Witer city

195 15 2
                                    

DRRREEEEETTTT!!!! DDREEETTT!!!! Suara itu membuat semua orang bangun termasuk aku, itu suara alarm kota dan sialnya rumahku cukup dekat dengan alarm itu, entah mengapa mereka membuat suara alarm itu begitu keras padahal kota ini begitu kecil.

"AZURAAAA" teriak ibuku yang suaranya hampir menyamai suara alarm kota. Dengan cepat aku menuruni tangga dan segera ke bawah.

Dibawah sudah tersaji bubur putih, dengan sayur merah, apa ? kau tidak tahu bubur putih dan sayur merah ?
Oke, biar kujelaskan.

Bubur putih itu makanan pokok di zaman ini, karena kau tahu semua padi sudah lama punah dikarenakan asap beracun, bubur putih dibuat dari buah besar berwarna putih yang rasanya hambar, buah ini direbus sampai lembek baru ditumbuk sampai jadi bubur.

Sedangkan sayur merah adalah sayur dengan bentuk daun lebar dan panjang, warnanya merah dan biasanya dimasak dengan cara dirobek kemudian di rebus.

Yahh, walau aku bosan dengan makanan ini, tapi bagaimanapun juga setidaknya aku bisa makan, lagipula makanan sekarang tidak banyak ragamnya, hanya ada 5 jenis tumbuhan yang masih bertahan di zaman ini, walau terkadang ada yang menjual buah dan sayur jaman dulu yang tentunya harganya sangat mahal.

Aku menghabiskan makananku dengan cepat, entah karna enak atau lapar. Aku segera memakai maskerku dan bersiap ke sekolah.

Yeah, aku beruntung. Dikotaku asap beracun itu tidak tebal jadi orang-orang disini termasuk aku bisa memakai masker hanya 1 lapis, mungkin karna disini banyak yang menanam "Plafood" (jenis tumbuhan di zaman ini yang hidup dengan cara menghisap asap) jadi asapnya tidak terlalu tebal.

Sekitar 7 menit kemudian aku sampai ke sekolah, aku duduk di paling depan, yeah posisi terbaik di sekolah.
Hari ini aku sangat bersemangat karena hari ini waktunya pelajaran sejarah cerah dan merawat alam.

Sejarah alam itu pelajaran sejarah yang baik di masa lalu, seperti membahas taman, pertanian, intinya membahas hal positif di masa lalu.

Sedangkan merawat alam itu pelajaran tentang cara merawat alam, ini adalah pelajaran kesukaanku.

"Dulu langit masih bisa terlihat, warnanya biru terang, saat sore warnanya berubah menjadi jingga, lalu saat malam berubah menjadi biru malam dan dipenuhi bintang" cerita bu elis.

Aku jadi ingin melihatnya, langit sekarang sudah penuh asap, warnanya hanya kelabu dan sangat tak enak dipandang.

"Bu, saya minta izin ke belakang" kataku mengangkat tangan.

"Iya, silahkan" bu elis meberita tanda izin.

Aku keluar ruangan dan meninggalkan sekolah. Yapp, aku membolos karna entahlah, aku sedang tidak mood untuk belajar walau hari ini pelajaran kesukaanku.

Ingin sebenarnya aku keluar kota tapi yahh aku tak tahu caranya, kota dilapisi dengan kaca dengan tebal 0.3 m dengan bentuk bola jadi kota kami terlihat seperti snowball.

Aku sudah 18 tahun, seharusnya aku sudah pergi ke luar kota, berpesta, mengalahkan monster. Oke, baiklah aku memang terlalu banyak membaca buku fiksi.

Aku berjalan-jalan di kotaku, hanya terlihat rumah terbuat dari kayu dan sebagian lagi dari tembok semen tanpa warna, walau namanya kota tapi lebih terlihat seperti desa.

Di ujung kota terdapat kebun yang sangat besar, kebun dan kita dibatasi dengan kaca setebal 0,4 m. Dikarenakan dalam kebun harus ada asap jadi dibuat batasan, saat panen biasanya lubang kecil di kaca kebun ditutup lalu dibiarkan sampai asap habis atau tipis dihisap tanaman.

Jika dilihat dari atas kota kami terlihat seperti lingkaran dengan sebuah pembatas antara kebun dan kota.

Kraaakk!!

"Zuraaa" panggil seorang perempuan dengan rambut hitam sebahu, mika namanya.

Kuhampiri dirinya, "apa ?" Tanya ku datar. "5 menit lagi akan ada pengumuman di balai kota, ayo kita kesana" ajaknya.

"Kau duluan saja" ucapku pelan. Mika langsung berlari ke balai kota. Ughh, itu sebabnya aku menyuruhnya ke balai kota lebih dulu.

Kraaaakk!!!

"Hari ini Morgo akan datang" kata ketua kota dengan singkat.

Morgo adalah sebuah komunitas penyedia besi, logam, pasir, bahan-bahan bangunan yang bayarannya adalah hasil panen kami. Morgo bepergian dari kota ke kota lain jadi mungkin hanya setahun sekali mereka ke kota kami.

Kebanyakan dari morgo itu "smake" dan sebagian lagi orang-orang yang memakai masker tebal dengan ventilasi udara(?) yang menutupi hidung dan mulut mereka.

Smake adalah orang-orang yang beruntung, mereka kebal asap. Jadi walaupun asap ini dapat membunuh manusia biasa tapi bagi smake asap ini tidak ada bedanya dengan udara bersih.

17:30 Pm

Morgo datang melewati pintu kaca. Ughh, bisa kau bayangkan ketika asap itu dengan cepat masuk ke dalam kota.

Setelah semua anggota morgo masuk gerbang kaca langsung ditutup dan kemudian asap yang masuk ke kota tadi langsung dihisap memakai penyedot asap.

Seandainya ada lebih banyak penyedot asap pasti kota kami hanya ada udara bersih, tapi yaaa semua penyedot debu sudah menghilang dan hanya tersisa sedikit, kota kami hanya punya satu jadi tentu tidak akan bisa menyedot semua asap di kota.

Aku rasa jika semua kota dan komunitas mau bekerja sama mereka dapat membuat penyedot asap yang banyak atau membuat kipas angin raksasa lalu menerbangkan semua asap itu menjauh dari bumi. Tapi sepertinya percuma jika lubang-lubang tanah itu tidak ditutup, asap akan keluar lagi dan pada akhirnya memenuhi bumi lagi.

Morgo saat ini berjumlah 57 orang. 42 orang smake dan 15 orang lagi pemakai masker.

Kota kami dapat menampung mereka semua. Kota kami punya 103 rumah dengan penduduk berjumlah 81.

21:47 pm

Kraaaak!!!

Kami sedang berpesta di balai kota. Banyak makanan dan minuman menghiasi meja. Aku mencari pacarku atau lebih tepatnya calon pacarku*kyaa.

Triza namanya dari morgo. Dia tinggi , tampan, manis, dengan rambut coklat terang, baik, perhatian, humoris, tidak pemarah dan tidak egois*ughhh nyaris sempurna.

Kraaaak!!!

Kraaaaakkk!!!

Kkrraaakkk!!!

"Apa itu ?" Batinku. Suara nya seperti ada yang retak. Kulihat keatas dan ASTAGA ADA SEBUAH RETAKAN.

-ADA SEBUAH RETAKAN-
#AdaSebuahRetakan

Oke, abaikan itu, sekarang aku harus memperingati mereka semua.

"SEMUANYAAA, ADA RETAKAN DI KACA" Teriakku penuh penghayatan*lho?

"Hahahahaha" tawa mereka. Tunggu, tawa mereka ? Mereka tertawa ? Apa aku barusan melawak ? Mereka pikir itu lucu ? Mereka pikir aku lucu ? Oke aku tahu aku memang lucu, imut, manis, cantik dan rendah hati.

Ahh ini bukan saatnya mengatakan fakta tentang aku. "Aku seriuuus, lihat ke atas" tunjukku kearah sebuah retakan di kaca.

Mereka melihat, mereka terdiam, mereka lelah, mereka tercengang dan saat mereka mengamati retakan itu tiba-tiba retakan itu membesar*wow

Asap mulai masuk, kami semua berkata "asap jangan masuk" sebanyak 3x namun tidak berhasil.

Dan kemudian pandanganku mulai gelap. Tidak, ini bukan mati listrik, ini aku yang sedang pingsan karna terhirup asap.

Apa aku akan mati ?

2064Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang