulang tahunmu yang sebentar lagi, tapi ternyata kau sudah datang melihat pertunangan kami bersama Brian"

Kepalaku terasa pening mencerna per kalimat yang dikatakan Justin. Dia bahkan tidak mengenalku saat kita bertemu di Jepang waktu lalu. Alasannya begitu sangat jelas mengada-ada.  Ya memang benar ulang tahunku sebentar lagi, tapi sebuah kejutan untukku? Yang benar saja!

Past or Future (Justin Bieber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang